Cegah Covid-19, China Akan Buat Garis Pemisah di Puncak Gunung Everest

Tidak dijelaskan bagaimana cara pemandu Tibet itu memasang garis pemisah di puncak Gunung Everest.

oleh Henry diperbarui 10 Mei 2021, 18:01 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2021, 18:01 WIB
FOTO: China Ukur Ulang Tinggi Gunung Everest
Tim pembangunan jalan membuat rute menuju sebuah kamp pada ketinggian 7.028 meter di Gunung Qomolangma atau Gunung Everest di Daerah Otonom Tibet, China, Minggu (10/5/2020). Tim beranggotakan personel dari Kementerian Sumber Daya Alam China dan tim pendakian gunung nasional. (Xinhua/Sun Fei)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China akan membentuk garis pemisah di puncak Gunung Everest sebagai langkah pencegahan pandemi Covid-19, Garis pemisah ini dibuat untuk mencegah pendaki dari Nepal dan pendaki dari sisi Tibet berbaur satu sama lain.

Base camp Everest di sisi Nepal telah dilanda kasus Covid-19 sejak akhir April. Dilansir dari CNN, Senin (10/5/2021), Pemerintah Nepal sampai saat ini belum melarang pendakian musim semi, yang biasanya berlangsung dari April hingga awal Juni sebelum hujan monsun.

Kantor berita Xinhua yang mengutip biro olahraga Tibet mengatakan, sebuah tim kecil pemandu pendakian Tibet akan mendaki Everest dan memasang garis pemisah di puncak. Garis pemisah itu bertujuan untuk menghentikan kontak langsung antara pendaki dari kedua sisi puncak. Sebanyak 21 warga negara China sedang dalam perjalanan ke puncak Everest dari sisi Tibet.

Pemandu Tibet akan mengatur garis pemisah sebelum kedatangan mereka. Namun tidak dijelaskan bagaimana cara pemandu Tibet itu memasang garis pemisah tersebut.

China sejauh ini tidak mengizinkan pendaki asing untuk naik dari sisi Tibet sejak wabah virus corona di tahun lalu. Para wisatawan di kawasan Gunung Everest di Tibet juga dilarang mengunjungi base camp di sisi Tibet.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut:


Dibuka Kembali Setelah Setahun Tutup

Gunung Himalaya
Pemandangan Gunung Himalaya, Gunung Kangtega (ketinggian 6782 meter) dari desa Khumjung di wilayah Everest, sekitar 140km timur laut Kathmandu (16/4). (AFP Photo/Prakash Mathema)

Pada Minggu, 9 Mei 2021, China daratan melaporkan 12 kasus Covid-19 baru yang melibatkan wisatawan yang datang dari luar negeri. Sementara, Nepal melaporkan 9.023 kasus Covid-19 pada 7 Mei 2021.

Pada akhir April lalu, setidaknya satu pendaki di Gunung Everest dinyatakan positif COVID-19, hanya beberapa minggu setelah puncak tertinggi di dunia itu dibuka kembali untuk pendaki pada awal April lalu setelah satu tahun ditutup. Pendaki asal Norwegia, Erlend Ness, diisolasi di rumah sakit selama delapan malam karena virus tersebut, katanya kepada BBC.

Dilansir dari kanal Global Liputan6.com, 23 April 2021, sebuah laporan mengatakan seorang sherpa juga dinyatakan positif terkena virus. Wabah tersebut merupakan pukulan bagi Nepal, yang sangat bergantung pada pendapatan yang dihasilkan dari ekspedisi Everest.


Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja.

Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya