Gus Iqdam Bocorkan Ciri Sahabat yang Enggak Toxic

Jangan Pilih Teman yang Toxic, Gus Iqdam Beri Tips Ini

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Feb 2024, 20:51 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2024, 12:30 WIB
iqdam mmmmmm
Gus Iqdam (Tik Tok)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh teman yang salah. Tapi, tidak sedikit orang yang mendapatkan manfaat maupun kebaikan disebabkan bergaul dengan sahabat yang baik.

Kali ini Gus Iqdam akan memocorkan bagaimana ciri sahabat yang tidak toxic tersebut.

Istilah sahabat toxic merujuk kepada seseorang yang memiliki perilaku atau sikap yang merugikan, atau merusak. Dalam konteks hubungan interpersonal, "teman toxic" biasanya mengacu pada seseorang yang cenderung menyebabkan stres, konflik, atau ketidaknyamanan dalam hubungan tersebut.

Sifat toxic bisa bervariasi, termasuk perilaku manipulatif, sikap negatif, egois, atau kecenderungan untuk menciptakan drama dan konflik. Teman yang toksik dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional seseorang.

Jika Anda merasa memiliki teman yang toxic penting untuk mempertimbangkan untuk menetapkan batasan yang sehat, mengkomunikasikan perasaan Anda, atau bahkan memutuskan hubungan jika diperlukan untuk melindungi kesejahteraan Anda sendiri.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Gus Iqdam Sebut Ini Kunci agar Pertemanan Tidak Toxic

Ilustrasi Teman, Sahabat
Ilustrasi teman sahabat pria. (Sumber Pixabay)

Gus Iqdam sebagai dai muda nan viral ini menyebutkan salah satu ciri teman yang baik, teman yang baik ini sangat penting untu teman menjalani kehidupan.

Bagi Gus Iqdam teman atau sahabat yang baik adalah sahabat yang senantiasa mengingatkan kesalahan, bukan sahabat yang selalu membenarkan setiap langkah sahabatnya.

"Misale sopo iki, Lia, misale Lia, pacaran karo Nanang, nah kancane kok malah masoook, nek iso malem minggu neng Taman Pecut, Nanang kon numpak CB koe ngethapel, " kata Gus Iqdam mencontohkan seperti yang diunggah di akun TikTok @Eliza.

Dalam contoh tersebut, saat Gus Iqdam dalam salah satu pengajian, mengatakan, saat seseorang sedang menjalin pertemanan misalnya laki-laki dan perempuan, sebagai teman jangan justru menyuruh untuk pacaran di taman yang sepi, apalagi sampai 'ngethapel' atau memeluk dari belakang di atas jok sepeda motor.

"Ini bukan teman yang baik namanya, nek kanca sing apik, Lia cedek karo Nanang pas PDKT nah koncone sing apik iki ngelingke ojo ketemuan neng nggon sepi, misale," kata Gus Iqdam.

Bagi Gus Iqdam sahabat baik mau mengingatkan akan hal-hal baik, bukan selalu membenarkan semua langkah yang dilakukan oleh sahabatnya.

Suami Ning Nila ini khawatir jika selalu membenarkan ini justru akan menjadi masalah.

 

Islam Anjurkan Cari Teman yang Baik

Ilustrasi kebersamaan, sahabat, rukun
Ilustrasi kebersamaan, sahabat, rukun. (Photo by Eean Chen on Unsplash)

Mengutip jatim.nu.or.id, Islam menganjurkan untuk mencari teman yang baik agar bisa memberikan manfaat kebaikan dalam pertemanan itu. Memang, mencari dan memilih teman yang baik bukan perkara mudah, akan tetapi tanpa berusaha mencarinya, maka mustahil akan menemukannya.

عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Artinya: Dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda: Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan pandai besi ada kalanya (percikan apinya) akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya. (HR.Al-Bukhari: 5108, Muslim: 2628), Ahmad:19163)

Hadits ini dijelaskan dalam kitab Manar Al-Qari karya Hamzah Qasim sebagai berikut:

والمعنى: أن النبي - صلى الله عليه وسلم - شبه الجليس الصالح في دينه وخلقه بمن يحمل معه مسكاً، وشبه جليس السوء بمن ينفخ كيراً وهو آلة من الجلد ينفخ بها الحداد على النار

Artinya: Nabi Muhammad mengumpamakan teman baik (dalam agama dan akhlaknya) dengan orang yang membawa minyak misik yang harum. Sedangkan teman buruk diumpamakan dengan pandai besi yang dapat memercikkan api. Berteman, bersahabat merupakan bentuk interaksi sosial yang bisa mempengaruhi keadaan seseorang. Maksudnya jika pertemanannya itu benar, maka akan banyak ilmu, hikmah, dan manfaat yang didapat. Namun, jika salah pertemanannya, maka kesalahan (yang diibaratkan percikan api) itu juga akan mengenainya.

Hadits ini memberikan pesan bahwa paling tidak ada dua manfaat jika bersahabat dengan teman yang baik; kita akan menjadi sosok yang baik dan mendapatkan inspirasi positif dari kebaikannya. Sebab sangat sia-sia jika pertemanan tidak memberikan unsur kebaikan sama sekali. Ibn Athaillah mengatakan dalam kitab Al-Hikam:

لَا تَصْحَبْ مَنْ لَا يُنْهِضُكَ حَالُهُ وَلَا يَدُلُّكَ عَلَى اللهِ مَقَالُهُ

Artinya: Jangan berteman (bergaul) dengan orang yang tingkah lakunya tidak membangkitkanmu (untuk meraih ridha Allah) dan ucapannya tidak menunjukkanmu kepada Allah. Perlu diingat bahwa jenis pertemanan itu ada yang sifatnya ta’aruf (kenal secara sengaja) seperti kenal seseorang di pesawat, bus, kereta, fasilitas umum, dipertemukan calon dan lainnya. Ada pula pertemanan yang bersifat tarikhan (kenal sejak lama), misalnya kenal sejak di kampung, sejak masa sekolah, masa kecil dan lainnya. Ada juga pertemanan yang bersifat ahammiyatan (kepentingan saja) seperti untuk bisnis, proyek, dan lainnya. Ada pula pertemanan sebab satu profesi dan kesamaan hobi. Namun yang patut diwaspadai adalah pertemanan yang bersifat ‘aduwwun (musuh), yakni seolah baik padahal menikam dari belakang. Dengan demikian, beberapa jenis pertemanan di atas, sebaiknya pilih teman yang suka berbuat baik akan membentuk kebiasaan baik pada sekelilingnya. Pun sebaliknya pertemanan dengan orang yang gemar melakukan keburukan akan mempengaruhi sekelilingnya untuk berbuat buruk.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya