Liputan6.com, Jakarta - Sholawat merupakan amalan sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Allah SWT juga memberi perintah langsung agar bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dalam firman-Nya
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya". (QS. Al-Ahzab: 56)
Advertisement
Baca Juga
Sholawat akan tetap bernilai pahala meskipun seseorang membacanya dalam keadaan sadar maupun tidak, ikhlas maupun tidak dan khusyuk ataupun tidak.
Mengutip dari laman laduni.id, dari Sayyid Ahmad ibn 'Ajibah Al Hasani menyebutkan bahwa sesungguhnya manusia itu terbagi menjadi tiga kelompok ketika bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW berikut ini.
Saksikan Video Pilihan ini:
3 Tingkatan Manusia Ketika Bersholawat
1. Orang yang bersholawat kepada Nabi Muhammad saw dengan menghadirkan, menggambarkan, membayangkan sosok wujud (jasmani) Rasulallah SAW di hatinya.
Ketika sudah terbiasa seperti itu, insyaallah sosok Nabi Muhammad SAW akan tertanam di hatinya hingga orang tersebut bisa atau sering bermimpi Nabi Muhammad SAW bahkan bisa sampai pada tingkatan bertemu secara jaga dengan Nabi SAW (yaqodzoh) mereka ini adalah orang orang yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.
2. Orang yang bersholawat dengan menggambarkan sosok cahaya (ruhaniah) Nabi Muhammad SAW karena Rasul SAW adalah cahaya di atas cahaya.
Mereka ini bisa menyaksikan Nabi SAW di kebanyakan waktunya. Bisa di artikan kapanpun orang tersebut bersholawat dan ingin Nabi hadir dihadapnya maka hadirlah Nabi Muhammad SAW. Mereka ini adalah orang orang yang diberi mata hati oleh Allah SWT.
Advertisement
Kelompok Orang dengan Iman yang Kokoh
3. Orang yang bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggambarkan sosok cahaya Rasul SAW yang pertama kali di ciptakan oleh Allah SWT.
Cahaya Nabi Muhammad SAW adalah rahasia diatas rahasia. Maka orang seperti ini sekejap mata pun Rasul SAW tidak pernah hilang dari pandangan nya.
Ini adalah orang orang yang sudah kokoh keimanannya, tertinggi derajatnya dari kalangan orang orang yang beriman, kelompok shiddiqin, auliya, sholihin para salaf terdahulu.
Dari Asy Syekh Abil Abbas Al Mursyi: "Seandainya Rasulallah SAW hilang dari pandangan mataku walau sekejap, maka aku tak menganggap diriku sebagai seorang muslim."