Ribuan Penari Sakral Bikin Heboh Wisman di Festival Nusa Penida

Erupsi Gunung Agung tidak menyurutkan aktivitas wisata di Bali. Terbukti, wisata Bali kembali hidup dengan digelarnya Festival Nusa Penida.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 06 Des 2017, 18:45 WIB
Diterbitkan 06 Des 2017, 18:45 WIB
Festival Nusa Penida
Foto: Dok. Kementerian Pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta Erupsi Gunung Agung tidak menyurutkan aktivitas wisata di Bali. Terbukti, wisata Bali kembali hidup dengan digelarnya Festival Nusa Penida 2017 yang dibuka hari ini, Rabu (6/12/2017). Wisman yang hadir bahkan dibuat takjub dengan penampilan Tari Sang Hyang Jaran yang melibatkan 1.500 penari. Semua penari kompak menari massal di Pantai Mahagoro, Kabupaten Klungkung.

Terkait festival ini, Ketua Panitia Festival Nusa Penida menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Rabu (6/12/2017) mengatakan, sekitar 70 persen wisman yang menginap di sekitar Klungkung datang dan menyaksikan event ini. Mereka merasa takjub dengan tarian dan budaya Bali yang ditampilkan.

“Hampir semua bertanya, kapan lagi ada tarian seperti ini lagi di Bali,” ujar Komang Widana.

Komang menjelaskan, Tari sakral Sang Hyang Jaran dan Baleganjur yang diikuti ribuan penari ini memang dirancang tak biasa. Unsur budayanya sangat terlihat. Maklum, itu merupakan bagian dari upacara Pakelem (larung laut) di pantai Mahagiri.

Pakelem senidiri merupakan adat warga Nusa Penida. Itu adalah wujud terima kasih kepada alam yang telah memberikan kehidupan bagi masyarakat Nusa Penida.

"Ada 1.500 perempuan penari yang tampil. Meraka berasal dari 10 dusun di sekitar sini. Ibu-ibu, remaja putri, dan anak-anak perempuan usia sekolah semuanya kumpul jadi satu. Ini membuat wisman nyaman. Tak ada satupun yang merasa resah,” kata Komang.

Bagi yang masih ingin menyaksikan keseruan lainnya, masih ada waktu untuk datang ke Klungkung, Bali. Di hari kedua, ada pertandingan lokal, yang juga dipastikan akan menyedot banyak wisatawan.

“Nanti ada lomba gebug bantal, lomba gala-gala, kemudian lomba merangkai prani dan lomba mengikat bulung (rumput laut). Khusus wisman, ada lomba busana adat,” ujarnya.

Hari ketiga lebih pada agenda pelestarian alam. Dari mulai kegiatan bersih-bersih pantai, transplantasi karang dan menaman pohon mangrove, hingga lomba perahu mini, semua akan dilakoni.

Di akhir acara juga dilaksanakan berbagai lomba, dan live musik bersama Tika Pagraki dan Aya Laras, ” tambahnya.

 

 

Festival Nusa Penida
Foto: Dok. Kementerian Pariwisata.

Tanggapan Kementerian Pariwisata

Festival Nusa Penida
Foto: Dok. Kementerian Pariwisata.

Sementara itu, Deputi Bidang pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy reko Astuti mengatakan, Festival Nusa Penida merupakan agenda rutin yang sudah dilakukan sejak empat tahun berturut-turut. Namun di tenagh erupsi Gunung Agung, event ini menjadi spesial karena mampu mengembalikan gairah wisata Bali yang sempat down.

"Kita berharap Festival Nusa Penida ini mampu menggerakkan kembali wisata Bali yang sempat sedikit menurun akibat erupsi Gunung Agung. Kami yakin, jelang pergantian tahun Bali kembali semarak dan ramai," ujar Esthy yang didampingi Asisten Deputi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Nusantara Putu Ngurah di Jakarta.

Di tempat terpisah, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, situasi di Bali kian hari kian kondusif. Erupsi Gunung Agung sudah mereda. Gairah pariwisata Bali juga semakin bergejolak.

“Jadi tidak ada alasan untuk tidak datang ke Bali di akhir tahun ini,” ungkap Arief Yahya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya