Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Pria yang Sering Bercinta Lebih Bahagia, Apa Iya?

Seseorang yang tidak melakukan hubungan seks sama sekali di tahun sebelumnya berbeda dengan orang yang bercinta 2-3 kali per bulan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Des 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2019, 23:00 WIB
Seks Pria (iStockphoto)
Ilustrasi seks pria (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Berbagai penelitian menemukan hubungan antara seks dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat. Rutin bercinta juga terbukti dalam berbagai studi bisa menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko serangan jantung, meningkatkan kualitas tidur, hingga mengurangi kecemasan dan depresi.

Satu lagi, rutin berjhubungan seks memang bisa memengaruhi kebahagiaan seseorang. Pria yang tidak melakukan hubungan seks memiliki tingkat kebahagiaan lebih rendah dibandingkan yang bercinta 2-3 kali per bulan.

"Sebanyak 33 persen melaporkan tingkat kebahagiaan yang tinggi," tulis Tim Wadsworth, seorang sosiolog di University of Colorado Boulder, dikutip dari Medical Xpress, Senin (2/12/2019).

Pria dan pasangannya yang bercinta sekali seminggu sebanyak 44 persen melaporkan tingkat kebahagiaan yang tinggi. Apalagi bercinta 2-3 kali per minggu, sebanyak 55 persen juga melaporkan bahagia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga video menarik berikut


Jumlah Seks Bisa Kurangi Kebahagiaan

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Penelitian yang dilakukan Tim juga menemukan bahwa jumlah seks memengaruhi kebahagiaan.

"Ada peningkatan menyeluruh dalam hal kesejahteraan lebih sering terkait dengan melakukan hubungan seks. Melakukan lebih banyak seks membuat kita bahagia," kata Tim.

Namun, George Leowenstein, ekonom di Carnegie Mellon University, Amerika Serikat dan rekan-rekannya menemukan dampak negatif ketika berhubungan seks terlalu sering. 

"Bertolak belakang dengan apa yang orang harapkan. Kami mengamati dampak negatif dari mendorong orang untuk melakukan lebih banyak seks terhadap suasana hati," tulis Leowenstein dalam penelitiannya.

"Dengan kata lain, meningkatkan jumlah seks sebenarnya bisa mengurangi kebahagiaan, hasrat, dan kenikmatan bercinta."

 


Bukan Soal Frekuensi tapi Kualitas

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Leowenstein pernah melakukan penelitian terhadap dua kelompok pasangan heteroseksual yang sudah menikah. Satu kelompok diminta untuk memperbanyak frekuensi seks mereka sementara yang lain tidak mendapatkan instruksi apapun. 

Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan. Kedua kelompok mendapat survei sebelum, selama, dan setelah penelitian.

"Dari temuan itu berhentilah mencemaskan kuantitas, lupakan tentang seberapa banyak seks. Mulailah berfokus pada kualitas. Hal itu lebih memengaruhi kebahagiaan," Leowenstein menerangkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya