Liputan6.com, Jakarta Merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol jadi dua penyebab paling umum dari kanker mulut. Namun tak berhenti di sana, ternyata seks oral pun bisa lho jadi pemicu yang menyebabkan kanker mulut.
Menurut pemaparan dokter spesialis bedah onkologi, Arief Wibisono, banyak data di luar negeri terutama dari Amerika dan Eropa yang menyatakan bahwa seks oral dapat memicu kanker mulut.
Baca Juga
Hal tersebut lantaran virus Human Papilloma Virus (HPV) memang menyerang organ selaput lendir yang dua diantaranya adalah rahim, yakni lewat alat kemaluan, serta area mulut.
Advertisement
"Dari situ dilakukan studi dibandingkan apa pengaruhnya (kanker) pada pasien yang melakukan seks oral atau fellatio. Nah fellatio ini dari data ternyata lebih berhubungan pada perilaku seks yang berganti-ganti pasangan," ujar Arief dalam webinar Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC) bertema Kanker Kepala dan Leher: Apakah Anda Berisiko? Kenali Tanda dan Gejalanya, pada Sabtu (30/7/2022).
Sehingga menurut Arief, potensi terjadinya kanker termasuk kanker mulut menjadi meningkat pada mereka yang berhubungan seks dengan pasangan berbeda-beda.
"Jadi perilaku yang berganti pasangan bila lebih dari empat kali, angka risiko kena kanker termasuk kanker mulut juga meningkat," kata Arief.
Arief mengungkapkan, data soal seks oral dan kanker mulut di Indonesia sendiri memang belum ada. Namun menurutnya, bila merujuk dari data-data tersebut, perilaku seks oral terutama pada pasangan yang berbeda-beda memang memiliki kaitan. Meski tidak benar-benar secara langsung.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cara Mencegah Kanker Mulut Akibat Seks
Selain mencegah kanker mulut lewat perilaku seks yang sehat, Arief mengungkapkan bahwa kanker mulut juga dapat dicegah lewat menjaga kebersihan area mulut serta alat kelamin seperti vagina.
"Jaga kebersihan mulut dan area kewanitaan (bisa mencegah)," ujar Arief.
Lebih lanjut Arief menjelaskan, virus HPV yang umumnya menjadi penyebab kanker mulut adalah jenis HPV 16 dan HPV 18. Namun tak berhenti di sana, orang dengan usia 40 tahun ke atas dianggap juga lebih berisiko.
Hal tersebut lantaran pada usia di atas 40 tahun tersebut, sel normal manusia akan mulai mengalami perubahan. Sehingga sel kanker menjadi lebih mudah untuk berkembang.
"Kanker rongga mulut masuk dalam kanker kepala dan leher. Kalau di luar negeri memang data kanker kepala dan leher itu di dekade lima dan enam, jadi usia 50 dan 60. Itu prevalensinya lebih tinggi," ujar Arief.
"Tapi kalau di Indonesia karena dihubungkan dengan angka harapan hidup, makanya banyak yang di atas 40 mulai sudah ada (yang terkena kanker mulut)," kata Arief.
Â
Â
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Faktor Usia Memicu Kanker Mulut
Menurut Arief, hal tersebut lantaran pada usia di atas 40 tahun, tubuh manusia telah mengalami perubahan sel, yang mana beralih dari sel normal menjadi kanker.
"Mutasi atau berubah sifat dari sel normal menjadi sel kanker yang membutuhkan waktu cukup lama. Minimal 10 sampai 20 tahun, dan sel-sel usia di atas 40 itu juga sudah menua. Jadi sel-selnya tidak tumbuh atau berfungsi secara normal 100 persen," ujar Arief.
Sehingga akibat sel yang semakin menua tersebutlah, sel kanker termasuk pada kanker mulut menjadi lebih mudah muncul.
"Jadi memang dengan adanya pengaruh usia, sel-sel kanker itu bisa timbul dan mulai berkembang. Biasanya mulai terlihat pada usia 40 dan 50 untuk orang Indonesia itu," ujar Arief.
Kanker rongga mulut atau kanker mulut juga bukanlah penyakit yang terjadi secara tiba-tiba. Melainkan memiliki sederet gejala yang dapat disadari. Salah satunya diawali dengan munculnya sariawan.
Gejala Kanker Mulut
Arief menuturkan, sariawan pada kanker rongga mulut dapat diawali dengan adanya trauma. Trauma tersebut kemudian bisa menyebabkan luka sariawan dengan ukuran yang kecil dan perlahan sariawan akan semakin membesar dalam jangka waktu yang lama.
"Salah satu (trauma)-nya karena gigi bolong atau tajam mengenai selaput lendir pipi, lidah, atau pada gusi dia bisa melukai. Awalnya kecil lama-lama membesar," ujar Arief.
Sariawan akibat kanker rongga mulut pun tidak dapat sembuh dengan cepat meskipun sudah melakukan berbagai upaya untuk menyembuhkannya, biasanya melewati waktu dua minggu. Sedangkan sariawan biasa dapat sembuh dengan cepat.
"Sariawan pada kanker, dia tidak mudah sembuh. Semakin meluas dan umumnya karena iritasi gigi atau ada yang pakai gigi palsu, itu terjadi mikrotrauma yang kronis," ujar Arief.
"Jadi lama-lama sel berubah sifat. Awalnya luka, sembuh, luka sembuh. Tapi lama-lama selnya tidak sembuh sempurna. Sehingga terjadi kanker," tambahnya.
Advertisement