COVID-19 Bakal Jadi Endemi, Indonesia Punya 5 Strategi Penanganan

COVID-19 akan berubah menjadi endemi, Indonesia mempunyai 5 strategi penanganan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 18 Agu 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2021, 17:00 WIB
FOTO: Mural 3M Ingatkan Masyarakat Akan Protokol Kesehatan
Warga melintas di depan mural yang berisi pesan 3M di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Mural tersebut dibuat untuk mengingatkan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas sehari-hari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Prediksi COVID-19 akan berubah menjadi endemi, sebagaimana survei yang dilakukan Nature terhadap 100 ahli imunologi, virologi, dan peneliti penyakit menular. Bahwa 89 persen di antaranya sepakat virus Corona akan tetap hidup sebagai sebuah endemi.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menerangkan, endemi artinya virus Corona tidak akan menghilang sepenuhnya. Upaya penanggulangan COVID-19 pun harus terus-menerus dilakukan.

"Ini karena agen atau penyebab penyakit (virus Corona) masih tetap ada di lingkungan sekitarnya dan berpeluang muncul kembali apabila kita sedikit saja lengah," terang Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Rabu (18/8/2021).

Di Indonesia, Pemerintah saat ini berupaya membentuk pertahanan kesehatan masyarakat jangka panjang terhadap penanganan pandemi COVID-19. Wiku menyebut 5 strategi penanganan COVID-19 yang gencar diupayakan Pemerintah.

Pertama, pengendalian pembatasan masyarakat dan mobilitas dengan perilaku menjalankan protokol kesehatan. Upaya ini dimonitoring dan evaluasi berkala demi penanganan yang antisipatif selama virus corona masih ada.

"Proses mengetat-longgarkan kegiatan akan terus dilakukan demi mencapai masyarakat yang sehat dan produktif serta aman," jelas Wiku.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Percepat Herd Immunity dan Tingkatkan Infrastruktur Kesehatan

Vaksinasi Pelajar di Tangerang Selatan
Paramedis memberikan suntikan vaksinasi kepada murid SMP di SMPN 11, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (14/072021). Dinas Kesehatan Tangerang Selatan menggelar vaksinasi COVID-19 perdana, Rabu (14/7/2021) dengan menargetkan 1.000 pelajar. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kedua, mempercepat pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) secara gradual atau bertahap. Upaya ini dengan mempercepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

"Mulai dari pembentukan ketebalan secara regional, termasuk bersamaan dengan daerah aglomerasi di sekitarnya sampai perlahan terbentuk menyeluruh secara nasional. Tentunya, dengan prioritas populasi dan daerah yang berisiko," lanjut Wiku Adisasmito.

Menurut Wiku, jika kita mencapai kekebalan kelompok secara nasional, maka sudah menyumbang cukup besar dalam upaya intensifikasi vaksinasi COVID-19 global. Tujuannya, demi eliminasi COVID-19.

Ketiga, Pemerintah terus meningkatkan kapasitas dan infrastruktur kesehatan secara merata di seluruh pelosok daerah melalui upaya 3T (testing, tracing, treatment).

"Hal ini demi pelandaian kasus terus-menerus yang merata. Ini juga dapat menjadi modal kuat ketahanan sistem kesehatan nasional berkelanjutan," imbuh Wiku.


Pengawasan Varian Virus Corona dan Rencana Ketahanan Kesehatan

Ketika Warga Kali Pasir Perangi Virus Corona dengan Pesan Mural
Warga berbincang di rumahnya yang dihiasi dengan pesan mural Lawan Virus Corona di Lapangan Bulutangkis, Kampung Kali Pasir, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pesan mural mengajak warga untuk memutus rantai penyebaran Corona Covid-19 dengan tidak beraktivitas di luar rumah. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Keempat, mengawasi penyebaran varian virus Corona yang muncul dan melakukan pengembangan serta pembaruan teknologi. Hal ini untuk meminimalisir efek varian Corona, baik terhadap upaya pengobatan diagnostik dan pelayanan kesehatan lainnya.

Kelima, menyusun rencana ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang dengan melibatkan pertimbangan multidisiplin. Seperti interaksi antar manusia hewan dan tumbuhan sebagai investasi kesehatan jangka panjang.

"Langkah ini akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk menangani COVID-19, namun juga mempersiapkan diri terhadap ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat di masa yang akan datang," pungkas Wiku Adisasmito.


Infografis Apa pun Variannya, Masker Andalannya

Infografis Apa pun Variannya, Masker Andalannya
Infografis Apa pun Variannya, Masker Andalannya (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya