Imbas Tiket Pesawat Mahal, 433 Penerbangan di Bandara Pekanbaru Dibatalkan

Sebanyak 90 persen penerbangan dari dan ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yang dibatalkan adalah rute domestik. Dan, harga tiket pesawat hingga kini masih dua kali lipat dari tarif tahun lalu pada periode yang sama.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2019, 17:45 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2019, 17:45 WIB
Ilustrasi tiket pesawat
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Pekanbaru - Sebanyak 433 penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, terpaksa dibatalkan sejak awal Januari 2019 karena jumlah penumpang menurun drastis terkena imbas mahalnya harga tiket pesawat.

Berdasarkan data PT Angkasa Pura II selaku otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru, Selasa (22/1/2019), selama periode 1-21 Januari 2019, ada 212 penerbangan domestik menuju Pekanbaru yang batal. Sementara, penerbangan dari Pekanbaru yang batal ada 217 penerbangan.

Sedangkan, untuk penerbangan internasional, baik yang dari maupun menuju Bandara Pekanbaru hanya empat penerbangan yang dibatalkan. Hal itu, menurutnya, menunjukkan kebijakan maskapai lokal yang menaikkan tarif pesawat sangat berdampak pada konsumen dalam negeri. Pasalnya, lebih dari 90 persen penerbangan yang batal melayani rute domestik.

"Penerbangan yang dibatalkan rata-rata 20 penerbangan per hari," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait, dilansir Antara.

Otoritas Bandara Pekanbaru sejak awal Januari 2019 sudah mencatat penurunan penumpang sekitar 15 persen dari biasanya, setelah terjadi kenaikan tarif pesawat.

Berdasarkan pantauan di situs pemesanan tiket seperti Traveloka, harga tiket untuk rute Pekanbaru-Jakarta yang paling banyak diminati, masih bertahan di atas Rp 1 juta per orang.

Harga tersebut terus bertahan hingga sepekan ke depan di semua maskapai. Harga tiket pesawat itu dua kali lipat lebih tinggi dari harga sebelum kenaikan jika dibandingkan pada periode sama pada tahun lalu.

 

Lion Air Terbanyak

Rita/Liputan6.com
Pesawat Lion Air yang jatuh regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 jatuh di Kawarang. (Humas Lion Air)

Jaya menjelaskan maskapai yang paling banyak dibatalkan penerbangannya adalah dari Lion Air Group, yang selama ini dikenal sebagai maskapai berbiaya rendah (low cost carrier). Maskapai yang mengusung slogan "We Make People Fly" ini masih mematok harga tiket rute Pekanbaru-Jakarta di kisaran angka Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per orang.

Sejak awal Januari, untuk maskapai Lion Air ada 138 penerbangan batal, Wings Air 69 penerbangan, Batik Air 38 penerbangan, dan Malindo Air satu penerbangan yang batal.

Kemudian, disusul maskapai Garuda Indonesia dengan 129 pembatalan penerbangan dan Citilink 56 penerbangan yang batal. Selanjutnya, ada maskapai luar negeri Scoot yang tercatat ada dua penerbangan dibatalkan.

Penerbangan yang paling banyak dibatalkan terjadi di rute Pekanbaru-Jakarta yakni sebanyak 245 penerbangan, kemudian ke Batam ada 94, Jambi sebanyak 31, Medan ada 21, Padang sebanyak 14, serta rute tujuan Padang, Dumai dan Palembang masing-masing ada 8 penerbangan batal.

Penerbangan internasional yang batal antara lain dua penerbangan tujuan Singapura, serta tujuan Malaysia dan Jeddah masing-masing satu penerbangan.

Kebijakan maskapai penerbangan nasional yang menaikakn tarif pesawat hingga batas atas, kata Jaya, akan membuat target PT Angkasa Pura (AP) II dalam pengembangan Bandara SSK II terganggu. Apalagi selama beberapa tahun terakhir, jumlah penumpang pesawat yang menggunakan layanan bandara tersebut menunjukkan kenaikan signifikan.

Jaya mengatakan, pada tahun ini AP II memproyeksikan ada pertambahan jumlah penumpang pesawat berkisar 4,3 juta hingga 4,4 juta orang. Namun dengan kondisi sekarang ini, ia pesimistis target akan terwujud.

"Jika harga tiket tidak turun, maka perkiraan kami jumlah penumpang hanya naik kisaran 3-4 persen," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya