Cerita 4 UMKM Kuliner Jaga Roda Perekonomian di Tengah Pandemi Corona COVID-19

Adaptasi harus dilakukan para UMKM kuliner demi tetap bisa mempertahankan geliat bisnis di masa pandemi corona COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 11 Apr 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 21:00 WIB
Corona COVID-19
Kisah UMKM kuliner bertahan di masa pandemi corona COVID-19. (dok. Grab Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sektor kuliner adalah salah satu sektor yang harus menelan pil pahit akibat penyebaran corona COVID-19. Alhasil, demi mempertahankan perputaran roda ekonomi, pelaku usaha harus beradaptasi lewat strategi baru.

Mengandalkan teknologi pun jadi pilihan para mitra merchant GrabFood di Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan. Berdasarkan siaran pers yang diterima Liputan6.com, Jumat, 10 April 2020, Muhammad Muhlis, Manager Pemasaran Wingz O Wingz, menceritakan betapa ia dan usaha yang dikelola berjuang mempertahankan eksistensi di tengah pandemi.

“Dampak yang paling terasa ada pada transaksi makan di tempat yang sekarang hanya tinggal lima persen. Sesuai imbauan pemerintah, kami juga membatasi kunjungan pelanggan untuk makan di tempat dengan mengutamakan layanan take away atau order memakai aplikasi,” ucapnya.

Biasanya omzet utama UMKM kuliner yang menjual kreasi serba daging ayam tersebut berasal dari pelanggan makan di tempat, serta memesan secara online. Namun, sekarang mereka benar-benar mengandalkan penjualan online sebagai sumber pemasukan utama.

Meningkatnya transaksi dari pemesanan online didorong terbukanya peluang bagi para mitra merchant GrabFood untuk mendapat eksposur di aplikasi Grab dan menjangkau basis konsumen digital lebih luas.

Juga, memanfaatkan berbagai program pemasaran yang ditujukan untuk mendukung perkembangan bisnis UMKM lokal, terlebih di masa pandemi corona COVID-19. Dukungan ini antara lain diwujudkan melalui hadirnya kategori khusus Jagoan Lokal yang memuat daftar mitra merchant lokal favorit masyarakat masing-masing daerah.

“Yang paling saya syukuri bahwa usaha yang saya kembangkan sekarang tak hanya tetap menghidupi ratusan karyawan, tapi juga membantu para pengemudi ojek online di tengah situasi sulit ini,” ujar Muhlis.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Upaya Bertahan di Masa Pandemi

Corona COVID-19
Kisah UMKM kuliner bertahan di masa pandemi corona COVID-19. (dok. Grab Indonesia)

Lain lagi dengan salah satu mitra GrabFood di Surabaya, yakni Ayam Bakar Primarasa yang legendaris. Edwin Sugiaurto, generasi kedua pengelola rumah makan sejak 1993 ini menceritakan bahwa tantangan terbesar banyak pengusaha kuliner akibat pandemi COVID-19 adalah berhadapan dengan sejumlah keputusan sulit.

“Pilihannya banyak. Misal, menutup layanan makan di tempat atau tutup total tanpa layanan makan di tempat dan take away. atau tetap beroperasi. Kita hanya bisa mengambil satu. Kami pun memilih untuk beroperasi seperti biasa supaya karyawan tetap memperoleh gaji utuh setiap bulan, dengan meningkatkan standar kebersihan dan melakukan prosedur pengecekan kesehatan,” tutur Edwin.

Sekarang, sekitar 50 persen total transaksi datang dari pesanan online. Sementara itu, UMKM kuliner mitra GrabFood di Makassar, MasterCheese, harus mengubah jam operasional jadi lebih singkat. Usaha yang dirintis Yulianti sejak 2018 ini masih buka untuk mempertahankan omzet.

Untungnya walau pengunjung yang makan di tempat semakin sedikit, jumlah pemesanan online terus meningkat. Hal ini juga didorong dukungan GrabFood pada mitra merchant untuk dapat mengikuti perkembangan tren kuliner terkini demi meningkatkan penjualan.

“Sekarang pesanan online dari Grab naik sampai 80 persen. Bersyukur karena ada teknologi yang membuat kami mampu bertahan di situasi sulit ini,” kisahnya.

Lain lagi dengan Erwin Susanto, yang mengelola UMKM kuliner Martabak Mekar di Medan. Ia bercerita bahwa kondisi pandemi corona COVID-19 memang mulai terasa di Tanah Deli, namun belum sampai di tahap yang membuat usahanya jadi sepi pembeli.

“Jumlah pesanan sendiri masih seperti biasa, belum terpengaruh pandemi, apalagi pesanan memang lebih banyak dari online. Jauh sebelum pandemi, Grab sudah membantu menjangkau lebih banyak pembeli. Jadi, mereka tak perlu datang ke sini untuk bisa menikmati menu-menu martabak kami,” jelas Erwin.

Standar Tinggi untuk yang Tetap Beroperasi

Corona COVID-19
Kisah UMKM kuliner bertahan di masa pandemi corona COVID-19. (dok. Grab Indonesia)

Selain mengatur strategi bisnis, keempat pelaku usaha ini juga mengimplementasi standar kebersihan tinggi, sesuai anjuran pemerintah, serta Standar Keamanan Terpadu untuk Layanan Pesan-antar Makanan yang diterapkan GrabFood.

Mereka dapat memperoleh beragam materi edukasi yang relevan, seperti langkah-langkah untuk menjaga kebersihan dan standar keamanan makanan dengan mudah melalui aplikasi merchant GrabFood.

Keempatnya telah mewajibkan pemakaian masker dan sarung tangan untuk seluruh karyawan. Bahkan, Edwin sudah menerapkan prosedur ini di Ayam Bakar Primarasa sejak awal Maret lalu ketika pandemi belum merebak luas seperti sekarang.

Di samping, mereka juga kompak menerapkan pengecekan harian suhu tubuh karyawan, pelanggan dan mitra, sebagai upaya pencegahan.

Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia menjelaskan, “Grab juga memiliki berbagai inisiatif guna mendukung upaya mitra merchant melawan pandemi COVID-19 di berbagai kota tempat kami beroperasi, yakni dengan menerapkan standar keamanan terpadu untuk layanan pesan-antar makanan."

"Kami mengembangkan sejumlah pedoman, perangkat, dan materi pelatihan baru yang dapat membantu mitra merchant mengimplementasikan ke dalam proses kerja harian mereka. Standar yang dimaksud antara lain menghadirkan opsi pengantaran tanpa kontak," paparnya.

"Juga, menyertakan Kartu Keterangan Pengiriman GrabFood berisi catatan tanggal, waktu, nama, dan suhu tubuh karyawan yang menyiapkan makanan pada setiap kemasan makanan yang dipesan dan pemeriksaan suhu tubuh pelanggan, karyawan, serta mitra pengantaran secara rutin,” sambung Neneng.

Jika salah satu mitra pengantaran GrabFood menunjukkan gejala seperti suhu tubuh tinggi,demam, pilek, atau batuk, mitra merchant dapat melaporkan pada tim layanan pelanggan Grab dan meminta mitra pengantaran lain untuk menggantikannya.

Selain itu, mitra merchant juga diminta menerapkan physical distancing setidaknya dua meter pada saat terjadi antrean. Mereka juga diwajibkan meningkatkan frekuensi pembersihan area persiapan makanan dan lainnya, setidaknya setiap empat jam.

Semua karyawan yang menangani makanan harus mengenakan masker, sarung tangan, dan tutup kepala. Daging dan bahan mentah harus dijaga agar tetap higienis. Semua pesanan makanan yang akan diantarkan harus disegel dengan benar untuk menghindari kontaminasi.

Sebagai upaya memerangi pandemi corona COVID-19, Grab menginisiasi gerakan #KitaVSCorona yang diluncurkan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Bandung, Surabaya, Makassar dan Medan.

Melalui gerakan #KitaVSCorona, Grab telah membagikan ribuan masker, hand sanitizer, dan menyemprotkan desinfektan pada kendaraan mitra pengemudi GrabBike sertaGrabCar, serta seluruh mitra pengantaran GrabFood,juga GrabExpress.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya