Jenis Orang Celaka yang Tak Bertemu Rasulullah SAW di Hari Kiamat

“Wahai Aisyah, celakalah orang yang tidak melihatku kelak di hari kiamat,” kata Rasulullah SAW. Lantas, siapa mereka?

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2023, 04:30 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2023, 04:30 WIB
Kiamat-01
Sebuah asteroid akan melintasi Bumi malam sebelum Natal. Namun sebuah kelompok mengungkapkan bahwa kiamat akan datang. (News.com.au)

Liputan6.com, Jakarta Pada hari kiamat kubra, manusia mengalami sebuah kondisi yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Guncangan dahsyat, hujan meteor, tsunami yang menenggelamkan kota, hingga laut mendidih yang bersamaan dengan letusan gunung-gung berapi menghancurkan apa saja yang ada di dunia.

Takut, gelisah, bingung campur baur menjadi satu di hari kiamat itu. Banyak yang menyesal, kenapa menjadi kaum pendusta dan durhaka.

Usai dimatikan, seluruh makhluk lantas dibangkitkan lagi dan dikumpulkan di Padang Mahsyar. Sebuah tempat maha luas tanpa tepi, tanpa naungan.

Kembali manusia akan mengalami ketakutan, kegelisahan dan kekhawatiran luar biasa mengenai nasibnya. Mereka tengah menunggu yaumul hisab, atau hari perhitungan yang akan menentukan nasibnya di akhirat kelak, antara surga atau neraka.

Semuanya berharap perlindungan dan syafaat atau ampunan. Saat semua orang bingung dan takut, termasuk nabi-nabi terdahulu, Nabi Muhammad SAW menjadi sosok yang diandalkan.

Sifatnya yang penyayang tak hanya dikenal di dunia. Hingga akhirat nanti, Rasulullah SAW adalah orang yang menebarkan kasih sayangnya kepada umat manusia.

Dari ratusan atau mungkin ribuan kelompok, umat Islam menjadi golongan yang beruntung. Mukmin berpotensi mendapatkan syafaat Rasulullah SAW.

Namun, dari umat Islampun ada yang tak seberuntung itu. Ada satu jenis muslim yang bahkan tak bertemu Rasulullah SAW di hari kiamat. Siapa mereka? Berikut kisahnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Jenis Orang Bahil

Mengutip laman NU Online, Ad-Dailami dan Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa Sayyidatina Aisyah RA binti Abu Bakar RA, istri Rasulullah SAW, suatu dini hari terbangun. Ia kemudian mengisi waktu dengan menjahit pakaian-pakaian yang membutuhkan penanganan.

Sayyidatina Aisyah RA kemudian mengumpulkan beberapa pakaian bermasalah. Ia lalu mulai menjahit.

Namun di tengah aktivitasnya, jarum jahit terjatuh dari tangannya. Lampu ruangan mendadak padam. Ia pun diam sejenak mengucap tarji’ (innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn).

Di tengah kegelapan itu, Rasulullah SAW masuk ke rumah. Seisi ruangan yang awalnya gelap menjadi terang benderang oleh sinar wajah Rasulullah SAW sehingga Sayyidatina Aisyah RA dapat menemukan jarumnya yang jatuh karena begitu terang ruangan.

“Betapa terangnya cahaya wajahmu wahai Rasulullah. Semoga Allah memberikan shalawat-Nya untukmu,” kata Sayyidatina Aisyah RA gembira.

“Wahai Aisyah, celakalah orang yang tidak melihatku kelak di hari kiamat,” kata Rasulullah SAW. “Siapakah orang yang tidak akan melihatmu di hari kiamat nanti?” “Orang bakhil,” jawab Rasulullah SAW.

“Siapakah orang bakhil wahai Rasulullah?” tanya Sayyidatina Aisyah RA. “Orang yang mendengar namaku disebut tidak membaca shalawat,” kata Rasulullah SAW.

Peran Kunci Nabi Muhammad SAW di Hari Kiamat

Sebagaimana diketahui, Nabi Muhammad SAW memiliki peran kunci dalam persidangan akbar amal manusia dari awal hingga akhir pada hari kiamat.

Nabi Muhammad SAW memiliki mandat dari Allah SAW untuk memberikan syafaat. Sedangkan orang-orang membutuhkan keselamatan di hari besar tersebut.

Adapun hadits “Orang yang mendengar namaku disebut tidak membaca shalawat,” merupakan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di Kitab Adabul Mufrad, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ahmad, At-Thabarani, Al-Baihaki, Ibnu Hibban, dan perawi lainnya.

Adapun cerita ini disadur dari hikayat yang diangkat oleh Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya (Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun), halaman 118. Wallahu a’lam.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya