7 Metode Praktis Regulasi Emosi dalam Islam, Redam Amarahmu

Rasulullah SAW mengajarkan 7 metode praktis regulasi emosi dalam Islam untuk meredam amarah dan meraih ketenangan jiwa, lengkap dengan dalil Al-Qur'an dan Hadits.

oleh Mabruri Pudyas Salim Diperbarui 18 Mar 2025, 04:45 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2025, 04:45 WIB
Ilustrasi amarah, emosi, marah
Ilustrasi amarah, emosi, marah. (Photo created by drobotdean on www.freepik.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Amarah dan emosi negatif seringkali menjadi penghambat dalam kehidupan. Untungnya, Islam telah mengajarkan cara mengelola emosi sejak 14 abad lalu, memberikan panduan praktis untuk mencapai ketenangan jiwa. Artikel ini akan mengulas 7 metode praktis untuk meregulasi emosi, khususnya amarah, sesuai tuntunan Islam yang didukung oleh dalil-dalil yang valid.

Regulasi emosi, kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi, sangat penting untuk kesehatan mental dan kualitas hidup. Kemampuan ini memungkinkan respons yang tenang dan efektif terhadap situasi, membangun hubungan harmonis, dan meningkatkan kinerja. Dalam perspektif Islam, mengelola emosi merupakan bagian penting dari kesempurnaan iman, sebagaimana ditekankan dalam Al-Qur'an dan Hadits.

Marah adalah fitrah manusia, namun jika tidak terkendali dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik, hubungan sosial, bahkan spiritualitas. QS. Ali Imran: 134 menyebutkan, 

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ 

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. Ini menunjukkan pentingnya pengendalian diri sebagai bagian dari kebaikan.

Lalu bagaimana Islam memandang tentang pentingnya regulasi emosi? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (12/3/2025).

Promosi 1

Pentingnya Regulasi Emosi dalam Islam

Emosi merupakan fitrah manusia, termasuk amarah. Namun, Islam mengajarkan pentingnya regulasi emosi agar tidak merusak diri sendiri dan orang lain.. Dari perspektif psikologi, regulasi emosi meliputi strategi sadar dan tidak sadar untuk mengelola respons emosional. Dalam Islam, regulasi emosi dimaknai sebagai kemampuan mengendalikan diri dan menjaga kestabilan emosi agar sesuai dengan tuntunan agama.

Perbedaan definisi regulasi emosi dalam psikologi dan Islam terletak pada konteksnya. Psikologi lebih menekankan aspek kognitif dan perilaku, sementara Islam menambahkan dimensi spiritual dan akhirat. Emosi yang tak terkendali dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan fisik (stres, hipertensi), hubungan sosial (konflik, permusuhan), dan spiritualitas (menghalangi ibadah, mengurangi kedekatan dengan Allah).

QS. Ali Imran: ayat134 menjadi dalil utama tentang pentingnya menahan amarah dan memaafkan. Ayat ini mengaitkan pengendalian emosi dengan sifat-sifat terpuji seperti kedermawanan dan pengampunan, yang disukai Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa regulasi emosi bukan hanya tentang mengendalikan diri, tetapi juga tentang membangun karakter yang mulia.

Mengendalikan emosi merupakan bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan mengendalikan emosi, kita dapat menjaga hubungan baik dengan sesama, meningkatkan kualitas ibadah, dan mendapatkan ridho Allah SWT.

Mengendalikan Amarah dengan Membaca Ta'awudz

ilustrasi karomah, dzikir
Ilustrasi karomah (Nu Online)... Selengkapnya

Ta'awudz adalah memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan dengan membaca: 

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ 

A'udzu billahi minasy syaithonir rojiim

Membaca ta'awudz saat marah membantu meredakan emosi karena marah sering kali dipicu oleh bisikan setan.

Secara ilmiah, membaca ta'awudz dapat menenangkan pikiran karena melibatkan konsentrasi dan pengucapan kalimat yang menenangkan. Secara spiritual, ta'awudz adalah bentuk pengakuan atas ketergantungan kita kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya untuk mengatasi godaan.

Hadits dari Imam At-Thabrani mendukung hal ini: "Jika salah satu mereka sedang marah lalu mengucap auudzu billahi minasy syaitoonir rojiim maka hilanglah marahnya." Hadits ini menunjukkan keampuhan ta'awudz dalam meredakan amarah.

Terapkan membaca ta'awudz setiap kali merasakan amarah mulai muncul, baik dalam situasi kecil maupun besar. Ucapkan dengan khusyuk dan penuh keyakinan agar lebih efektif.

Mengendalikan Amarah dengan Berwudhu

Tata Cara Wudhu dan Bacaannya
Tata Cara Wudhu dan Bacaannya (Sumber: Pixabay)... Selengkapnya

Berwudhu, membersihkan sebagian anggota tubuh dengan air, dapat meredakan amarah secara fisik dan spiritual. Secara fisik, air membantu menurunkan suhu tubuh dan memberikan sensasi menenangkan.

Air memiliki efek relaksasi pada tubuh, mengurangi ketegangan otot dan menenangkan sistem saraf. Secara spiritual, wudhu adalah bentuk ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah SWT, membantu kita fokus pada hal-hal positif.

Hadits riwayat Abu Dawud: "Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api, dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antara kamu marah, maka berwudhulah!" Hadits ini menjelaskan analogi api amarah yang dipadamkan dengan air wudhu.

Praktikkan wudhu setiap kali merasa marah, khususnya jika amarah sudah mulai memuncak. Rasakan kesejukan air dan manfaat spiritualnya dalam meredakan emosi.

Mengendalikan Amarah dengan Diam Saat Marah

Ilustrasi diam tutup mulut
Jaga sikap dan ucapanmu/Copyright unsplash/Kristina Flour... Selengkapnya

Diam saat marah adalah strategi efektif untuk mencegah ucapan yang menyakitkan dan memperburuk situasi. Saat marah, kita cenderung berbicara tanpa berpikir, mengeluarkan kata-kata kasar atau melukai perasaan orang lain.

Ucapan yang dilontarkan saat emosi tinggi seringkali tidak terkontrol dan berdampak negatif pada hubungan sosial. Diam memberi waktu untuk menenangkan diri dan berpikir jernih sebelum merespon.

Hadits dari Imam Ahmad: "Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah." Hadits ini menekankan pentingnya menahan diri dari berbicara saat marah.

Latih diri untuk diam sejenak saat marah. Ambil napas dalam, tenangkan diri, dan pikirkan respons yang lebih bijak sebelum berbicara.

Mengendalikan Amarah dengan Mengubah Posisi Fisik

Contoh ilustrasi posisi duduk melakukan seated knee raise
Olahraga ramah disabilitas terakhir dan cocok untuk dilakukan sambil duduk adalah Seated Knee Raise. (Foto: Pexels.com/Jayson Marquez)... Selengkapnya

Mengubah posisi tubuh dari berdiri ke duduk, atau dari duduk ke berbaring, dapat membantu meredakan amarah. Berdiri memicu energi dan ketegangan, sementara duduk dan berbaring memberikan relaksasi.

Posisi tubuh memengaruhi kondisi emosional. Duduk dan berbaring membantu mengurangi ketegangan fisik dan mental, memungkinkan pikiran untuk lebih tenang.

Hadits riwayat Abu Dawud: "Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah." Hadits ini memberikan panduan praktis untuk meredakan amarah.

Terapkan perubahan posisi tubuh saat merasa marah, khususnya di tempat kerja atau saat berinteraksi dengan orang lain. Cari tempat yang tenang untuk duduk atau berbaring sejenak.

