Konten Seperti Apa Sih yang Laku di Instagram?

Visual memang penting, tapi ternyata ada faktor lain yang harus diperhatikan untuk menjual konten agar laku di Instagram.

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Okt 2018, 16:01 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2018, 16:01 WIB
Ilustrasi konten Instagram
Ilustrasi konten Instagram. (dok. pexels.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Bandung - Di jalan, bus kota, stasiun, atau tempat-tempat umum lain, coba Anda lirik screen handphone orang di sebelah. Kalau bukan aplikasi chat, streaming drama, hampir pasti Instagram yang dibuka. Ya, media sosial berbasis sharing foto dan video ini memang tengah digandrungi.

Dengan pengguna berjumlah super banyak, ragam konten tersedia beragam. Terlepas dari kuantitas, nyatanya ada beberapa unggahan yang berbuah lebih banyak likes, comment, sampai tingginya engagement. Nah, sebenarnya, konten seperti apa sih yang dilirik pengguna Instagram?

Fotografer sekaligus content creator, Rumi Siddharta menjelaskan, unggahannya di Instagram menghasilkan engagement tinggi dan berbuah banyak likes, juga komentar jika berupa story telling. "Budaya mendongeng di Indonesia itu sangat kuat. Makanya konten-konten story telling itu perform banget. Apalagi kalau bersambung," tuturnya di acara Instagrammable Business di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 11 Oktober 2018.

Tanpa mengesampingkan visual, lelaki yang kerap berpenampilan nyentik ini menjabarkan, tak sedikit orang suka konten berbau eksotis, unik, dan ada manusia di dalamnya. "Coba misalnya ada foto pemandangan doang sama yang ada orang di dalamnya. Walau tuh orang kelihatannya kecil banget. Pasti yang ada orangnya yang dapat lebih banyak likes. Orang-orang memang suka yang berbau human," sambungnya.

Juga, penggunaan hashtag dikatakan Rumi sangat berpengaruh. Tidak perlu banyak-banyak, tapi pembangunan satu tagar, terlebih cerita bersambung, membuat user lebih mudah menemukan terusan atau cerita sebelumnya.

"Hashtag nggak perlu banyak-banyak. 10 cukup. Yang penting jangan pakai hashtag yang sudah dipakai terlalu banyak orang," paparnya.

Bella Attamimi, seorang fashion influencer menambahkan, penggunaan hashtag pastinya sangat perlu untuk pengguna baru agar kesempatan ditemukan orang lain lebih banyak. "Tapi, ya setuju sama Rumi, kalau nggak perlu banyak-banyak (hashtag). Kelihatannya jadi bagaimana gitu kalau terlalu banyak," katanya.

Putri Silalahi, Instagram Communications Manager se-Asia Pasifik menambahkan, setidaknya terdapat tiga kategori konten paling laku di Instagram. "Jadi ada musik, entertainment, dan fashion-beauty," katanya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya