Liputan6.com, Jakarta - Sebagian pengaturan travel bubble antara Selandia Baru dan Australia sedang berlangsung. Sejak akhir pekan lalu, penduduk Selandia Baru diizinkan bepergian ke Australia dengan sistem satu arah.
Tanpa diduga, kebijakan itu justru menghadirkan pemandangan haru di Bandar Udara Kingsford Smith Sydney saat penerbangan pertama dari Selandia Baru mendarat. Bagaimana tidak, keluarga dan teman untuk pertama kalinya bertemu sejak perbatasan ditutup Maret lalu.
Melansir laman Lonely Planet, Selasa (20/10/2020), mulai dari spanduk, balon, kamera, sorak-sorai, hingga pelukan sambutan, semua menghiasi kehadiran para pendatang pertama dari Auckland saat mereka berjalan melewati terminal internasional.
Advertisement
Baca Juga
Saking haru, Menteri Pariwisata New South Wales, Stuart Ayres, menyebutnya sebagai hari yang emosional. "Seperti hidup dalam adegan film Love Actually," katanya.
Karena kebijakan travel bubble, warga Selandia Baru diizinkan bepergian ke New South Wales dan wilayah utara Australia. Syaratnya, mereka belum memasuki hotspot COVID-19 dalam 14 hari sebelum perjalanan.
"Ini adalah tahap pertama dalam apa yang kami harapkan sebagai trans-Tasman bubble antarnegara, bukan hanya negara bagian itu dan teritori itu," tutur Wakil Perdana Menteri Australia, Michael McCormack, pada awal Oktober.
Berdasarkan perjanjian tersebut, mereka yang bepergian dari Selandia Baru ke dua wilayah travel bubble tak perlu dikarantina. Namun, warga Selandia Baru yang kembali harus karantina mandiri ketika tiba di rumah.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Langkah Awal Kebijakan
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, perbatasan negara itu tak akan terbuka secepat tetangganya, menurut laporan Radio Selandia Baru. "Melakukannya terlalu dini berisiko kehilangan semua kebebasan yang sudah kami miliki dalam ekonomi kami," katanya.
Travel bubble atau zona perjalanan aman Covid-trans-Tasman pertama kali diusulkan pada April lalu. Kala itu, Selandia Baru dan Australia melonggarkan aturan pembatasan wilayah setelah melaporkan penurunan dramatis infeksi COVID-19.
Kebijakan tersebut memungkinkan perjalanan tak penting antara kedua negara, sementara perbatasan tetap tertutup untuk pengunjung dari negara lain. Sekarang karena sebagian kebijakan sedang berlangsung, ada harapan bahwa warga Selandia Baru akan diizinkan bepergian ke negara bagian lain sebelum Natal, tepat saat musim panas dimulai di Down Under.
Saat warga Australia bersiap menghabiskan musim panas di rumah, pemerintah memberi dorongan bagi pariwisata domestik dengan kampanye baru staycation jutaan dolar.
Advertisement