Mengendalikan Amarah dengan Berzikir dan Mengingat Allah

Dzikir
Sejumlah jemaah melaksanakan dzikir di Mesjid Raya Medan, Sumatra Utara, Minggu (15/8). Berdzikir merupakan salah satu aktivitas ibadah yang dilakukan umat muslim di bulan Ramadan. (Antara)... Selengkapnya

Berzikir dan mengingat Allah SWT adalah cara efektif untuk menenangkan hati dan meredakan amarah. Zikir pendek seperti "Subhanallah", "Alhamdulillah", dan "Allahu Akbar" dapat diulang-ulang.

Mengingat Allah SWT membantu kita fokus pada kebesaran-Nya, mengingatkan kita akan keterbatasan dan ketidakberdayaan diri di hadapan-Nya. Ini membuat hati menjadi lebih tenang dan damai.

"Allah berfirman: 'Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku saat engkau marah, Aku akan mengingatmu saat Aku marah.'" Hadits ini menunjukkan janji Allah untuk mengingat hamba-Nya yang mengingat-Nya.

Praktikkan zikir dan doa setiap kali merasa marah. Fokuskan pikiran pada Allah SWT dan rasakan ketenangan yang dilimpahkan-Nya.

Mengendalikan Amarah dengan Beristighfar

Dzikir
Amalan mudah berpahala surga, diantaranya dzikir setelah shalat fardhu dan sebelum tidur. (Liputan6.com/Nugroho Purbo)... Selengkapnya

Beristighfar, memohon ampun kepada Allah SWT, membersihkan hati dari dosa dan menenangkan jiwa. Saat marah, kita seringkali melakukan kesalahan atau mengucapkan kata-kata yang tidak baik.

Istighfar membantu kita menyadari kesalahan dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Ini memberikan rasa tenang dan damai di hati.

QS. An-Nuh: 10-12 menjelaskan tentang istighfar dan ampunan Allah SWT. Ayat ini menekankan pentingnya memohon ampun sebagai jalan menuju ketenangan dan keberkahan.

Amalkan istighfar setiap kali merasa marah. Sadari kesalahan dan memohon ampun kepada Allah SWT dengan penuh ketulusan.

Mengendalikan Amarah dengan Mengingat Keutamaan Menahan Amarah

Melakukan Hal yang Negatif
Ilustrasi Pria Marah Credit: pexels.com/Moose... Selengkapnya

Menahan amarah memiliki keutamaan besar dalam Islam. Hadits Riwayat Ibnu Asakir: "Barang siapa yang menahan amarahnya pada hal ia mampu melakukannya, niscaya Allah akan memenuhi hatinya dengan rasa aman pada hari kiamat." Hadits ini menunjukkan ganjaran besar bagi mereka yang mampu mengendalikan amarah.

Rasulullah SAW juga bersabda bahwa orang kuat adalah yang mampu menahan amarahnya (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menunjukkan bahwa kemampuan mengendalikan emosi merupakan tanda kekuatan dan kedewasaan spiritual.

Keutamaan Menahan Amarah dalam Islam

Menahan amarah mendatangkan perlindungan dan pengampunan dari Allah SWT (HR. Thabrani). Ini juga melindungi kita dari api neraka (Hadits tentang pintu Jahannam) dan memberikan pahala besar (HR. Ibnu Majah).

Menahan amarah juga akan mendatangkan ridho Allah SWT (HR. Ibnu Ad-Dunya). Dengan mengingat keutamaan ini, kita dapat memotivasi diri untuk selalu mengendalikan emosi.

Tujuh metode praktis regulasi emosi dalam Islam, yaitu membaca ta'awudz, berwudhu, diam saat marah, mengubah posisi fisik, berzikir, beristighfar, dan mengingat keutamaan menahan amarah, merupakan panduan praktis untuk mengendalikan emosi dan meraih ketenangan jiwa. Regulasi emosi merupakan bagian penting dari kesempurnaan iman.

Terapkan metode-metode ini dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun karakter yang mulia dan mendapatkan ridho Allah SWT. "Barang siapa yang menahan amarahnya pada hal ia mampu melakukannya, niscaya Allah akan memenuhi hatinya dengan rasa aman pada hari kiamat" (HR. Ibnu Asakir).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya