Omicron Masuk Korea Utara, Langsung Terapkan Lockdown

Pemerintah Korea Utara mengonfirmasi bahwa telah muncul kasus pertama COVID-19 varian Omicron.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 12 Mei 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2022, 15:00 WIB
Kim Jong-un
Pemerintah Korea Utara mengonfirmasi kasus pertama COVID-19 varian Omicron. Meski tidak disebutkan berapa jumlah kasusnya, namun pemimpin negara tersebut Kim Jong-un bersumpah akan memberantas wabah dengan memberlakukan darurat nasional.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Korea Utara mengonfirmasi kasus pertama COVID-19 varian Omicron. Meski tidak disebutkan berapa jumlah kasusnya, namun pemimpin negara tersebut Kim Jong-un bersumpah akan memberantas wabah dengan memberlakukan darurat nasional.

Dikutip BBC, Korea Utara saat ini telah menutup jalur perbatasan luar negerinya walaupun menyebabkan kekurangan pangan dan ekonomi yang lemah.

Media Korea Utara, KCNA juga menulis, Kim telah memerintahkan lockdown termasuk pembatasan berkumpul di tempat kerja.

"Kasus pertama varian Omicron terdeteksi di Ibu Kota empat hari lalu," tulis laporan tersebut.

Pemerintah Korea Selatan menyatakan telah mencoba menawarkan bantuan kemanusiaan ke Korea Utara, namun Pyongyang belum menanggapi.Selama lebih dari dua tahun, Korea Utara mengklaim tak memiliki satu kasus pun COVID-19. Lantas kenapa sekarang terbuka?

Kemungkinan besar karena wabah ini terlalu serius dan terlalu sulit untuk disembunyikan.

Korea Utara bahkan telah konsisten dalam komitmen publiknya untuk memerangi virus. Ini adalah bagaimana ia membenarkan menutup perbatasannya begitu lama. Sekarang Omicron telah memasuki negara itu, tantangannya adalah membatasi penyebarannya.

Tanpa vaksin, layanan kesehatan yang buruk, dan kapasitas terbatas untuk menguji orang, pilihan Korea Utara sangat terbatas saat ini.

Pihak berwenang telah dengan jelas memutuskan bahwa mereka tidak punya pilihan selain mengunci negara itu. Jadi mereka hanya perlu memberi tahu orang-orang dan seluruh dunia meskipun tidak berarti pemerintah bersedia menerima bantuan dari luar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Korea Utara menunda uji rudal, fokus pada penanganan COVID-19

Korea Utara telah mengklaim telah melakukan lebih dari selusin uji coba rudal yang dilarang, termasuk salah satu rudal balistik antarbenua, senjata yang tidak pernah diuji selama lebih dari empat tahun.

Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara, mengatakan kepada AFP bahwa Korea Utara mungkin mengesampingkan rencana uji coba nuklir untuk fokus memerangi wabah, meskipun jika ketakutan publik meningkat, Kim mungkin akan melanjutkan uji coba "untuk mengalihkan ketakutan ini ke tempat lain".

 


Tanda-tanda kehadiran COVID-19 di Korea Utara

Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha, mengatakan bahwa orang Korea Utara "mungkin kurang tertarik pada uji coba nuklir atau rudal ketika ancaman mendesak melibatkan virus corona daripada militer asing".

Dia menambahkan Pyongyang kemungkinan akan "menggandakan" pengunciannya, mengingat negara itu memasuki "periode ketidakpastian dalam mengelola tantangan domestik dan isolasi internasional".

Terlepas dari klaim Korea Utara sebelumnya bahwa mereka "berhasil bersinar" dalam mencegah COVID-19, ada tanda-tanda selama pandemi tentang potensi kehadiran virus di negara itu.

Pada Juni tahun lalu, media pemerintah melaporkan bahwa Kim telah menghukum para pejabat atas "insiden serius" terkait dengan COVID-19, tetapi tidak merinci rinciannya.

Kemudian pada bulan September, negara tersebut mengadakan parade militer yang menampilkan barisan tentara yang mengenakan jas dan topeng hazmat , yang oleh beberapa analis dilihat sebagai tanda bahwa pasukan khusus telah dibentuk untuk membantu mencegah penyebaran COVID-19, tulis BBC.

 

 

 


Proyek rudal

Sebelumnya, Korea Utara telah mengumumkan bahwa mereka berhasil meluncurkan intercontinental ballistic missile (ICBM) atau rudal balistik antarbenua terbesarnya dalam sebuah uji coba pada Kamis 24 Maret 2022.

Hwasong-17 pertama kali diluncurkan pada tahun 2020 di sebuah parade di mana ukurannya yang sangat besar bahkan mengejutkan para analis berpengalaman. Peluncuran tersebut menandai pertama kalinya negara itu menguji ICBM sejak 2017. Demikian seperti dilansir BBC, Jumat (25/3/2022).

ICBM adalah rudal jarak jauh, yang mampu mencapai AS. Korea Utara dilarang mengujinya dan telah diberi sanksi berat karena melakukannya sebelumnya.

Media pemerintah mengatakan pemimpin Kim Jong-un secara langsung memandu uji coba hari Kamis dan senjata itu adalah kunci untuk mencegah perang nuklir.

Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace menyebut peluncuran itu sebagai "tonggak penting" bagi persenjataan nuklir Korea Utara.

 

Infografis Hasil Utama KTT Korea Utara Korea Selatan
Hasil Utama KTT Korea Utara-Korea Selatan adalah Perang Korea Berakhir (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya