Liputan6.com, Jakarta Kolesterol tinggi dalam darah merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan gangguan kesehatan lainnya. Mengelola asupan makanan yang mengandung kolesterol tinggi adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan jantung dan sistem peredaran darah. Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi sehari-hari sebenarnya mengandung kadar kolesterol yang tinggi, yang dapat berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Makanan yang kaya akan kolesterol tidak hanya dapat memengaruhi kadar kolesterol total dalam darah, tetapi juga dapat meningkatkan kadar lipoprotein berdenan rendah (LDL), atau "kolesterol jahat". Oleh karena itu, penting untuk mengetahui makanan-makanan yang sering dikonsumsi dan mungkin mengandung kolesterol tinggi agar dapat mengatur pola makan dengan lebih bijak. Dengan memahami sumber kolesterol tinggi, seseorang dapat membuat pilihan makanan yang lebih sehat dan mengurangi risiko kesehatan yang berkaitan dengan kolesterol.
Baca Juga
Dalam konteks ini, mengenali enam jenis makanan dengan kolesterol tinggi yang sering dikonsumsi dapat memberikan wawasan berharga untuk memodifikasi kebiasaan makan. Pengetahuan tentang makanan-makanan tersebut membantu individu untuk menghindari atau membatasi konsumsi dan mencari alternatif yang lebih sehat. Mengadopsi pola makan yang seimbang dan rendah kolesterol merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (12/8/2024).
Advertisement
1. Gorengan
Makanan goreng telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, makanan yang diolah dengan deep fryer memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol tinggi akibat penggunaan minyak dalam proses penggorengan. Sebagai alternatif yang lebih sehat, anda dapat memilih untuk mengonsumsi ayam panggang atau kalkun tanpa kulit, kentang panggang, atau kentang goreng panggang dengan sedikit minyak zaitun. Makanan yang digoreng juga mengandung lemak trans yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan berdampak buruk pada kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya mengonsumsinya dalam porsi yang cukup dan tidak berlebihan.
Advertisement
2. Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji menjadi penyebab utama risiko berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Orang yang sering mengonsumsi makanan cepat saji memiliki risiko lebih tinggi terhadap kondisi-kondisi ini karena makanan cepat saji mengandung banyak lemak jenuh, gula tambahan, dan garam, serta rendah serat, vitamin, dan mineral penting.
Kombinasi nutrisi yang buruk ini dapat meningkatkan kadar kolesterol, menumpuk lemak di perut, menyebabkan peradangan dalam tubuh, meningkatkan tekanan darah, dan mengganggu pengaturan kadar gula darah. Paparan berulang terhadap makanan cepat saji dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang dan berpotensi mengurangi harapan hidup.
3. Daging Merah
Daging merah, seperti steak, daging sapi panggang, iga, daging babi, dan daging giling, sering mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi. Konsumsi berlebihan daging merah telah terbukti meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung dan kolesterol tinggi. Untuk mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dari daging merah, disarankan untuk memilih varietas dengan kadar lemak lebih rendah. Sebagai contoh, Anda dapat memilih daging giling tanpa lemak 90% atau potongan daging sapi tanpa lemak seperti sirloin, tenderloin, fillet. Selain itu, untuk alternatif yang lebih sehat dari daging merah, pilihlah daging unggas panggang tanpa kulit.
Advertisement
4. Daging Olahan
Sebaiknya, membatasi asupan daging olahan seperti sosis, bacon, dan hot dog. Menurut tinjauan besar yang melibatkan lebih dari 614.000 peserta, setiap tambahan porsi 2 ons (50 gram) daging olahan per hari meningkatkan risiko terkena penyakit jantung sebesar 42%. Selain itu, konsumsi daging olahan juga dikaitkan dengan risiko kesehatan lainnya, termasuk peningkatan risiko kanker usus besar.
5. Sweet Treat (Makanan Manis)
Makanan pencuci mulut seperti kue, es krim, kue kering, dan makanan manis lainnya memiliki kandungan kolesterol, gula tambahan, lemak tidak sehat, dan kalori yang tinggi. Penelitian telah menunjukkan bahwa asupan gula tambahan yang tinggi dapat berhubungan dengan obesitas, diabetes, penyakit jantung, penurunan fungsi mental, dan beberapa jenis kanker. Selain itu, makanan-makanan ini seringkali kekurangan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, protein, dan lemak sehat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dengan baik.
Advertisement
6. Susu Lemak Tinggi
Konsumsi keju yang berlebihan telah menjadi kebiasaan umum di kalangan masyarakat Amerika. Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi konsumsi keju hingga sekitar 3 ons per minggu dan memilih keju part-skim seperti Swiss atau mozzarella saat memasak. Untuk asupan kalsium yang optimal, lebih baik minum susu skim (tanpa lemak), 1%, atau 2%. Selain itu, sebaiknya memilih yogurt tanpa lemak atau rendah lemak. Sebagai alternatif untuk mentega, minyak zaitun extra-virgin atau minyak alpukat dapat digunakan sebagai penggantinya.