Mengungkap Petunjuk Rasulullah SAW untuk Mencari Lailatul Qadar, Kapan Terjadinya?

Petunjuk-petunjuk yang diberikan Rasulullah SAW menjadi bekal bagi umat Muslim dalam menjalani bulan Ramadhan, khususnya untuk meraih malam Lailatul Qadar yang penuh rahmat dan ampunan.

oleh Putry Damayanty Diperbarui 19 Mar 2025, 14:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 14:30 WIB
ciri-ciri malam lailatul qadar
ciri-ciri malam lailatul qadar ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh dengan kemuliaan. Malam ini diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan” (QS. Al-Qadr: 1-3)

Dalam banyak riwayat hadis, Rasulullah SAW memberikan petunjuk tentang amalan-amalan untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar. Hal ini menjadi penting, sebab banyak umat Islam yang berharap dapat memperoleh keutamaan luar biasa yang terkandung dalam malam tersebut. 

Namun, tidak ada petunjuk yang pasti mengenai kapan terjadinya Lailatul Qadar. Sehingga kita harus berusaha untuk meraihnya dengan semakin banyak melakukan amal ibadah menjelang berakhirnya bulan Ramadhan ini.

Sebagaimana Rasulullah SAW mengingatkan bahwa Lailatul Qadar bukanlah sekadar malam yang datang begitu saja, melainkan malam yang harus dicari dengan penuh usaha dan keikhlasan. 

 

Promosi 1

Saksikan Video Pilihan ini:

Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?

Cara Rasulullah Sambut Lailatul Qadar
Cara Rasulullah Sambut Lailatul Qadar / Sumber: iStcokphoto... Selengkapnya

Dikutip dari laman balitbangdiklat.kemenag.go.id, mengenai kapan waktu terjadinya Lailatul Qadar, Rasulullah tak pernah menyebutkan secara pasti. Namun, beliau hanya memberikan beberapa petunjuk sebagai berikut: 

1. Pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan” (HR. Bukhari)

2. Di malam-malam ganjil

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan” (HR. Bukhari)

3. Di tujuh malam terakhir

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى

“Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa” (HR. Muslim).

Dalam riwayat lain

الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى

“Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa” (HR. Bukhari).

4. Pada malam ke -27

وَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ

“Demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan oleh Rasulullah untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh” (HR. Muslim dari Ubay Bin Ka’ab).

Demikian juga hadis dari Mu’awiyah beliau menukil perkataan dari Nabi sallallahu alaihi wasallam,

ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺳَﺒْﻊٍ ﻭﻋِﺸْﺮﻳﻦَ

“Lailatul Qadar pada malam kedua puluh tujuh” (HR. Abu Daud).

Namun, para ulama menjelaskan bahwa malam ke-27 ini tidak menunjukkan kepastian tapi diharapkan besar datangnya Lailatul Qadar karena bisa jadi turunnya di tanggal berbeda setiap tahun.

Tanda Malam Lailatul Qadar

Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Ilustrasi Malam Lailatul Qadar Credit: pexels.com/Konevi... Selengkapnya

Ada 2 hadis yang ditemukan terkait tanda-tanda malam Lailatul Qadar:

هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.

“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru” (HR. Muslim no. 762, dari Ubay bin Ka’ab).

Hadis kedua,

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

“Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361).

Namun, ada catatan penting dari Imam Ibnu Hajar Al Asqolani

وَقَدْ وَرَدَ لِلَيْلَةِ الْقَدْرِ عَلَامَاتٌ أَكْثَرُهَا لَا تَظْهَرُ إِلَّا بَعْدَ أَنْ تَمْضِي

“Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda Lailatul Qadar, namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu” (Fathul Bari, 4: 260).

Maka sia-sialah mereka yang mencari-cari tanda tersebut di malam harinya. Yang harusnya dilakukan adalah menghidupkan malam itu dengan ibadah bukan mencari tanda-tandanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya