Liputan6.com, Korea Selatan Polusi udara di Korea Selatan makin memburuk. Kondisi tersebut tidak hanya mendorong masyarakat menggunakan masker. Anjing peliharaan ikut dipakaikan masker oleh para pemiliknya.
Pemilik anjing shiba, Choi Yoo-jin merasa cemas saat dirinya sendiri yang mengggunakan masker, sedangkan anjing peliharaannya tidak bermasker.
Advertisement
Baca Juga
"Aku cemas kalau hanya sendiri saja yang pakai masker. sementara anjingku tidak pakai masker. Aku menemukan studi (penelitian), kalau anjing juga perlu masker sebagai perlindungan (polusi udara)," kata Yoo-jin dalam tayangan video BBC, Selasa (11/6/2019).
Beberapa pemilik hewan peliharaan di Korsel mulai memakaikan masker kepada anjing mereka. Hal ini untuk melindungi anjing dari paparan polusi udara.
"Jika aku ingin berjalan-jalan dengan anjing ya tidak bisa (karena tidak pakai masker), tapi aku juga tidak bisa membiarkan anjingku diam di rumah saja. Jadi, aku memakaikan masker anjing padanya," ucap pemilik anjing pudel, Yeon Won-gyung.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Hirup Partikel Polusi Udara
Dokter hewan Na Eung-sik menyampaikan, anjing peliharaan sangat rentan dalam menghadapi polusi udara dibandingkan manusia. Saluran pernapasan hewan peliharaan lebih banyak terpapar polusi.
"Sejak hewan peliharaan keluar rumah dan bersentuhan dengan tanah, mereka lebih banyak menghirup udara yang kotor dan berbahaya yang ada di tanah. Anjing juga memiliki bulu. Ketika mereka keluar rumah, partikel polusi udara bisa menempel di bulu," ujar Na.
Dari bulu tersebut bisa masuk ke saluran pernapasan hewan saat mereka bernapas. Menurut Na, masker anjing termasuk pilihan terbaik tapi keefektifannya masih terus diselidiki.
"Dengan adanya masker anjing, aku harap mereka (anjing) lebih produktif, sehat, dan nyaman bermain keluar," ujar Yoo-jin.
Advertisement
Kualitas udara buruk
Korea Selatan termasuk salah satu negara yang punya kualitas udara terburuk, menurut Economic Co-operation and Development. Kini, Korsel masuk dalam daftar 20 negara dengan penghasil emisi karbon.
Satu penilaian baru-baru ini menempatkan Korsel sebagai penghasil emisi karbon terbesar ke-9 di dunia, yang didorong penggunaan bahan bakar fosil dan gas yang membara di banyak pabrik industri, dilansir dari World Politics Review.
Seiring emisi karbon, Korsel berupaya keras menjadikan lingkungan negara dalam tata kelola iklim yang baik. Kota Incheon, di sebelah Seoul kini menjadi tuan rumah Dana Iklim Hijau, sebuah kendaraan pembiayaan internasional yang dibuat kurang dari satu dekade lalu untuk berinvestasi dalam aksi iklim cerdas di negara-negara berkembang.
Selain itu, mendorong sektor swasta untuk melihat peluang investasi dalam energi bersih.