Liputan6.com, Malang - Lima kelurahan di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Jawa Timur, menjadi wilayah rawan terjadi kecurangan dalam proses pencoblosan. Sebab, ribuan pemilih dari luar daerah bakal menggunakan hak suaranya di wilayah tersebut.
5 Kelurahan beserta jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) itu antara lain di Kelurahan Sumbersari sebanyak 16 TPS, Tlogomas ada 27 TPS, Ketawanggede ada 10 TPS, Merjosari ada 30 TPS, dan Dinoyo ada 24 TPS.
Di 5 kelurahan itu terdata pemilih luar daerah pengguna formulir A5 atau pindah pilih sebanyak 2.090 pemilih. Belum lagi pemilih yang menggunakan KTP atau surat keterangan domisili sementara.
Ketua Panitia Pengawas (Panwas) Kecamatan Lowokwaru, Sudari, mengakui di kawasan tersebut rawan terjadi praktik kecurangan pemilu.
"Kami belum menemukan bukti kuat, tetapi ada indikasi para pemilih dari luar daerah itu rawan dimobilisasi oleh calon legislatif saat pencoblosan nanti," kata Sudari di Malang, Jawa Timur, Selasa (8/4/2014).
Ia menambahkan, akan memberi pengawasan ekstra di kawasan tersebut. Panwas juga meminta warga melapor jika ditemukan praktik money politik saat proses pencoblosan. "Panwas dan relawan panwas akan stand by di kelurahan rawan tersebut," ucap Sudari.
Divisi Monitoring Korupsi Politik Malang Corruption Watch (MCW) Zein Ihya Ulumuddin mengatakan, ada 4 modus baru yang dilakukan para caleg untuk memobilisasi pemilir dari luar daerah.
"Para pemilih dari luar Kota Malang, terutama dari kalangan mahasiswa rawan untuk dimobilisasi. Ada 4 modus baru yang diterapkan," ucap Zein.
Modus itu yakni, dosen meminta mahasiswa pindah pilih agar mencoblos di Kota Malang. Dosen tersebut mengarahkan atau pun tak mengarahkan. Kedua, pesantren mahasiswa diindikasikan meminta mahasiswa agar tak pulang dan mencoblos di TPS dekat pesantren.
Baca juga:
Baca Juga
Caleg Spiderman Ini Kampanye dari Jendela ke Jendela
Advertisement
Petinggi Golkar: Kalau Bisa Atasi Kecurangan, Kami Pasti Menang