`Gusdurian` Protes Penggunaan Nama Gus Dur untuk Kampanye

Gusdurian memprotes para politisi yang manfaatkan nama besar Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan minta mereka minta izin ke keluarga

oleh Addy Hasan diperbarui 22 Des 2013, 11:16 WIB
Diterbitkan 22 Des 2013, 11:16 WIB
gusdur130407c.jpg
Jaringan komunitas pecinta Gus Dur "Gusdurian" Jawa Timur memprotes sikap para politisi yang memanfaatkan nama besar mendiang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan digunakan sebagai praktik politik pencitraan. Terlebih, tokoh nasional dan mantan Presiden RI itu kerap digunakan sejumlah politisi nasional dalam sejumlah iklan di televisi.

"Kami meminta para calon legislatif maupun partai mengedepankan prinsip etis dengan tidak sembarangan mencantumkan gambar/tulisan/video yang berkaitan dengan sosok Gus Dur," kata Koordinator Jaringan Gusdurian Jatim, Aan Anshori, di Jombang, Minggu (22/12/2013).

Aan menjelaskan mengatakan kondisi itu membuat resah keluarga dan para pecinta Gus Dur. Sebab penggunaan nama Gus Dur diindikasikan hanya sebagai pencitraan banyak partai politik untuk menarik simpatik publik. Bahkan, diindikasikan para calon legislatif tersebut tidak meminta izin kepada keluarga untuk memasang sosok Gus Dur.

Karena itu, Aan menegaskan pihaknya meminta kepada para calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan partai politik yang terlanjur memvisualisasikan hal-hal yang berkaitan dengan Gus Dur untuk kepentingan politik agar meminta izin kepada keluarga.

"Kami meminta agar segala praktik yang berkaitan dengan sosok Gus Dur sebagai alat peraga kampanye tanpa seizin keluarga Ciganjur agar menarik alat itu," jelasnya.

Pihaknya juga mengingatkan semua pihak bahwa segala ekspose sosok Gus Dur untuk tujuan politik tanpa izin dari keluarga Ciganjur dapat dianggap sebagai tindak pidana. Dan hal ini bisa berimplikasi tindakan hukum untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Ia menambahkan di Jombang terdapat sejumlah calon DPR yang sengaja memasang nama Gus Dur, misalnya di pertigaan Universitas Darul Ulum (Undar) Kabupaten Jombang, serta Jalan Gatot Subroto, Kabupaten Jombang. Pemasangan itu dilakukan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga memasang gambar Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.

Ia minta Muhaimin tahu diri dan meminta izin kepada keluarga almarhum Gus Dur di Ciganjur tentang pemasangan alat tersebut. Kini diketahui baliho yang terpasang nama calon DPR tersebut dirobek.

"Perobekan itu bagian dari kontrol publik, meski pun tetap saja perobekan itu tidak diperbolehkan. PKB Imin harusnya tahu diri, minta izin ke Ciganjur," tegas Aan.

Menanggapi hal itu, Sekjen DPP PKB H Imam Nahrawi mengaku sudah kebal dan merasa biasa-biasa saja dengan seringnya berbagai bentuk ketidakpuasan yang dilakukan terhadap partainya sejak dulu.

"Kami akan mengambil hikmah dan sisi positifnya. Gus Dur adalah milik bangsa dan negara ini," tandas Imam. (Ant/Adi/Yus)

Baca Juga:
`Gusdurian` Menuntut Keadilan DPR
Haul Gus Dur Diperingati dengan Kirab Budaya
Pengamat: Ali Masykur Musa Mirip Gus Dur

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya