Berani 'Mokel'? Padahal Azab bagi Pelakunya Sangat Mengerikan

Azab 'mokel' di bulan Ramadhan, sangat mengerikan, mulut dirobek dan bergelantungan di kaki

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Apr 2024, 22:30 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2024, 22:30 WIB
Ilustrasi anak, ibu, sahur, buka puasa, Islami
Ilustrasi anak, ibu, sahur, buka puasa, Islami. (Image by freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena 'mokel' atau membatalkan puasa, secara terang-terangan di tempat umum merupakan salah satu tantangan sosial yang dihadapi dalam masyarakat muslim. Bahkan, ada yang sengaja mengunggahnya di media sosial.

Di beberapa tempat, praktik ini bisa menjadi hal yang umum terjadi, terutama di zaman modern dengan pengaruh media sosial dan budaya pop yang semakin terbuka.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan munculnya fenomena ini, termasuk penurunan kesadaran akan pentingnya menjaga kesucian bulan Ramadhan, penekanan pada kesenangan duniawi, dan kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai agama.

Terkadang, mokel terjadi karena kurangnya pengertian akan makna puasa dan tujuan utamanya dalam Islam. Seseorang mungkin tidak menyadari konsekuensi spiritual dan moral dari tindakan tersebut, atau mungkin mengalami tekanan sosial untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma masyarakat sekitarnya yang tidak selalu selaras dengan ajaran agama.

Mereka tak sadar, ada azab pedih yang menanti saat membatalkan puasa dengan sengaja, tanpa uzur syar'i.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Hukum Batalkan Puasa dengan Sengaja

Ilustrasi buka puasa, sahur, Islami, Ramadan
Ilustrasi buka puasa, sahur, Islami, Ramadan. (Photo by Thirdman from Pexels)

Menukil, almanhaj.or.id, barangsiapa membatalkan puasa dengan sengaja pada siang hari di bulan Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan syari’at, maka dia telah melakukan kesalahan atas hak dirinya sendiri dan juga hak masyarakatnya.

Dan jika Anda, ingin mengetahui tingkat pengharaman dan tingkat dosa orang yang merusak kesucian bulan Ramadhan dengan membatalkan puasanya, baik dengan cara makan, minum atau berhubungan badan, maka renungkanlah apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyalalhu anhu secara marfu’:

 مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ وَلاَ مَرَضٍ لَمْ يَقْضِهِ صِيَامُ الدَّهْرِ وَأَنْ صَامَهُ

“…Barangsiapa membatalkan puasa satu hari dari bulan Ramadhan tanpa alasan dan juga bukan karena sakit, maka dia tidak dapat menggantinya dengan puasa dahr (terus-menerus) meskipun dia melakukannya….”

 Dan juga hadits yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dia berkata:

 مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ لَمْ يُجِزْهُ صِيَامُ الدَّهْرِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ، فَإِنْ شَاءَ غُفِرَ لَهُ وَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ

 “Barangsiapa tidak berpuasa satu hari di bulan Ramadhan tanpa alasan, maka tidak dibolehkan baginya mengerjakan puasa dahr sehingga dia menemui Allah. Jika Allah berkehendak, Dia akan memberikan ampunan kepadanya dan jika Allah berkehendak, Dia akan mengadzabnya.”

Inilah Azab Allah bagi Pelaku Mokel

Ilustrasi puasa, buka puasa dengan teman
Ilustrasi puasa, buka puasa dengan teman. (Photo by Ashkan Forouzani on Unsplash)

Juga hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu anhu, dia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 بَيْنَمَا أَنَا نَائِمٌ أَتَانِي رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعِي -عَضَدِيْ- فَأَتَيَا بِي جَبَلاً وَعِرًا فَقَالاَ: اِصْعَدْ، فَقُلْتُ: إِنِّي لاَ أُطِيْقُ، فَقَالاَ: سَنُسَهِّلُهُ لَكَ. فَصَعَدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِي سَوَادِ الْجَبَلِ إِذَا بِأَصْوَاتٍ شَدِيْدَةٍ فَقَالاَ: مَا هَذِهِ اْلأَصْوَاتُ؟ قَالُوْا: هَذَا عَوَاءُ أَهْلِ النَّارِ، ثُمَّ انْطَلَقَا بِي فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مَعَلَّقِيْنَ بِعَرَاقِيْبِهِمْ مَشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيْلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا، قُلْتُ: مَنْ هَؤُلاَءِ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ يُفْطِرُوْنَ قَبْلَ تَحِلَّةَ صَوْمِهِمْ -أَيْ قَبْلَ وَقْتِ اْلإِفْطَارِ

 “Ketika tengah tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal seraya berkata: ‘Naiklah.’ Lalu kukata-kan: ‘Sesungguhnya aku tidak sanggup melakukannya.’ Selanjutnya, keduanya berkata: ‘Kami akan memudahkan untukmu.’ Maka aku pun menaikinya sehingga ketika aku sampai di kegelapan gunung tiba-tiba ada suara yang keras sekali, maka kutanyakan: ‘Suara apa itu?’

Mereka menjawab: ‘Itu adalah jeritan para penghuni Neraka.’ Kemudian dia membawaku berjalan dan ternyata aku sudah bersama orang-orang yang bergantungan pada urat besar di atas tu-mit mereka, mulut mereka robek, dan robekan itu mengalirkan darah.’ Aku berkata, ‘Siapakah mereka itu?’ Dia menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang yang berbuka sebelum waktu berbuka…“

Demikianlah gambaran mengerikan dari azab yang ditimpakan kepada orang-orang yang merusak kesucian bulan Ramadhan serta meremehkan syi’ar yang suci ini, di mana mereka tidak berpuasa secara terang-terangan pada siang hari di bulan Ramadhan.

Mereka akan bergelantungan pada kaki mereka seperti bergelantungannya binatang sembelihan, di mana kaki berada di atas dan kepala berada di bawah. Dan mulut mereka akan dirobek sehingga keluar darah yang mengalir darinya. Keadaan itu merupakan gambaran yang benar-benar mengerikan.

Apakah orang-orang zhalim itu mau mengambil pelajaran untuk diri mereka sendiri yang merusak kesucian bulan Ramadhan yang penuh berkah, yang mereka tidak mau menjaga kehormatan waktu dan tidak juga memelihara hak Pencipta mereka? Mereka benar-benar telah merusak rukun keempat dari rukun-rukun Islam tanpa mempedulikan tujuan dari penciptaan mereka sama sekali.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya