4 Warga Meninggal Dunia karena DBD, Dinkes Bogor Gencarkan Berantas Sarang Nyamuk

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor Adang Mulyana mengatakan, upaya yang dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk juga mencakup penyuluhan, larvasida, dan fogging.

oleh Tim Health diperbarui 25 Feb 2024, 08:06 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2024, 07:49 WIB
Cegah DBD dengan Fogging
Petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk memutus siklus hidup nyamuk aedes aegypti di Jalan Delima Raya, Jakarta Barat, Selasa (30/4/2019). Pengasapan itu untuk mencegah penyebaran wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) saat musim hujan mulai terjadi di Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) gencar dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat usai empat warganya meninggal dunia karena terinfeksi demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor Adang Mulyana mengatakan, upaya yang dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk juga mencakup penyuluhan, larvasida, dan fogging.

"Upaya yang dilakukan di lokasi kasus itu penyuluhan, PSN, larvasida, fogging focus," ujar Adang di Bogor, Sabtu, dilansir Antara.

Adang mengungkap, selama periode Januari-Februari 2024, sebanyak 4 orang warganya meninggal dunia karena terjangkit DBD setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Empat orang tersebut berasal dari empat kecamatan berbeda, yakni:

  • Babakanmadang: anak usia 6 tahun
  • Rancabungur: anak usia 8 tahun
  • Cijeruk: anak usia 8 tahun
  • Cibinong: anak usia 13 tahun

"Selama bulan Januari ada 255 kasus dan Februari 137 kasus," kata Adang.

Ia mengimbau warganya untuk mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD )yang mulai marak di sejumlah wilayah.

"Demam berdarah sudah mulai menyerang masyarakat di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Bogor. Maka penting bagi warga untuk waspada," katanya.

Adang pun meminta warga di daerahnya agar menerapkan pola 3M plus untuk mencegah penyakit demam berdarah, yaitu dengan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur dan mendaur ulang barang bekas tidak terpakai yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

Kasus DBD di Bogor Menurun

Sebelumnya, Adang mengatakan, kasus demam berdarah di Kabupaten Bogor cukup memprihatinkan.

Selama tahun 2023 bahkan menyebabkan empat orang meninggal dunia. Saat itu penyakit demam berdarah di Kabupaten Bogor mencapai 1.555 kasus.

Meski begitu, kata dia, angka kasus demam berdarah di Kabupaten Bogor tercatat menurun, jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai 2.220 kasus dan tahun 2022 sebanyak 1.954 kasus.

"Untuk jumlah meninggalnya di dua tahun ke belakang itu lebih banyak. Seperti 2021 itu tercatat 22 orang meninggal dan 2022 itu 14 orang meninggal dunia," katanya.

 

Kasus Meningkat di Musim Penghujan

Adang juga menjelaskan potensi peningkatan kasus DBD justru sering terjadi di bulan-bulan penghujan dan wilayah Kabupaten Bogor memiliki potensi tersebut.

"Kalau kita lihat trennya itu Oktober, November, Desember, hingga Maret itu tinggi dan turun lagi di April. Mudah-mudahan kasusnya terus berkurang ya,” kata Adang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya