Liputan6.com, Jakarta Barang komplementer adalah barang pelengkap. Artinya, barang komplementer adalah barang yang melengkapi barang lain sehingga dapat memenuhi fungsinya dalam memenuhi kebutuhan.
Salah satu contoh barang komplementer adalah bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan. Bensin, solar, dan BBM lainnya pada kendaraan bermotor merupakan barang komplementer. Keberadaan BBM untuk kendaraan bermotor sangat diperlukan, agara kendaraan bermotor bisa digunakan sebagaimana fungsinya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Barang komplementer adalah barang yang berfungsi sebagai pelengkap. Dua barang disebut komplementer jika keduanya saling melengkapi. Kadang-kadang, barang komplementer mutlak diperlukan, seperti halnya ponsel dan pulsa.
Hubungan barang komplementer ini juga dapat memberikan pengaruh pada sistem pasar, terutama pada perubahan harga. Misalnya, jika permintaan terhadap ponsel meningkat, maka permintaan terhadap pulsa juga akan meningkat. Sebaliknya, jika permintaan terhadap telepon genggam menurun, maka permintaan pulsa akan berkurang atau menurun.
Untuk lebih memahami mengenai barang komplementer, berikut ulasan lengkapnya seperti yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (1/1/2023).
Sistem Pasar
Membicarakan tentang barang komplementer tidak lengkap rasanya tanpa membahas sistem pasar. Apa pun hubungan barang, baik itu komplementer, substitusi, dan netral,selalu terkait dengan mekanisme pasar, atau kegiatan jual beli.
Dalam kegiatan jual beli, atau sistem pasar, harga menjadi faktor penting yang akan memengaruhi sebuah transaksi akan terjadi atau tidak. Harga yang murah jelas akan meningkatkan permintaan dari konsumen. Sedangkan harga yang mahal akan menurunkan permintaan dari konsumen.
Lalu bagaimana suatu barang dan jasa disebut memiliki harga yang murah atau mahal? Suatu barang dan jasa bisa disebut murah jika harga yang ditawarkan berada di bawah harga keseimbangan. Sedangkan barang dan jasa bisa disebut mahal jika harganya berada di atas harga keseimbangan.
Dalam buku Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi, Dinar dan Hasan mengungkapkan bahwa harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk dari pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran.
Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen), di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Advertisement
Supply (Penawaran) dan Demand (Permintaan)
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, barang komplementer adalah barang yang harus ada, agar barang yang lain dapat berfungsi secara penuh. Misalnya saja pulsa dengan handphone dan BBM dengan kendaraan bermotor.
Dalam contoh tersebut, apa yang dimaksud dengan barang komplementer adalah pulsa yang melengkapi handphone agar dapat memenuhi fungsinya sebagai alat komunikasi. BBM juga menjadi barang yang melengkapi kendaraan bermotor agar dapat memenuhi fungsinya sebagai alat transportasi.
Hubungan antar barang ini juga bisa memengaruhi supply (penawaran) dan demand (penawaran). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, harga keseimbangan dipengaruhi oleh jumlah supply (penawaran) dan demand (permintaan). Perubahan nilai dari salah satu faktornya, baik itu permintaan atau penawaran, akan memengaruhi harga keseimbangan.
Supply (Penawaran)
Lalu apa itu penawaran? Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu.
Jumlah barang atau jasa yang bisa ditawarkan produsen juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain sebagai berikut:
a. Harga Barang
Harga barang menjadi faktor utama besar kecilnya penawaran. Semakin tinggi harga barang, maka semakin tinggi pula penawaran yang dilakukan oleh produsen.
b. Jumlah Penjual atau Produsen
Jika jumlah produsen suatu barang tertentu banyak, maka jumlah penawaran terhadap barang tersebut juga akan tetap tinggi. Misalnya, jika suatu daerah menjadi sentra penghasil sepatu, maka penawaran sepatu di daerah tersebut akan tinggi.
c. Harga Barang Substitusi
Apabila harga suatu barang meningkat maka penawaran terhadap barang substitusi akan mengalami peningkatan karena penjual akan menawarkan barang pengganti sebagai alternatif barang utama yang mengalami kenaikan.
Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh terlihat lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.
d. Biaya Produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang akan tinggi dan memaksa produsen menawarkan barangnya dengan jumlah sedikit.
Demand (Permintaan)
Lalu apa itu permintaan? Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Jumlah atau angka permintaan tidak bersifat tetap, dan dapat berubah berdasarkan sejumlah faktor.
Berikut adalah faktor yang memengaruhi jumlah permintaan:
a. Harga Barang
Apabila harga suatu barang turun, kecenderungan permintaan terhadap barang itu akan bertambah dan hal ini berlaku juga sebaliknya.
b. Barang Lain yang Terkait
Barang lain yang terkait adalah barang substitusi dan barang komplementer. Apabila harga barang substitusinya turun, maka permintaan akan barang tersebut akan berkurang. Namun apabila harga barang substitusinya naik,maka permintaan barang tersebut akan meningkat.
Apabila harga barang komplementernya turun, maka permintaan akan barang tersebut akan menurun pula. Sebaliknya, jika harga barang komplementernya naik, maka permintaan akan barang tersebut akan meningkat pula.
c. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan konsumen akan memengaruhi daya beli konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin meningkat permintaan terhadap suatu barang tersebut.
d. Jumlah Penduduk
Semakin besar jumlah penduduk suatu daerah atau negara, semakin tinggi permintaan terhadap suatu barang.
Dari penjelasan permintaan dan penawaran tersebut dapat diketahui bahwa jenis hubungan barang dapat memengaruhi harga, bahkan jumlah permintaan dan penawaran.
Hubungan Barang
Hubungan antara suatu barang dengan barang yang lain dapat dibedakan menjadi tiga, yakni barang komplementer, barang substitusi dan barang netral.
1. Barang Substitusi
Barang substitusi adalah barang yang dapat digunakan sebagai pengganti barang lain. Sebagai contoh, makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia adalah nasi. Namun karena beras langka, harganya melambung tinggi, sehingga sebagian besar orang akhirnya menggunakan ketela sebagai sumber karbohidrat.
Dalam contoh kasus tersebut, hubungan antara ketela dengan beras adalah substitusi. Masih terkait dengan contoh kasus tersebut, barang substitusi adalah ketela.
Barang substitusi adalah barang pengganti yang dapat dibedakan menjadi du jenis, yakni barang substitusi sempurna dan barang substitusi tidak sempurna.
Barang substitusi sempurna adalah barang yang memiliki fungsi dan kegunaan yang sama dengan barang utama. Misalnya saja, Anda yang terbiasa minum air kemasan merek tertentu tidak bisa meminum air kemasan merek itu karena stoknya habis. Oleh karena itu, Anda minum air kemasan merek lain.
Barang substitusi tidak sempurna adalah barang yang dapat digunakan untuk menggantikan barang utama, namun tidak dapat memenuhi fungsi dan kegunaannya secara penuh. Misalnya saja, untuk dapat mengikat tiang dengan kuat, Anda membutuhkan kawat. Namun karena yang tersedia hanya tali rafia, maka untuk mengikat tiang, Anda menggunakan tali rafia.
Tali rafia memang memiliki fungsi yang sama untuk mengikat tiang, namun dari segi ketahanan, tali rafia tidak sekuat kawat besi.
Keberadaan barang substitusi ini juga memberikan pengaruh pada sistem atau mekanisme pasar. Jika harga barang substitusi turun atau lebih rendah dari barang utama, maka permintaan penawaran terhadap substitusi meningkat.
Jika harga barang substitusi naik, ada kecenderungan permintaan terhadap barang utama akan meningkat, meski harga barang utama tetap.
2. Barang Netral
Barang netral adalah barang yang tidak mempengaruhi permintaan terhadap barang lain, contohnya adalah sepatu dan kopi, semakin tinggi harga sepatu tidak akan berpengaruh terhadap permintaan terhadap kopi.
Advertisement
Hubungan Barang
3. Barang Komplementer
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, barang komplementer adalah barang pelengkap barang lainnya. Artinya, barang komplementer adalah sebuah barang yang dalam penggunaannya pasti berkaitan dan membutuhkan barang yang lainnya. Selain itu dapat dipahami pulan bahwa barang komplementer adalah dua barang yang saling melengkapi sehingga dapat memenuhi fungsinya untuk memenuhi kebutuhan.
Jadi dapat dikatakan pula bahwa barang komplementer adalah barang pelengkap. Dimana barang komplementer tidak dapat berdiri sendiri dan sangat bergantung dengan barang yang lainnya.
Barang komplementer adalah satu kesatuan, apabila pada satu buah barang tersebut tidak ada atau tidak tersedia, maka barang tersebut akan mengalami penurunan fungsi dan kegunaannya dan bahkan mungkin menjadi sebab barang tersebut tidak berfungsi sama sekali.
Kopi dan gula merupakan contoh barang komplementer yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membuat secangkir kopi yang nikmat tentu kita memerlukan adanya gula sebagai pelengkap kopi tersebut. Begitu pula sebaliknya, tidak dapat dikatakan kopi yang nikmat apabila di dalamnya hanya terbuat dari gula tanpa adanya kopi.
Yang membedakan barang komplementer dengan barang substitusi adalah sifatnya yang tidak bisa berfungsi tanpa barang lainnya. Artinya, barang komplementer akan mengalami penurunan fungsi atau tidak berfungsi sama sekali apabila digunakan tanpa barang komplementernya.
Barang komplementer adalah barang yang berfungsi sebagai pelengkap. Dua barang disebut komplementer jika keduanya saling melengkapi. Kadang-kadang, barang komplementer mutlak diperlukan, seperti halnya ponsel dan pulsa.
Hubungan barang komplementer ini juga dapat memberikan pengaruh pada sistem pasar, terutama pada perubahan harga. Misalnya, jika permintaan terhadap ponsel meningkat, maka permintaan terhadap pulsa juga akan meningkat. Sebaliknya, jika permintaan terhadap telepon genggam menurun, maka permintaan pulsa akan berkurang atau menurun.
Contoh Barang Komplementer
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai barang komplementer, berikut adalah sejumlah contohnya:
1. Gula dan Kopi
Kopi mungkin bisa saja dinikmati meski tanpa gula. Namun bagi beberapa orang, kopi menjadi kurang nikmat jika tidak ditambahkan gula. Dengan menambahkan gula, kopi jadi semakin nikmat. Jadi gula dan kopi merupakan barang komplementer, dimana apabila salah satunya tidak ada maka akan mengurangi fungsi dari barang tersebut.
2. Handphone dan Pulsa
Beberapa fitur dalam sebuah ponsel seperti alarm, kalkulator, dan jam, mungkin masih bisa digunakan dengan baik. Akan tetapi, fungsinya sebagai alat telekomunikasi, yakni untuk menelepon dan mengirim pesan tidak akan bisa digunakan jika tidak ada pulsa. Jadi handphone dan pulsa adalah barang komplementer yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
3. Kompor dan Gas
Contoh barang komplementer lainnya adalah kompor dan gas. Kompor dibuat untuk dapat menyalakan api agar bisa digunakan memasak. Akan tetapi, jika tidak ada gas kompor tersebut tidak akan berfungsi sama sekali. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kompor dan gas merupakan barang komplementer.
Advertisement