Puasa Rajab Berapa Hari? Ini Waktu Terbaiknya Menurut Mbah Moen Zubair

Ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen pernah menyampaikan terkait waktu terbaik puasa di bulan Rajab. Menurutnya, puasa Rajab sebaiknya dilakukan di 10 hari pertama.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 17 Jan 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2024, 08:30 WIB
Mbah Moen
Maimoen Zubair atau dikenal Mbah Moen wafat di Makkah (Foto: nu.or.id).

Liputan6.com, Jakarta - Puasa sunnah di bulan Rajab menjadi ibadah yang sering diamalkan oleh sebagian kalangan Muslim ketika memasuki bulan ketujuh Hijriyah. Puasa Rajab termasuk ibadah sunnah sebagaimana disunnahkan pula berpuasa di bulan haram (yang dimuliakan).

Puasa Rajab boleh dilakukan kapan saja selama masih bulan tersebut. Bisa di awal, tengah, atau bahkan akhir bulan Rajab.

Puasa Rajab tidak dianjurkan dilakukan selama sebulan penuh karena seperti puasa Ramadhan. Bahkan, para sahabat nabi memakruhkan menjalankan puasa Rajab sebulan penuh.

Hal itu disebutkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin sebagaimana dinukil via NU Online Jatim. Berikut keterangannya.

وكره بعض الصحابة أن يصام رجب كله حتى لا يضاهي بشهر رمضان فالأشهر الفاضلة ذو الحجة والمحرم ورجب وشعبان 

Artinya: "Sejumlah sahabat Rasulullah SAW menyatakan makruh puasa Rajab sebulan penuh agar tidak menyerupai Bulan Ramadhan. Bulan-bulan utama itu Dzulhijjah, Muharram, Rajab, dan Sya‘ban." (Lihat Abu Hamid al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [Kairo: Darus Syi‘ib, tanpa catatan tahun], juz III, halaman: 431). 

Meskipun harinya tidak ditentukan alias boleh kapan saja, puasa Rajab dapat diamalkan pada hari-hari utama berpuasa seperti Senin, Kamis atau Jumat. Bisa juga bertepatan pada Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15)

Akan tetapi, ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen pernah menyampaikan terkait waktu terbaik puasa di bulan Rajab.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Waktu Terbaik Puasa Rajab Menurut Mbah Moen

mba moen
Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) KH Maimun Zubair atau Mbah Moen.

Menurut Mbah Moen, puasa Rajab sebaiknya dilakukan di 10 hari pertama.

“Puasa Rajab itu baiknya dilaksanakan mulai tanggal  1 sampai 10. Kalau tidak kuat puasalah tanggal 10 saja. Jika kuatnya dua hari puasa tanggal 1 dan 10,” katanya dikutip dari YouTube Madrasah Aswaja, Rabu (17/1/2024).

Mbah Moen mengungkapkan alasannya bahwa tanggal 10 Rajab tepatnya malam Jumat adalah peristiwa ‘berkumpulnya’ Sayyidah Aminah dengan Sayyid Abdullah dan menjadi cikal bakal turunnya nur (cahaya) Nabi Muhammad SAW.

“Makanya sebisa mungkin tanggal 10 Rajab itu puasa. Saya puasa Rajab itu tanggal 10 saja. Dan terkadang tanggal 1 dan 10 saja,” ujarnya.

Jadwal Puasa 10 Hari Pertama Rajab

Ilustrasi kalender 2024 (Sumber: Pixabay)
Ilustrasi kalender 2024 (Sumber: Pixabay)

Berikut ini jadwal puasa 10 hari pertama bulan Rajab.

  • Sabtu, 13 Januari 2024 M/1 Rajab 1445 H
  • Ahad, 14 Januari 2024 M/2 Rajab 1445 H
  • Senin, 15 Januari 2024 M/3 Rajab 1445 H
  • Selasa, 16 Januari 2024 M/4 Rajab 1445 H
  • Rabu, 17 Januari 2024 M/5 Rajab 1445 H
  • Kamis, 18 Januari 2024 M/6 Rajab 1445 H
  • Jumat, 19 Januari 2024 M/7 Rajab 1445 H
  • Sabtu, 20 Januari 2024 M/8 Rajab 1445 H
  • Ahad, 21 Januari 2024 M/9 Rajab 1445 H
  • Senin, 22 Januari 2024 M/10 Rajab 1445 H

Niat Puasa Rajab

Doa Berbuka Puasa Ganti (Qadha)
Ilustrasi Membaca Doa Berbuka Puasa Credit: shutterstock.com

Waktu niat puasa Rajab adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. Berikut lafal niat puasa Rajab dikutip dari NU Online.

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى   

Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta‘âlâ.   

Artinya: “Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta‘âlâ.”   

Sebagaimana puasa sunnah pada umumnya, jika lupa membaca niat puasa Rajab pada malam hari, maka boleh niatnya siang hari, yakni dari pagi  hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu dzuhur). Dengan catatan, belum makan ataupun minum apa-apa sejak terbit fajar hingga waktu niat dilakukan.

Berikut adalah lafal niat puasa Rajab ketika siang hari.

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى   

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri rajaba lillâhi ta’âlâ.   

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah ta’âlâ.”   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya