Beda Migrain dan Sakit Kepala Biasa, Begini Cara Penanganan yang Tepat

Perawatan sakit kepala dan migrain berbeda.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 15 Jul 2019, 08:30 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2019, 08:30 WIB
Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Liputan6.com, Jakarta Sakit kepala merupakan gangguan yang bisa dialami siapa saja. Ketika ada tekanan atau rasa sakit di kepala, mungkin sulit untuk mengidentifikasikan apakah yang dialami adalah sakit kepala biasa atau migrain. Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan membedakan antara migrain, yang merupakan kondisi kronis dan sakit kepala yang umum.

Istilah gangguan sakit kepala mencakup berbagai kondisi sistem saraf yang menyebabkan gejala menyakitkan di kepala. Gangguan sakit kepala termasuk sakit kepala dan migrain.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan sakit kepala memengaruhi sekitar 50 persen orang dewasa di seluruh dunia. Membedakan sakit kepala biasa dan migrain adalah hal yang penting.

Dengan dapat membedakan keduanya, Anda dapat lebih cepat menentukan perawatan. Ini juga dapat membantu mencegah timbulnya sakit yang berkelanjutan. Jadi, bagaimana Anda bisa tahu perbedaan antara sakit kepala yang umum dan migrain? Simak penjelasan Liputan6.com dari berbagai sumber, mengenai perbedaan sakit kepala biasa dan migrain, Senin (15/7/2019).

Mengenal Sakit Kepala

Ilustrasi sakit kepala
Ilustrasi sakit kepala (Sumber: Istockphoto)

Sakit kepala adalah rasa sakit tidak menyenangkan di kepala yang dapat menyebabkan tekanan dan rasa sakit. Nyeri dapat berkisar dari ringan hingga berat, dan biasanya terjadi di kedua sisi kepala. Beberapa area spesifik di mana sakit kepala dapat terjadi termasuk dahi, pelipis, dan belakang leher.

Sakit kepala bisa berlangsung mulai dari 30 menit hingga seminggu. Menurut Mayo Clinic, jenis sakit kepala yang paling umum adalah sakit kepala tegang. Pemicu untuk jenis sakit kepala ini termasuk stres, ketegangan otot, dan kecemasan.

Ada banyak jenis sakit kepala, yang menurut para ahli diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu primer dan sekunder. Sakit kepala primer merujuk pada kondisi independen yang menyebabkan rasa sakit di kepala, wajah, atau leher. Contoh sakit kepala primer termasuk sakit kepala cluster dan sakit kepala tegang.

Sakit kepala sekunder terjadi sebagai akibat dari kondisi medis lain, seperti infeksi, stres, atau penggunaan obat secara berlebihan.

Mengenal Migrain

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Migrain merujuk pada sakit kepala hebat atau parah. Sakit ini masuk dalam kategori sakit kepala primer. Migrain meiliki gejala lain selain sakit di kepala. Gejala yang terkait dengan sakit kepala migrain termasuk:

- mual

- rasa sakit di belakang satu mata atau telinga

- rasa sakit di pelipis

- melihat bintik-bintik atau lampu berkedip

- sensitivitas terhadap cahaya dan / atau suara

- kehilangan penglihatan sementara

- muntah

Jika dibandingkan dengan ketegangan atau jenis sakit kepala lainnya, sakit kepala migrain bisa sedang hingga berat. Beberapa orang mungkin mengalami sakit kepala yang sangat parah harus mengantarnya ke ruang gawat darurat. Sakit kepala migrain biasanya hanya memengaruhi satu sisi kepala. Namun, sakit kepala migrain mungkin menyerang kedua sisi kepala.

Sakit kepala migrain biasanya dibagi menjadi dua kategori: migrain dengan aura dan migrain tanpa aura. "Aura" mengacu pada sensasi yang dialami seseorang sebelum mereka menderita migrain. Sensasi biasanya terjadi 10 hingga 30 menit sebelum serangan. Ini dapat mencakup:

- merasa kurang waspada secara mental atau kesulitan berpikir

- melihat lampu berkedip atau garis yang tidak biasa

- merasakan kesemutan atau mati rasa di wajah atau tangan

- memiliki indera penciuman, rasa, atau sentuhan yang tidak biasa

Beberapa penderita migrain mungkin mengalami gejala satu atau dua hari sebelum migrain yang sebenarnya terjadi. Dikenal sebagai fase "prodrome", tanda-tanda yang lebih halus ini dapat meliputi:

- sembelit

- depresi

- sering menguap

- sifat lekas marah

- leher kaku

- mengidam makanan yang tidak biasa

Perbedaan Sakit Kepala Biasa dan Migrain

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Sakit kepala menyebabkan rasa sakit di kepala, wajah, atau leher bagian atas, dan dapat bervariasi dalam frekuensi dan intensitas. Dibanding dengan migrain, sakit kepala biasa tak sampai menghambat aktivitas dan bisa sembuh dengan sendirinya. Berbeda dengan migrain yang menyebabkan sakit kepala hebat dan gejala lain seperti mual dan muntah.

Sakit kepala migrain biasanya hanya memengaruhi satu sisi kepala. Namun, sakit kepala migrain mungkin menyerang kedua sisi kepala. Migrain biasanya menghasilkan gejala yang lebih intens dan melemahkan daripada sakit kepala.

Perbedaan lain termasuk kualitas rasa sakit. Sakit kepala migrain akan menyebabkan rasa sakit yang hebat yang mungkin berdenyut dan akan membuat melakukan tugas sehari-hari menjadi sangat sulit.

Identifikasi dan Obati Sejak Dini

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Sakit kepala dapat berkisar dari ketidaknyamanan ringan hingga parah dan melemahkan. Mengidentifikasi dan mengobati migrain dari jenis sakit kepala lainnya sedini mungkin dapat membantu seseorang terlibat dalam perawatan pencegahan untuk meminimalkan kemungkinan sakit kepala lainnya. Berikut caranya:

Mengobati sakit kepala

Untungnya, sebagian besar sakit kepala tegang akan hilang dengan perawatan tanpa resep. Ini termasuk obat asetaminofen, aspirin, dan ibuprofen. Karena sebagian besar sakit kepala disebabkan oleh stres, mengambil langkah-langkah untuk mengurangi stres dapat membantu meringankan sakit kepala dan mengurangi risiko sakit kepala. Ini termasuk:

- terapi panas, seperti menerapkan kompres hangat atau mandi air hangatpijat

- meditasi

- peregangan leher

- latihan relaksasi

Mengobati migrain

Pencegahan seringkali merupakan pengobatan terbaik untuk sakit kepala migrain. Contoh metode pencegahan yang mungkin diresepkan dokter termasuk:

- membuat perubahan pada pola makan seperti menghilangkan makanan dan zat yang diketahui menyebabkan sakit kepala, seperti alkohol dan kafein.

- minum obat resep, seperti antidepresan, obat penurun tekanan darah, obat antiepilepsi, atau antagonis CGRP

- mengambil langkah-langkah untuk mengurangi stres

Orang yang memiliki migrain lebih jarang dapat mengambil manfaat dari minum obat yang dikenal untuk mengurangi migrain dengan cepat. Contoh obat-obatan ini termasuk:

- obat anti mual

- pereda nyeri ringan hingga sedang

- antiinflamasi nonsteroid (NSAID)

Jika seseorang menggunakan obat sakit kepala migrain lebih dari 10 hari dalam sebulan, ini dapat menyebabkan efek yang dikenal sebagai sakit kepala yang timbul kembali. Praktik ini akan memperburuk sakit kepala alih-alih membantu mereka merasa lebih baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya