Pasien COVID-19 Sembuh di Jabar Capai 242 Orang

Hingga Jumat kemarin, tidak ada pasien positif COVID-19 di Jawa Barat yang meninggal.

oleh Arie Nugraha diperbarui 16 Mei 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2020, 20:00 WIB
Pemeriksaan sampel Covid-19
Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jabar dengan Biosafety Level 2 (BSL-2) ditunjuk menjadi salah satu laboratorium pemeriksa sampel terduga COVID-19 di Jabar. (sumber foto : Humas Pemprov Jabar)

Liputan6.com, Bandung Kepala Divisi Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Provinsi Jawa Barat, Hermansyah, melaporkan jumlah pasien sembuh saat ini 242 orang. 

Hermansyah berharap jumlah pasien yang meninggal tidak bertambah lagi. Saat ini data yang dimiliki oleh Pemerintah Jawa Barat untuk pasien yang meninggal sebanyak 99 orang.

"Untuk orang dalam pemantauan (ODP) kini berjumlah 44.839 orang. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 7.165 orang. Dan mereka tentunya akan terus dimonitor oleh petugas," kata Hermansyah dalam keterangan resmiya ditulis Bandung, Sabtu, 16 Mei 2020.

Hermansyah mengaku bahwa pola penthaheks yang telah dirintis terus memberikan dampak positif. Semisal, Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada Kamis lalu (14/05/2020) memperkenalkan dua alat test COVID-19 karya peneliti Universitas Padjadjaran dan Institut Teknologi Bandung. Kedua alat tersebut yakni Rapid Test 2.0, dan Surface Placement Resonance (SPR).

Rapid Test 2.0 menurut Hermansyah, berbeda dengan RDT. Pada penemuan baru ini sampel yang diambil adalah lendir dahak dari tenggorokan hidung. Ini berbeda dengan RDT yang mengambil sampel darah. Adapun akurasi Rapid Test 2.0 disebut mencapai 80 persen.

"Kemudian harganya pun lebih murah, sekitar Rp120 ribuan. Dibandingkan RDT sekitar Rp300 ribuan," kata Hermansyah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Alat tes portabel

Sementara SPR atau semacam alat PCR bersifat portabel sehingga mudah dibawa kemana- mana. Dengan inovasi baru, uji klinis tidak perlu dilakukan di dalam labolatorium tapi bisa dilakukan di titik yang ditarget seperti pasar dan terminal.

Hermansyah berharap alat yang ditemukan oleh Unpad dan ITB, dapat segera bisa digunakan. Alat baru dari Unpad dan ITB menambah inovasi sebelumnya yang dibuat PT Biofarma, PT Pindad, dan PT DI.

“Semua alat ini diharapkan dapat memenuhi target tes di Jawa Barat sebanyak 300 ribu orang, atau 0,6 persen dari jumlah populasi di Jawa Barat," harap Hermansyah

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya