Cerita Akhir Pekan: Tahu Bulat, dari Berjaya Hingga Mulai Tak Terdengar

Tahu bulat yang sempat berjaya, kini mulai tak terdengar. Apa penyebabnya?

oleh Komarudin diperbarui 14 Jul 2019, 10:02 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2019, 10:02 WIB
Tahu Bulat Dadakan
Penjual tahu bulat dadakan sedang melayani pembeli Karangmulya, Karang Tengah, Tangerang (Liputan6.com/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - "Tahu bulat, digoreng dadakan, lima ratusan, gurih-gurih nyoi."  Jingle yang terdengar dari penjual tahu bulat yang berkeliling menggunkan bak terbuka tentu tak asing lagi di telinga.

Lagu dan tahu bulat memang sempat menjadi tren. Namun, belakangan perkembangan penjualan tahu bulat mengalami penurunan drastis. Penurunan tersebut diungkapkan Nurdin, penjual tahu bulat yang tinggal di Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

"Kondisinya sudah berbeda dengan sekarang. Ya, mengalami penurunan dari segi penjualan," ungkap Nurdin kepada Liputan6.com saat berkeliling di Jalan Haji Naim, Karangmulya, Karang Tengah, Tangerang, baru-baru ini.

Bersama seorang temannya, Nurdin menjajakan tahu bulat mulai dari kawasan Meruya Utara, Karangmulya, hingga ke Parung Jaya di Tangerang. Nurdin yang mengemudikan mobil bak terbukanya, sedangkan temannya bertugas menggoreng tahu bulat.

"Saya dagang sekitar 5 tahunan. Awal-awal dagang rame banget, tapi sekarang sudah berkurang. Penghasilan saya sehari Rp500 ribu, tapi sekarang paling Rp200 ribu," ungkap Nurdin yang berdagang sejak 5 tahun lalu.

Nurdin tak tahu pasti penyebab penurunan penjualan tersebut. Namun, ia menduga yang paling utama karena masyarakat mulai bisa.

"Mungkin orang bosa kali ya, karena yang dijual kan hanya tahu bulat aja," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jual Sotong

Tahu bulat
Selain tahu bulat, penjual juga menyediakan sotong yang mirip otak-otak (Liputan6.com/Komarudin)

Nurdin mengungkapkan saat ini penjual tahu bulat mulai berpindah ke daerah-daerah. Itu untuk menyiasati agar penjualan tahu tetap laris dan bertahan.

"Udah banyak yang pindah para penjualnya. Mereka pindah ke daerah-daerah, seperti ke Tangerang, Semarang, ada yang ke Surabaya," ucapnya.

Selain itu, menghadapi kondisi penurunan itu, pihak penjual tahu bulat pun buat stategi untuk meningkatkan penjualan. Salah satunya dengan menjual sotong, cemilan yang mirip otak-otak. Yang membedakan dengan otak-otak, sotong digoreng dan tak dilapisi daun.

"Sekarang saya juga jual sotong. Sotong lebih laku dibanding dengan tahu bulat," kata Nurdin menunjukkan tumpukan sotong yang berada di dalam kardus.

Menurut Nurdin, tahu bulat dan sotong dipesan dari Ciamis. Barang pesanannya itu kemudian diantar pada malam hari. "Gampang prosesnya, tinggal pesan aja, kemudian barang diantar," jelasnya.

"Kalau Abang mau dagang juga bisa. Tinggal siapin mobil aja. Pesan tahu dan sotongnya bisa sama saya," kata Nurdin memberi tahu Liputan6.com.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya