5 Tantangan Indonesia dalam Lindungi Anak dan Remaja dari Bahaya Rokok Menurut Pakar

Indonesia menghadapi lima tantangan dalam melindungi anak dan remaja dari bahaya rokok, simak paparan pakar.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Jun 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2024, 09:00 WIB
5 Tantangan Indonesia dalam Lindungi Anak dan Remaja dari Bahaya Rokok Menurut Pakar
5 Tantangan Indonesia dalam Lindungi Anak dan Remaja dari Bahaya Rokok Menurut Pakar. Foto: Ade Nasihudin (15/9/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat perokok anak. Ini dibuktikan dengan Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang mengungkap para perokok Tanah Air umumnya mulai merokok di usia sekolah.

Anak-anak sekolah memulai kebiasaan tak sehat itu saat berusia 15-19 tahun (56,5 persen). Disusul perokok usia 10-14 tahun (18,4 persen).

Sayangnya, masalah ini tak mudah diatasi lantaran menurut peneliti yang sempat mendalami dampak rokok, Dicky Budiman, setidaknya ada lima tantangan dalam melindungi masyarakat termasuk anak-anak dan remaja dari bahaya rokok. Tantangan-tantangan itu termasuk:

Normalisasi Kebiasaan Merokok

Merokok masih dianggap sebagai hal yang normal dan diterima secara sosial di banyak komunitas, termasuk di Indonesia.

“Ini menjadi tantangan besar dalam upaya mengubah perilaku merokok,” kata Dicky dalam keterangan tertulis dikutip Rabu, 5 Juni 2024.

Industri Tembakau yang Kuat

Tantangan kedua, industri tembakau memiliki pengaruh yang kuat dan seringkali melakukan lobi untuk menghambat regulasi yang ketat.

“Mereka juga menggunakan iklan yang menarik bagi anak-anak dan remaja,” ujar Dicky.

Kurangnya Edukasi dan Kesadaran

Banyak orang yang belum sepenuhnya menyadari bahaya merokok dan vape. Kurangnya edukasi dan informasi yang akurat membuat masyarakat, terutama anak-anak dan remaja, rentan terhadap pengaruh negatif tembakau.

Akses Mudah ke Produk Tembakau

Ilustrasi tembakau, rokok
Ilustrasi tembakau, rokok. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Tantangan berikutnya yakni mudahnya akses pada produk tembakau, termasuk oleh anak-anak dan remaja.

“Penjualan yang tidak diawasi dengan baik membuat produk ini mudah diperoleh,” ucap Dicky.

Pengaruh Media dan Iklan

Iklan rokok yang masih tersebar luas, baik secara langsung maupun tidak langsung, memberikan pengaruh yang besar terhadap anak-anak dan remaja.

Pentingnya Promosi Hidup Sehat Tanpa Rokok

Epidemiolog Dicky Budiman
Epidemiolog Dicky Budiman soal rokok. Foto: Dok. Pribadi.

Mengingat adanya tantangan-tantangan dalam melindungi anak dan remaja dari bahaya rokok, maka diperlukan berbagai tepat, seperti:

Edukasi dan Kesadaran

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok dan vape melalui kampanye edukasi yang efektif. Menggunakan media massa, media sosial, dan kegiatan di komunitas untuk menyebarkan informasi yang benar dan ilmiah.

Regulasi dan Kebijakan

Pemerintah perlu memberlakukan dan menegakkan peraturan yang ketat mengenai penjualan dan penggunaan produk tembakau dan vape.Termasuk pembatasan iklan dan promosi, peningkatan pajak, dan pelabelan peringatan kesehatan yang jelas dan mencolok pada kemasan.

Program Berhenti Merokok

Pemerintah juga perlu menyediakan akses yang mudah dan terjangkau untuk program-program berhenti merokok yang efektif. Termasuk konseling, terapi pengganti nikotin, dan obat-obatan yang membantu mengurangi kecanduan nikotin.

Lingkungan Bebas Rokok

Menciptakan lebih banyak ruang publik bebas rokok dan vape untuk melindungi masyarakat dari paparan asap rokok pasif dan menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku hidup sehat.

Dukungan untuk Generasi Muda

Mendorong program-program pencegahan merokok di sekolah-sekolah dan komunitas yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja agar mereka mengerti bahaya merokok dan tidak coba-coba untuk mulai merokok.

Infografis Cukai Rokok Naik 10 Persen, Cukai Rokok Elektrik Naik 15 Persen
Infografis Cukai Rokok Naik 10 Persen, Cukai Rokok Elektrik Naik 15 Persen (Liputan6.com/Triyasni).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya