Kasus Corona di Eropa, Spanyol dan Italia Catat Angka Kematian COVID-19 Terendah

Spanyol, Italia, dan Britania Raya mencatat kasus kematian terkait COVID-19 lebih rendah dibandingkan beberapa waktu sebelumnya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Mei 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2020, 18:00 WIB
Suasana Kota Barcelona Setelah Spanyol Berlakukan Lockdown
Warga berjalan di sepanjang La Ramblas, Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Pemerintah Spanyol memberlakukan lockdown setelah negara berpenduduk 47 juta jiwa itu terdampak virus corona COVID-19 paling parah kedua di Eropa setelah Italia. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Liputan6.com, Jakarta Spanyol dan Italia beberapa waktu lalu mencatat angka kematian terendah terkait COVID-19 dalam waktu dua bulan semenjak kedua negara Eropa tersebut terdampak virus corona.

Euronews melaporkan, dikutip Senin (18/5/2020), Spanyol pertama kalinya melaporkan kurang dari 100 kasus kematian terkait COVID-19 dalam sehari sejak pertengahan Maret.

Spanyol mencatat pada hari Minggu waktu setempat, terdapat 87 kasus kematian dalam 24 jam. Sementara Italia melaporkan kasus meninggal dunia terkait COVID-19 mencapai 145 sejak mengumumkan lockdown.

"Ini adalah berita baik, bahkan ketika selalu berat saat berbicara mengenai kematian akibat penyakit ini," kata Fernando Simon, kepala koordinasi darurat kesehatan Spanyol.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Italia akan Buka Kembali Kegiatan Komersial

Merawat Dunia Agar Sehat di Tengah Pandemi
Seorang perawat mengenakan alat pelindung diri (APD) sebelum (12/4/2020). Hari Perawat Internasional diperingati di seluruh dunia pada 12 Mei atau bertepatan dengan hari lahir Florence Nightingale. (Xinhua/Alberto Lingria)memasuki ruang perawatan COVID-19 di Rumah Sakit Santo Spirito, Roma, Italia

Meskipun Spanyol juga mengurangi pembatasan terkait COVID-19, namun Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan bahwa pemerintah akan memperpanjang keadaan darurat untuk satu bulan lagi.

Sementara itu, Italia juga akan untuk membuka kembali beberapa kegiatan komersial seperti restoran dan pertokoan pada Senin waktu setempat. Dikutip dari Channel News Asia, pemerintah setempat juga telah memperhitungkan dan mengambil risiko agar negara itu bisa bangkit kembali.

Pemerintah Italia menyatakan bahwa bisnis akan diizinkan secara bertahap dengan melakukan protokol sanitasi yang ketat dengan menjaga jarak antar orang paling tidak satu meter.

The Guardian juga melaporkan bahwa angka kematian terkait COVID-19 di Britania Raya juga cukup rendah apabila dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pada Minggu waktu setempat, jumlah meninggal dunia karena terinfeksi virus corona tercatat 170 kasus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya