Liputan6.com, Jakarta - Sebelum mengembuskan napas terakhir, Djaduk Ferianto mengeluhkan kesemutan di tubuhnya. Kesemutan yang dialami ditambah rasa nyeri dada. Sesak napas pun mendera almarhum yang meninggal hari ini, Rabu (13/11/2019) pukul 02.30 Wib.
Advertisement
Selang beberapa lama, Djaduk Ferianto yang termasuk seniman ternama Tanah Air ini tidak bernyawa. Kabar kematian Djaduk pun diduga karena serangan jantung. Lantas apakah kesemutan termasuk tanda serangan jantung?
"Ya, saya sudah membaca berita seniman Djaduk Ferianto yang meninggal. Kesemutan yang dialami sebelum almarhum mengembuskan napas sebenarnya bukan gejala khas dari serangan jantung," jelas dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Doni Firman saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Rabu (13/11/2019).
"Gejala khas serangan jantung, biasanya nyeri dada hebat, badan terasa tertekan, dan keringat dingin."
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Kemungkinan Ada Penyebab Lain
Menurut Doni, kesemutan yang terjadi pada Djaduk Ferianto kemungkinan ada penyebab lain. Apakah almarhum punya keluhan lain.
Kesemutan sendiri sering dikaitkan dengan gangguan saraf, misal saraf terjepit.
"Tanda kesemutan itu enggak begitu khas untuk serangan jantung. Apalagi kita enggak tahu juga kondisi sebenarnya bagaimana (penyakit, keluhan yang dialami almarhum)," Doni menerangkan.
Di sisi lain, serangan jantung sulit diprediksi kapan terjadi pada seseorang yang punya riwayat diabetes.
"Pada orang yang diabetes, gejala serangan jantung berupa nyeri dada sulit diprediksi. Ini karena pembuluh-pembuluh darahnya sudah rusak," tambah Doni yang saat ini berpraktik di Hospital Mayapada, Jakarta Selatan.
Advertisement