Liputan6.com, Semarang - Kepolisian patut berbangga dengan sosok anggotanya ini. Adalah Aipda Adi Tri Sukmoro, yang sehari menjabat sebagai Kepala Jaga, (Ka Jaga) Sat Samapta Polres Blora, Polda Jawa Tengah.
Sehari-hari dia dikenal sebagai polisi yang tegas dan disiplin dalam melaksanakan tugas. Dia berdinas di Satuan Samapta yang berseragam dinas lengkap dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Tentunya dalam patroli dan penjagaan dirinya harus jaga sikap agar berwibawa. Apida Adi tampak gagah dan sangar kala menjalankan tugas apalagi saat membawa senjata laras panjang dalam patroli kepolisian.
Advertisement
Baca Juga
Namun siapa sangka, di balik kegagahannya sebagai seorang anggota Polri, saat berada di lingkungan tempat tinggalnya ia menjadi sosok nan lembut. Aipda Adi seorang guru mengaji.
Tak sekadar guru mengaji, ia adalah ketua TPQ Nurul Qur'an di wilayah kelurahan Bangkle RT 04 RW 05. Tak hanya mengaji, dibantu oleh istrinya Siti Mustrianawati, bersama 7 guru ngaji lainnya juga mendakwahkan Islam melalui padepokannya yang dinamakan Padepokan Alab Alab Sabrang Lor.
Kegiatan mengaji di Padepokan Alab Alab Sabrang Lor dilakukan setiap hari. Adapun kegiatan dimulai dengan ibadah salat Asyar berjemaah yang digelar di Musala dekat rumahnya dan Aipda Adi Tri sebagai imamnya. Dilanjutkan dengan sekolah mengaji yang dilaksanakan di musala dan tempat mengaji di rumahnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Jauh dari Madrasah
Aipda Adi Tri Sukmoro menceritakan bahwa awal mula ia mendirikan sekolah mengaji adalah saat melihat lingkungan di sekitar tempat tinggalnya lokasinya jauh dari sekolah mengaji atau madrasah. Nah, dari situlah sedikit-sedikit ia mulai mengajari mengaji anak-anak dan remaja warga sekitar tempat tinggalnya.
“Berawal dari itulah saya ingin mengamalkan ilmu yang saya dapatkan. Dulu hanya mengajari mengaji sedikit anak anak. Dan Alhamdulilah masyarakat sekitar sini mendukung. Akhirnya kita buka sekolah mengaji di sini,” kata Aipda Adi Tri, dikutip dari laman Humas Polda Jateng.
Lebih lanjut Aipda Adi Tri membeberkan bahwa awal perjuangan mendirikan sekolah mengaji tidaklah mudah. Dimana selain keterbatasan anggaran yang menjadi masalah adalah keterbatasan tempat dan sarana.
“Pada awal awal ingin mendapat murid banyak, namun setelah banyak anak anak yang ikut mengaji malah bingung. Tempatnya nggak ada sarana juga kurang Tapi Alhamdulilah istri saya mendukung dan ada beberapa teman yang ikut menjadi guru mengaji di sini,” lanjutnya.
Kemudian sarana dan prasarana yang ia dapatkan, Aipda Adi Tri menyampaikan bahwa ada bantuan dari para donatur seperti dari rekan-rekan Polres Blora dan dari warga umum serta dermawan lainnya.
“Dengan doa dan perjuangan serta dukungan dari keluarga dan teman teman akhirnya padepokan ini bisa berkembang. Dan saat ini sudah mempunyai 90 santri,” jelasnya.
Advertisement
Dukungan Kepolisian
Untuk diketahui, saat ini sudah ada 4 kelas yang belajar mengaji di Padepokan Aipda Adi Tri. Mulai dari kelompok santri usia anak TK dan Paud, SD, hingga usia SMP dan setiap hari Jumat Khusus kelas mengaji ibu ibu.
Dalam kegiatan sekolah mengaji ia tidak menentukan biaya bagi para santri yang biasa dilakukan adalah pembayaran infaq sebesar Rp10 ribu rupiah setiap bulannya, itupun tidak diwajibkan.
“Lillahi ta’ala. Alhamdulilah atas izin Allah kegiatan mengaji disini bisa berjalan lancar. Namun demikian tentunya kami tidak akan menolak jika ada dermawan yang ikut berdonasi untuk keperluan kegiatan mengaji disini,” papar Aipda Adi Tri.
Terpisah Kasat Samapta Polres Blora AKP Kusnio, SE selaku atasan dari Aipda Adi Tri Sukmoro menyampaikan bahwa apa yang dilakukan oleh anggotanya patut didukung.
“Yang dilakukan oleh Aipda Adi Tri sudah bagus, apalagi bisa berbagi ilmu kepada anak anak dilingkunganya. Alhamdulilah sampai saat ini ia selalu disiplin dalam melaksanakan tugas. Saat jam dinas ia bertugas dan setelah sore hari jam dinas selesai, ia menjadi guru ngaji,” tutur Kasat Samapta Polres Blora.
Tim Rembulan