Liputan6.com, Jakarta Setiap orang yang pernah tinggal atau sekadar mengunjungi mungkin sepakat Jakarta merupakan kota yang padat.
Kepadatan tersebut yang akhirnya membuat Jakarta terkesan semrawut, terutama tata kotanya. Setidaknya itulah opini dari seorang arsitek asal Italia, Andrea Ponsi.
Baca Juga
Hadir di Pekan Raya, Adventaro Diserbu Pengunjung Berkat Tawarkan Berbagai Keseruan
Menghidupkan Semangat Kepahlawanan Lewat Seni di Pameran Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku
Pameran Arsitektur Vernakular dan Potensi Desa Borobudur 2024 Digelar untuk Lestarikan Budaya dan Rangkul Masa Depan
"I think Batavia (sebutan untuk Jakarta) is a chaotic city. Namun saya belum lihat semuanya, baru beberapa tempat saja," ujarnya di sela-sela pamerannya bertajuk "Florence: A Map Perception" di Institut Kebudayaan Italia, Jakarta, pekan lalu.
Advertisement
Kendati demikian, Ponsi sangat mengagumi arsitektur bangunan-bangunan di Jakarta. Menurut pria yang lahir di Viarggio ini, banyak bangunan di Jakarta yang memiliki kerumitan arsitektur yang perlu diacungi jempol.
Pria yang merupakan Adjunct Professor di Syracuse University dan Kent State University di Florens dan di Amerika Serikat ini juga mengagumi taman di Jakarta. Taman-taman itu memiliki tatanan yang indah.
Sejak tahun 80-an, Ponsi memang sangat memperhatikan ruang urban. Setidaknya ada dua studi mengenai ruang urban, yakni Florence: A Map of Perception dan Firenze Changing Viewpoint. Ia juga menggambar proyek yang berdasarkan konsep kesinambungan lingkungan.
Ia pun tertarik membuat studi ruang urban di Jakarta. Sebab, ia menganggap Jakarta adalah kota yang menarik, padat penduduk dan memiliki arsitektur yang indah.
Pamaran Ponsi di Jakarta akan berlangsung 22 Juli hingga 22 Agustus 2016. Pameran yang berlangsung di Institut Kebudayaan Italia, Jakarta, terbuka bagi siapa pun yang ingin menikmati kota Florence dari perspektif Ponsi yang dilengkapi oleh sentuhan cat air.