Liputan6.com, Jakarta Memiliki riwayat diabetes tak menjadikan Elisa Mojowarni, anggota lansia online mudah menyerah dengan kesehatannya. Buktinya, di usia 60 tahun, wanita asal Klaten ini tetap mampu mengendalikan gula darah dengan menjaga pola makan dan rutin olahraga berenang atau naik sepeda.
Elisa bercerita bagaimana ia memiliki riwayat turunan diabetes dari ayahnya. Ia pertama tahu mengalami diabetes pada 2002.
Baca Juga
"Waktu November 2002, saya sering sekali buang air kecil, kaki saya juga sering sekali kesemutan," katanya, saat live webinar Fakta dan Mitos Seputar Diabetes di laman YouTube Geriatritv, ditulis Senin (16/11/2020).
Advertisement
Saat itu, kata Elisa, ia diperiksa oleh dokter dengan Gula darah sewaktu (GDS) sekitar 200. Namun kini gula darahnya sudah sekitar 150.
Bu Elisa mengatakan, sebelum pandemi, ia rutin berenang tiga kali seminggu. Namun sejak pandemi, ia kerap mengajak teman-teman untuk gowes (naik sepeda). Ia pun berbagi pengalaman gaya hidupnya.
1. Rutin minum obat
"Karena memang obat itu harus rutin diminum, itu enggak boleh jenuh. Jadi saya juga pernah mengalami kejenuhan minum obat ternyata gula darah saya naik, jadi saya diberi obat Glimepiride, itu sehari dua kali sebelum makan, lalu metformin dan acarbose itu sehari tiga kali sesudah makan. Itu kewajiban untuk diminum. Sampai sekarang memang saya harus senang obat," katanya.
2. Menjaga pola pikir
"Ternyata kalau kita mikir sesuatu, itu juga dokter bilang, 'Bu, pokoknya sekarang ibu sebagai yang terkena penyakit diabetes itu ya harus bisa manage pola pikir. Enggak boleh stres. Kalau ada kesedihan itu juga enggak boleh terlalu dipikir," katanya.
Simak Video Berikut Ini:
3. Menjaga pola makan
Menurut Elisa, ia tidak terlalu membatasi makanan, kecuali kue-kue manis, dan sebagainya. Ia juga mengaku keluarganya tidak suka nasi merah, sehingga meminta saran dokter untuk mencari penggantinya.
"Nah ini yang tadinya saya sulit karena saya senang dengan duren, yang enak-enak lah. Membuat kadar gula saya itu naik. Jadi ya harus dibatasi pola makannya," ujarnya.
4. Sabar dan ikhlas
"Harus sabar, ikhlas, menerima bahwa penyakit yang diberikan oleh Allah kepada umatnya itu pasti ada obatnya. Jika kita tidak ikhlas nanti kita berpikir terus kok saya penyakit diabet dan seterusnya dan seterusnya. Kemudian minum obat itu juga harus. Cek kesehatan rutin itu juga harus dilakukan karena penderita diabet kemungkinan kan bisa gagal ginjal. Nah untuk menghindari itu saya setiap setengah tahun sekali itu cek kreatin fungsi ginjal saya itu masih bagus atau tidak," pungkasnya.
Advertisement