Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dinilai terlalu longgar dan lemah dalam mengawasi kelompok radikal di Indonesia dengan bermunculannya berbagai kelompok radikal yang memiliki visi mendirikan khilafah atau negara islam di Indonesia.
Menurut Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, berbagai kelompok radikal muncul dengan membawa visi khilafah yang bertentangan dengan ideologi Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia. Jika dibiarkan, kelompok-kelompok tersebut bisa terus menggalang kekuatan.
Â
"Pengawasan oleh pemerintah terlalu longgar. Kelompok–kelompok itu bisa terus menggalang kekuatan," kata Hasyim Muzadi saat mengelar halal bihalal di Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang, Jawa Timur, Minggu (10/8/2014).
Mantan Ketua Umum PBNU ini juga menilai tidak ada pola yang sinergis antara Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Agama dan Kementerian Luar Negeri. Masing– masing lembaga terkesan bergerak sendiri–sendiri dalam menangani persoalan tersebut.
Menurutnya, BIN tidak cukup sekadar mengawasi berbagai kegiatan kelompok tersebut. Namun harus mampu memahami ideologi dan kerangka berpikir mereka. Sehingga bisa melakukan pencegahan sejak awal.
Para pelajar yang tengah menimba ilmu di luar negeri juga harus mendapat perhatian dari Kementerian Luar Negeri. Sebab, dikawatirkan mereka akan menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan NKRI sepulang dari menuntut ilmu di luar negeri. Sementara
Selain itu, menurut Hasyim, Kementerian Agama juga harus mengambil peran membumikan Islam yang moderat. Menekankan toleransi antar umat beragama dan mencegah gerakan radikal.
Â
"Kalau koordinasi antar lembaga itu jelas, maka akan mudah mencegah berbagai gerakan radikal yang membahayakan negara ini," tandas Hasyim
Tangkal ISIS, Sesepuh PBNU Sarankan Sinergi BIN-Kemenag-Kemenlu
Para pelajar yang tengah menimba ilmu di luar negeri juga harus mendapat perhatian dari Kementerian Luar Negeri.
Diperbarui 11 Agu 2014, 05:15 WIBDiterbitkan 11 Agu 2014, 05:15 WIB
Sekjen ICIS Hasyim Muzadi didampingi Ketua FPI Habib Rizieq (kanan) memberikan pandangan saat berdiskusi bersama jurnalis dari Amerika Serikat di Jakarta, Rabu (11/5). (Antara)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Saat 4 Kilogram Sabu Disembunyikan di Dalam Mesin Las
7 Cara Bikin Kue Bingka: Variasi Kentang, Pisang, hingga Ambon, Anti Gagal
6 Fakta Menarik Masjid Air Mata di Kupang NTT, Bangunannya Perpaduan Budaya Flores Timur dan Arab
Ternyata Kecepatan Suara di Mars Berubah-Ubah, Begini Penjelasannya
Meninggal di Bulan Ramadhan Otomatis Masuk Surga? Ini Penjelasannya
Potret Aulia Rahman Basri, Kisah Epik Putra Kota Bangun yang Kini Bertarung di Pilkada Kukar
THR Pensiunan 2025 Cair Kapan? Ini Pengumuman dari Presiden Prabowo
Hajat Cepat Terkabul, Bolehkah Berdoa Pakai Bahasa Indonesia saat Sujud Sholat? Buya Yahya Menjawab
Plaza MINI dan JEC Eye Hospitals & Clinics Ajak Pengemudi Perhatikan Kesehatan Mata
Dedi Mulyadi Sebut Normalisasi Sungai Jadi Solusi Menggembirakan untuk Atasi Banjir di Jabar
Saaih Halilintar Ungkap Alasan Rumah Barunya Punya 12 Kamar Mandi dan 9 Kamar Tidur
Hari Ini Rabu 12 Maret 2025, Alex Pastoor dan Denny Landzaat Dijadwalkan Tiba di Jakarta