Liputan6.com, Jakarta Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Erman Aminullah menyampaikan, inovasi teknologi yang dihadirkan oleh produk alternatif seperti rokok elektrik dapat menjadi solusi untuk mengurangi angka perokok di Indonesia. Hal ini mendorong perokok berhenti merokok.
“Pengembangan teknologi yang terdapat dalam produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik bisa mengeliminasi tar sebagai senyawa paling berbahaya pada rokok. Risiko kesehatannya (dari rokok) menjadi jauh lebih rendah” ungkap Erman, yang juga sebagai Penasihat Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO) dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Selasa (21/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Inovasi ini dapat berpotensi mengubah pola kecenderungan konsumsi, yakni dari produk tembakau konvensional ke produk alternatif yang jauh lebih rendah risiko. Rokok elektrik termasuk metode yang diperkenalkan para praktisi kesehatan dengan pendekatan harm reduction, yang menggunakan produk alternatif.
Produk-produk alternatif ini mengeliminasi senyawa-senyawa berbahaya yang terkandung dalam rokok tembakau konvensional. Namun, pada saat bersamaan juga memberikan pengalaman berbeda, yang mana para perokok pun jadi lebih mudah meninggalkan kebiasaan buruknya secara perlahan.
Bukti rokok elektrik dapat membuat berhenti merokok diteliti berbagai ilmuwan. Salah satu penelitian terbaru menyimpulkan, rokok elektrik hampir dua kali lebih efektif dalam membantu perokok berhenti merokok. Jurnal ini dipublikasikan New England Journal of Medicine pada Januari 2019 lalu.
Simak video menarik berikut ini:
Kurangi dampak buruk kesehatan
Ada juga temuan dari studi peer-review yang dilakukan oleh Centre for Substance Use Research (CSUR).
Bahwa total rokok yang dikonsumsi oleh peserta penelitian mengalami penurunan sebanyak 73 persen dalam jangka waktu tiga bulan setelah mereka mulai menggunakan rokok elektrik, menurut jurnal yang dipublikasikan dalam Journal of Pulmonary and Respiratory Medicine pada Februari 2019.
Studi lain yang juga meneliti efektivitas rokok elektrik telah ditinjau oleh Harvard Health Publishing pada Februari 2019.
Studi tersebut menunjukkan, rokok elektrik bisa jadi tidak hanya dapat membantu perokok berhenti, tetapi juga secara signifikan mengurangi dampak buruk kesehatan dari tembakau misal batuk dan dahak.
Sayangnya, penerimaan rokok elektrik di Indonesia masih menghadapi tantangan.
“Layaknya inovasi teknologi lainnya, penerimaan publik terhadap inovasi ini (rokok elektrik) masih menghadapi banyak tantangan. Apalagi kebiasaan masyarakat dengan konsumsi tembakau konvensional dan tidak memahami perbedaan antara rokok konvensional dengan produk alternatif,” jelas Eman.
Advertisement
Terapi Penggantian Nikotin
Sebelum rokok eletrik dikenal secara luas, salah satu metode berhenti merokok yang paling umum digunakan adalah Terapi Penggantian Nikotin (Nicotine Replacement Therapy, NRT). Metode ini menggunakan alat bantu seperti permen karet nikotin, patches (nikotin tempel), dan inhaler (alat penghirup nikotin).
Alat tersebut untuk menggantikan konsumsi nikotin yang berasal dari rokok tembakau. Metode ini resmi diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu obat-obatan esensial atau Essential Medicines yang akan membantu upaya berhenti merokok.
Praktik terapinya sendiri diadopsi oleh klinik-klinik berhenti merokok di Indonesia.