Sederet Perlindungan bagi Anak di Masa Pandemi Corona Covid-19

Selama masa pandemi ini, ada serangkaian cara pencegahan untuk anak dari menjaga kebersihan hingga melengkapi imunisasi.

oleh Putu Elmira diperbarui 04 Jun 2020, 18:02 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2020, 18:02 WIB
keluarga
ilustrasi ibu dan anak/Photo by César Abner Martínez Aguilar on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Beragam tindakan perlindungan pada keluarga, terutama anak-anak perlu jadi perhatian terlebih di masa pandemi corona Covid-19 seperti saat ini. Salah satu kiat yang wajib dilakukan adalah mempraktikkan kebersihan yang baik (practise good hygiene).

Dokter spesialis anak, dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, M.Kes. menyampaikan pada dasarnya, Covid-19 adalah virus corona dari keluarga besar virus saluran napas. Virus ini bisa bertahan di permukaan 2--3 hari di meja hingga kontainer plastik dan dapat dengan cepat menyebar.

"Cara menghindari tertular Covid-19 harus rajin cuci tangan pakai sabun dan air mengalir sampai bersih, minimal 20 detik, karena virus corona dilapisi sel-sel yang misalnya kena sabun, virus bisa mati. Cuci tangan harus benar minimal 20 detik," kata dr. Citra dalam sesi bincang daring bersama ZAP Clinic, Kamis (4/6/2020).

Namun jika keadaan terdesak tak ada air, dikatakan Citra, orangtua dapat menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60--70 persen. Lalu, langkah kedua adalah harus tutup mulut ketika batuk dan bersin.

"Virusnya itu kecil, dalam dua meter sebelum jatuh ke lantai atau permukaan, virus ada di udara dan bisa bertahan selama beberapa jam dan bisa menyebar. Penting anak-anak diajari etika batuk dan bersin. Beri tahu anak jangan pegang mulut dan hidung," tambahnya.

Citra menjelaskan, kesulitan lain yang dihadapi adalah anak-anak di bawah dua tahun tidak bisa menggunakan masker.

"Karena kalau saluran napas anak sama dewasa berbeda dari ukuran, lebih banyak bahayanya dari keuntungannya. Jadi, lebih baik hindari, kalau anak sakit (beritahu) jangan pegang mulut dan hidung," ungkapnya.

Disarankan pula untuk tidak ke luar rumah jika tak ada keperluan di tengah pandemi corona Covid-19 karena tidak mengetahui di jalan siapa saja yang membawa virus. Ada yang bergejala berat atau tidak bergejala sama sekali. "Namun sebagai besar gela ringan, sebagian tidak bergejala dan itu berbahaya," sambungnya.

Ajari Etika Batuk Bersin hingga Imunisasi

game-kezo
ilustrasi bermain dengan anak/unsplash

Lalu, dr. Citra juga menyebut pada akhir Mei 2020 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan untuk sekolah jarak jauh dengan metode dan cara-cara yang diatur Dinas Pendidikan. Ia menyarankan, selama sekolah jarak jauh tetap harus mengevaluasi tumbuh kembang dan stimulasi karena anak-anak ada dalam masa pertumbuhan.

"Lalu asupan nutrisi yang baik. Tidak ada superfood khusus satu pun yang bisa bekerja sendiri, semua anak butuh semua nutrisi. Anak masih dalam tumbuh kembang dia butuh semua jenis vitamin A, B, C, D, dan lainnya jadi dengan kebutuhan nutrisi terpenuhi, dia punya daya tahan tubuh yang kuat sehingga terhindar dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus," tambahnya.

"Ingat, virus utamanya adalah dari daya tahan tubuh kita sendiri jadi makro dan mikronutrien. Mikronutrien, jenis-jenis nutrisi yang kita butuhkan bukan dalam jumlah besar, dan makronutrien ada karbohidrat, protein, lemak, jadi kita butuh makro dan mikronutrien dalam jumlah cukup," ungkapnya.

Sementara langkah perlindungan bagi anak lainnya adalah melengkapi imunisasi. Setelah WHO menyatakan corona COvid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret lalu IDAI pada 18 Maret menyarankan sementara menunda dulu imunisasi.

"Mei mendadak langsung banyak, ternyata tidak hanya kasus Covid-19 saja, jumlah penyakit lain bagi anak di bawah dua tahun contoh campak, difteri, tetanus, hingga BCG jadi banyak. Ini tidak bisa dibiarkan dan sudah ada vaksinnya," kata dr. Citra.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya