Liputan6.com, Padang Antisipasi terjadinya klaster COVID-19 akibat banjir di Sumatera Barat menjadi salah satu hal yang turut diperhatikan. Apalagi beberapa wilayah di Sumatera Barat, seperti Padang dan Kabupaten Limapuluh Kota diterjang banjir beberapa hari lalu.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatera Barat Pom Harry Satria menyampaikan, gambaran kondisi terkini di Sumatera Barat yang juga diterpa hujan.
Advertisement
"Alhamdulillah, Sumatera Barat masih dalam kondisi terkendali menghadapi banjir. Di sini belum belum menghadapi dampak banjir sampai ke tingkat pengungsian. Masyarakat sampai mengungsi. Itu belum ya," ujar Pom saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Senin (14/9/2020).
"Kondisi sekarang begitu di Sumatera Barat dalam sepekan terakhir musim hujan ini. Tapi kondisi akan berubah seiring dengan cuaca tetap berlanjut hujannya (berpotensi banjir dan masyarakat mengungsi)."
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Prinsip Penampungan yang Baik
Pom menyebut, tantangan terbesar jika terjadi banjir akan berdampak pada pengungsian dan evakuasi warga.
"Nah, penampungan perlu disiasati dan disikapi untuk tidak menjadi klaster baru COVID-19. Tentunya, dengan prinsipi penampungan yang terstandar baik dan tetap menjaga pelaksanaan protokol kesehatan," terangnya.
"Ventilasi di penampungan pengungsian juga cukup dan bantuan yang memadai juga disediakan bagi masyarakat yang terdampak banjir. Harapan kami, upaya ini disiasati dan disikapi lebih awal, sehingga antisipasi tempat penampungan dan evakuasi banjir sudah siap dengan protokol kesehatan."
Langkah antisipasi pun melihat adanya risiko terbesar pada saat banjir dan tingkat kesehatan masyarakat terdampak banjir akan menurun. Daya imunitas yang menurun akan meningkatkan potensi terpapar COVID-19.
Advertisement
Perubahan Perilaku Masyarakat
Di sisi lain, ada langkah terpenting yang disoroti IDI Sumatera Barat. Dukungan partisipasi masyarakat untuk pencegahan COVID-19 sangat dibutuhkan.
"Sekarang ini yang penting adalah dukungan partisipasi perubahan perilaku. Kami memandang perubahan perilaku yang bisa tertib protokol kesehatan dengan baik, yakni 3M (pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun," Pom menerangkan.
"Kondisi lain yang kami harapkan dari masyarakat adalah perubahan perilaku yang berkaitan dengan keterbukaan, khususnya keterbukaan informasi. Sederhana saja, apakah masyarakat sudah melakukan 3M dengan baik."