5 Fakta Tak Terduga Seputar Wisatawan Milenial Indonesia, Apa Saja?

Wisatawan milenial tak bisa lepas dari media sosial, namun ada fakta mengejutkan yang didapat dari perilaku para milenial Indonesia saat berjalan-jalan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 16 Jan 2020, 14:05 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2020, 14:05 WIB
Ilustrasi perjalanan wisata
Ilustrasi perjalanan wisata. (Liputan6/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Kalangan milenial kini menempati porsi cukup tinggi sebagai penghobi traveling di Indonesia. Kehadiran media sosial turut mendongkrak hobi tersebut secara signifikan.

Tapi, apakah wisatawan milenial hanya peduli akan eksis di media sosial. Baru-baru ini, Mozilla, organisasi nirlaba pendukung konsep open web menggelar survei kepada kalangan anak muda tersebut.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 15 Januari 2020, survei digelar pada Desember 2019 yang bertujuan mengamati tren wisata milenial Indonesia. Survei tersebut dilakukan pada 501 responden berusia 18 sampai 32 tahun di area Jabodetabek.

Banyak fakta tak terduga yang diperoleh lewat survei tersebut. Apa saja?

1. Lebih Suka Berwisata Bersama Keluarga

Liburan musiman adalah hal penting dalam kebiasaan wisata para milenial. Hasil survei menunjukkan 88 persen responden berwisata pada waktu tertentu, seperti saat akhir tahun, pertengahan tahun, atau di tanggal merah.

Yang lebih menarik lagi, ternyata mayoritas responden lebih sering berwisata bersama keluarga (66 persen) dibandingkan bersama teman (20 persen). Hanya sembilan persen yang memilih untuk berwisata bersama pacar.

2. Destinasi Wisata Domestik Lebih Populer

Sebanyak 77 persen responden lebih memilih berwisata dalam negeri dibandingkan berwisata ke luar negeri walaupun memiliki bujet yang mencukupi. Selain itu, separuh responden mengatakan keunikan suatu tempat wisata menjadi pertimbangan yang penting dalam memilih tempat tujuan.

Hal menarik lainnya adalah 68 persen responden dari kalangan milenial ternyata lebih suka menjelajahi berbagai tempat dalam satu kota/wilayah saja, dibandingkan pergi ke banyak kota tetapi tidak menjelajahinya secara keseluruhan (32 persen). Kebanyakan dari mereka lebih suka menjelajahi satu kota dan budaya lokal yang ada di dalamnya secara mendalam.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

3. Liburan Singkat

[Fimela] Traveling
Ilustrasi Traveling | unsplash.com/@opeleye

Mayoritas responden, yakni 94 persen, mengatakan periode liburan selama satu sampai tujuh hari sudah cukup ideal. Mereka tidak begitu menyukai waktu liburan yang terlalu lama.

Dalam rentang waktu yang terbatas itu, mereka selalu ingin mengabadikan setiap momen perjalanan dan menciptakan kenangan yang akan terus bertahan seumur hidup.

Terbukti, lebih dari setengah responden beranggapan bahwa mengambil foto atau video yang bagus adalah hal yang paling penting untuk dilakukan selama liburan. Baik itu mengenai pemandangan, atraksi wisata, makanan, atau aktivitas lainnya, milenial selalu ingin menyimpan berbagai pengalamannya di platform digital.

4. Media Sosial Sumber Referensi Perjalanan

Agar perjalanan wisata menjadi berkesan, rencana perjalanan dianggap penting. Berdasarkan hasil survei Mozilla, kebanyakan wisatawan tidak menggunakan jasa agen tur atau ahli perjalanan untuk merencanakan wisatanya.

Sebanyak 72 persen responden mengatakan mereka mengumpulkan informasi wisata dari Instagram. Media sosial seperti Youtube (62 persen) dan Facebook (40 persen) juga merupakan referensi yang penting untuk mencari informasi wisata.

5. Medsos, medsos, medsos

Ilustrasi traveling
Ilustrasi traveling (Sumber: Pixabay)

Lalu, apa yang dilakukan milenial setelah mengumpulkan informasi wisata? Separuh responden menyimpan informasi tersebut dalam format digital.

Sebanyak 47 persen responden sering membagikan informasi wisata dengan orang lain di media sosial atau aplikasi chatting, sedangkan hanya 18 persen yang membagikan informasi wisata saat bertemu tatap muka.

Hasil survei tersebut menunjukkan peran penting media sosial bagi kebutuhan wisata pengguna. Mayoritas responden cenderung membagikan pengalaman wisatanya di media sosial.

Terlebih lagi, mereka biasanya mendapatkan inspirasi dari konten digital orang lain. Seiring dengan kebiasaan wisata milenial yang berubah, mereka suka mencari cara yang paling efisien untuk mengakses informasi di Internet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya