Liputan6.com, Bali Arab Saudi dan Turki rupanya berminat untuk ikut kolaborasi membangun pusat riset dan manufaktur global. Kabar menggembirakan termasuk salah satu hasil kesimpulan (Co-chair's Summary) Presidensi G20 Indonesia dalam pertemuan '3rd Health Working Group' di Bali pada 22 - 23 Agustus 2022.
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Lucia Rizka Andalusia menyampaikan, perluasan pusat riset dan manufaktur global bertujuan mempercepat akselerasi respons kesiapsiagaan jika pandemi sewaktu-waktu terjadi di masa depan.
Baca Juga
Cek Fakta: Tidak Benar Video Cristiano Ronaldo Nonton Langsung di Stadion Laga Arab Saudi Vs Timnas Indonesia
Terinspirasi Suporter Jepang, Fans Timnas Indonesia Bersihkan Sampah di GBK Usai Laga Lawan Arab Saudi
Top 3 Berita Bola: Shin Tae-yong Ungkap Strategi Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Arab Saudi
Sebelumnya, sudah ada 5 negara anggota G20 yang berkomitmen untuk membangun pusat riset dan manufaktur global, khususnya vaksin mRNA. Kelima negara yang dimaksud meliputi Indonesia, Argentina, Brasil, India, dan Afrika Selatan.
Advertisement
"Kelima negara sudah berproses. Kami sudah berdiskusi beberapa kali dan memang kita memiliki interest (minat) yang sama. Kemudian Turki dan Arab Saudi menginginkan juga untuk bergabung ya," kata Rizka saat konferensi pers Wrap Up The 3rd Health Working Group di Hilton Resort, Nusa Dua Bali pada Selasa, 23 Agustus 2022.
Dalam pembahasan membangun pusat riset dan manufaktur global, negara anggota G20 langsung setuju. Tidak ada perdebatan atau tanggapan yang menolak upaya tersebut. Sebab, pada dasarnya memiliki kesamaan kebutuhan yang sama untuk penanganan merespons pandemi.
"Negara-negara ini memiliki kebutuhan yang sama sehingga semua agree (setuju), bahwa kita akan segera mengimplementasikan dan ini akan sesuai dengan program Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) -- perluasan pusat vaksin mRNa," terang Rizka.
"Jadinya, expanding (perluasan) yang kita lakukan tidak berbeda, tapi kita memperluas dan mempercepat akselerasi ya penerapan pembentukan jaringan riset capacity building di setiap negara. Mereka tidak ada yang menolak dan semua memiliki kesamaan kebutuhan, we have same need gitu."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kerja Sama Pusat Biomanufaktur
Pada kesimpulan penyelenggaraan '3rd Health Working Group' yang berlangsung dua hari ini, Lucia Rizka Andalusia menyebut, ada beberapa potensi kerja sama dalam G20.
Misal, pusat pelatihan biomanufaktur global, upaya penelitian kolaboratif, dan mekanisme berbagi data genom virus. Tak lupa, jalinan kemitraan publik - swasta dan penelitian serta ekosistem manufaktur yang harus dibangun bersama.
"Yang sudah disepakati itu, ada Argentina, Brasil, India, Afrika Selatan, Arab Saudi, dan Turki bersama-sama dengan Indonesia untuk kolaborasi perluasan riset dan manufaktur," lanjut Rizka.
"Kami juga mengajak negara-negara G20 lainnya untuk bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kemitraan yang muncul ini.""
Banyak negara anggota G20 mengakui adanya kemitraan dan berkolaborasi jaringan untuk mengembangan kapasitas vaksin, terapi, dan diagnostik Negara anggota G20 juga menekankan pentingnya membangun inisiatif perluasan vaksin dan manufaktur sambil mengatasi kesenjangan. Hal ini juga pembelajaran dari pengalaman mereka dalam menghadapi wabah penyakit di negaranya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Deklarasi Perluasan Pusat Riset
Berkaitan dengan kesepakatan final perluasan pusat riset dan manufaktur global, lanjut Lucia Rizka Andalusia, akan dideklarasikan dan diimplementasikan segera dalam pertemuan '2nd Health Minister's Meeting' yang digelar pada akhir Oktober 2022.
"Tentang kapan roadmap-nya ya kita harapkan bisa tercapai pada '2nd Health Minister's Meeting.' Jadi, kita bisa memiliki kesepakatan seperti apa implementasinya. Kami mencoba menyimpulkan dan membuat kesepakatan selama pertemuan '2nd Health Minister's Meeting' dan juga kegiatan akan disampaikan pada puncak KTT G20 Indonesia pada tahun ini," imbuhnya.
"Kami juga berdiskusi dengan India karena kan India adalah Keketuaan G20 tahun 2023. Sehingga kegiatan yang direalisasikan akan dilaksanakan sesegera mungkin setelah kesepakatan dan setelah deklarasi '2nd Health Minister's Meeting' nanti."
Dalam hal ini, diskusi rinci tentang pusat riset dan manufaktur global akan dikoordinasikan kembali dalam dua pertemuan teknis '2nd Health Minister's Meeting' pada Oktober mendatang.
Akses Setara untuk Vaksin dan Diagnostik
Secara umum, strategi yang dibahas pada '3rd Health Working Group' adalah dengan Perluasan Pusat Pembuatan Vaksin, Terapi, dan Diagnostik Global di Negara Berpenghasilan Menengah ke Bawah serta Memperkuat Jaringan Ilmuwan Global di Bidang Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
Terkait Perluasan Pusat Pembuatan Vaksin, Terapi, dan Diagnostik global di Negara Berpenghasilan Menengah ke Bawah, Menteri Kesehatan negara-negara G20 pada tahun 2021 telah menyatakan bahwa vaksinasi COVID-19 harus diakui secara global.
Hal itu menyiratkan bahwa semua negara memiliki akses yang adil dan setara terhadap vaksin COVID-19 Demi mencapai perluasan vaksin yang merata, penting untuk memperkuat kapasitas penelitian dan pengembangan, mendiversifikasi rantai pasokan, dan meningkatkan kolaborasi antar negara dan antara pusat penelitian publik dan swasta.
Selain fokus pada vaksin, akses dan kapasitas yang adil dalam mengembangkan diagnostik dan terapi juga harus dipastikan tersedia. Tujuannya, untuk memungkinkan akses yang lebih baik dalam menghadapi pandemi di masa depan.
Tanpa diagnostik dan terapeutik akan sulit untuk mencegah penularan lebih lanjut, mengobati secara dini, dan mencegah kematian.
Advertisement