Liputan6.com, Jakarta - Menjelang bulan Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia bersiap untuk melaksanakan ibadah puasa. Salah satu kegiatan yang paling dikenal selama bulan suci ini adalah sholat tarawih, yang dilaksanakan setiap malam setelah sholat Isya.
Namun, di tengah kekhusyukan ibadah tersebut, muncul pertanyaan penting yang sering mengiringi, yaitu apakah sholat ba'diyah Isya dapat dilakukan setelah sholat tarawih?
Pertanyaan ini mencuat mengingat banyak umat Muslim yang sudah terbiasa melaksanakan sholat sunnah ba'diyah setelah sholat wajib Isya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui hukum syar'i terkait dengan pelaksanaan sholat ba'diyah, terutama dalam konteks waktu setelah tarawih.
Advertisement
Mengutip Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah - KTB, sholat ba'diyah Isya memang diperbolehkan dikerjakan setelah sholat tarawih. Hal ini disebabkan karena waktu keluarnya sholat ba'diyah Isya dan tarawih adalah setelah waktu sholat Fardhu Isya. Dalam konteks ini, sholat sunnah ba'diyah dan tarawih keduanya merupakan sholat sunnah yang memiliki waktu masing-masing.
Namun, meskipun kedua sholat sunnah ini dapat dilaksanakan secara terpisah, mereka tidak dapat digabungkan dalam satu niat. Artinya, meskipun bisa dikerjakan berturut-turut, masing-masing sholat tetap mendapatkan pahalanya sendiri, tanpa saling menggabungkan.
Hal ini berbeda dengan sholat sunnah tahyatul masjid, di mana jika seseorang berniat melakukan sholat tahyatul masjid dan sunnah mutlak sekaligus, maka pahalanya akan digabungkan, karena keduanya termasuk dalam kategori sholat sunnah ghairu maqsudah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Gabungkan 2 Sholat Sunnah Tersebut
Sementara itu, dalam laman nu.or.id dijelaskan bahwa sholat sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW mencakup berbagai jenis, termasuk dua rakaat sebelum dan sesudah sholat Isya. Hal ini tercermin dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW biasa mengerjakan dua rakaat sebelum dan sesudah Dhuhur, Maghrib, dan Isya.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun sholat sunnah ba'diyah Isya dianjurkan, waktunya tidak bisa digabungkan dengan waktu sholat tarawih. Sholat ba'diyah Isya tetap memiliki waktu tersendiri dan tidak dapat diwakilkan dengan sholat tarawih.
Sebagai tambahan, dalam hadis mengenai sholat ba'diyah Maghrib, Rasulullah SAW bersabda,
"صَلُّوا قَبْلَ الْمَغْرِبِ"
Yang artinya "Sholatlah dua rakaat sebelum Maghrib," yang mengisyaratkan bahwa sholat sunnah tersebut tidak wajib, melainkan disunnahkan bagi siapa saja yang ingin melaksanakannya.
Berdasarkan hadis-hadis ini, jelas bahwa sholat sunnah ba'diyah setelah sholat Isya, baik dilakukan sebelum maupun setelah tarawih, tetap dapat dilaksanakan dengan syarat tertentu. Dalam praktiknya, umat Muslim yang ingin melaksanakan sholat sunnah ba'diyah setelah tarawih perlu memperhatikan urutan waktu dan kesesuaian dengan waktu sholat wajib.
Di dalam kitab Nihayatuz Zain, dijelaskan secara lebih mendalam tentang bacaan yang disunnahkan dalam sholat ba'diyah Maghrib. Misalnya, pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat Al-Kafirun, dan pada rakaat kedua, membaca surat Al-Ikhlas. Ini menunjukkan bahwa ada ketentuan tertentu dalam setiap sholat sunnah yang perlu diperhatikan agar dapat dilaksanakan dengan benar.
Selain itu, niat untuk sholat sunnah ba'diyah Isya juga penting untuk diperhatikan. Dalam niat tersebut, seseorang harus menyebutkan bahwa mereka berniat melakukan sholat sunnah ba'diyah Isya dua rakaat, dengan menghadap kiblat, sebagai ibadah kepada Allah SWT. Niat ini hendaknya dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketulusan.
Namun, meskipun sholat ba'diyah Isya boleh dilakukan setelah tarawih, ada baiknya umat Muslim memperhatikan etika dalam melaksanakan ibadah ini. Sebaiknya, sholat sunnah ini dikerjakan setelah selesai melaksanakan sholat tarawih, dan tidak dilakukan secara terburu-buru atau terburu-buru tanpa penuh perhatian.
Advertisement
Ba'diyah Isya, Boleh Dilakukan Usai Sholat Tarawih
Dalam pandangan beberapa ulama, meskipun tidak ada larangan khusus untuk melaksanakan sholat ba'diyah setelah tarawih, hal ini tetap perlu dilakukan dengan penuh kesadaran dan kehati-hatian. Mengingat pentingnya menjaga adab dalam beribadah, pelaksanaan sholat sunnah sebaiknya dilakukan dengan tenang dan khusyuk.
Pada akhirnya, kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa sholat ba'diyah Isya memang diperbolehkan dilakukan setelah sholat tarawih, asalkan dilakukan dengan memperhatikan waktu dan adab yang benar. Masing-masing sholat sunnah ini memiliki kedudukan yang terpisah, meskipun keduanya bisa dilakukan berturut-turut.
Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam pelaksanaan ibadah sunnah, khususnya di bulan Ramadhan, yang penuh dengan keberkahan dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan sholat sunnah dengan penuh kesadaran dan ketulusan hati.
Selain itu, meskipun terdapat kemudahan dalam mengerjakan sholat sunnah ba'diyah setelah tarawih, penting untuk menjaga kualitas ibadah dan tidak hanya mengutamakan kuantitas. Kualitas sholat yang khusyuk dan penuh penghayatan jauh lebih bernilai di sisi Allah SWT.
Jadi, meskipun tidak ada masalah hukum terkait melaksanakan sholat ba'diyah Isya setelah sholat tarawih, setiap umat Muslim perlu menjaga kesopanan dan etika dalam beribadah, serta mengutamakan kualitas daripada sekadar mengejar jumlah rakaat.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa dalam Islam, ibadah sunnah seperti sholat ba'diyah dan tarawih memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk meraih pahala lebih banyak, asalkan dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan syariah dan dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah SWT.
Kepatuhan terhadap waktu, adab, dan niat yang benar dalam melaksanakan ibadah sunnah ini menjadi kunci untuk memperoleh pahala yang maksimal di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.
Maka, bagi umat Muslim yang ingin melaksanakan sholat ba'diyah setelah tarawih, hendaknya melakukannya dengan penuh perhatian, menjaga adab dan menjaga khusyuk dalam beribadah. Hal ini bukan hanya untuk mendapatkan pahala, tetapi juga untuk mencapai kedekatan yang lebih besar dengan Allah SWT di bulan Ramadhan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul