Liputan6.com, Jakarta - Meski pernah mengalami keguguran berulang, seorang wanita masih bisa memiliki keturunan. Seperti disampaikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Dr dr Kanadi Sumapraja, Sp.O.G, perawatan dan dukungan intensif bagi wanita yang keguguran akan bisa meningkatkan peluang kehamilan.
"Perawatan dan dukungan intensif dapat meningkatkan kesempatan untuk tercapainya kehamilan yang sukses," ujar Kanadi, dilansir Antara.
Baca Juga
Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - IVF Centre itu mengatakan, spesialis obstetri dan ginekologi akan melakukan karakterisasi jenis keguguran berulang yang dialami guna menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Advertisement
Kanadi menyebut, pemeriksaan kromosom pada jaringan yang berasal dari keguguran termasuk yang harusnya dilakukan. Namun, pemeriksaan itu belum jadi pemeriksaan yang rutin dilakukan sehingga tidak diketahui apakah keguguran tersebut terjadi pada kehamilan dengan janin normal atau tidak normal.
Kejadian keguguran berulang yang tidak terjelaskan, kata Kanadi, hanya bisa ditegakkan bila pemeriksaan menyeluruh sudah dilakukan tapi tidak ditemukan adanya kelainan.
Salah satu pemeriksaan dilakukan dengan USG untuk menilai bentuk rahim, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan teropong ke rahim atau histeroskopi.
Selain, dilakukan juga tes darah ibu untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan pembekuan darah, gangguan metabolik, gangguan produksi hormon reproduksi, infeksi, serta tes penyakit autoimun.Â
Pemeriksaan lain seperti tes darah ayah dan ibu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan kromosom serta analisis kualitas sperma untuk melihat peluang terjadinya kehamilan.Â
Â
1 dari 6 Pasangan Mengalami Keguguran
Keguguran berulang merupakan kehamilan yang terhenti akibat tidak berkembangnya janin, matinya janin, keluarnya hasil pembuahan secara spontan sebelum usia janin menginjak 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram dan terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut.
"Normalnya, sekitar satu dari enam pasangan atau sekitar 15 persen, akan mengalami keguguran. Meski demikian, kejadian keguguran berulang bukanlah merupakan sebuah fenomena yang normal." jelas Karnadi.
Kemungkinan terjadinya keguguran berulang bisa meningkat dua kali lipat setelah terjadi keguguran dua kali berturut-turut. Hanya saja, hampir 70 persen kasus keguguran berulang tidak diketahui penyebabnya. Menentukan penyebab kejadian keguguran berulang pada dasarnya tidak mudah.
Advertisement