Liputan6.com, Jakarta - Bruaaak....pintu kamar kos bernomor 28 itu akhirnya terbuka, setelah dibuka paksa penjaga dan sejumlah penghuni kos lain yang penasaran dengan keberadaan Deudeuh.
Malam itu tepatnya pada Sabtu 11 April sekitar sekitar pukul 19.00 WIB, mereka terpaksa membuka pintu kamar Deudeuh menggunakan kunci duplikat. Rasa penasaran mereka terus membuncah ketika melihat kamar perempuan yang akrab disapa Mpi itu berantakan.
Selain kondisi kamar berantakan, Deudeuh juga tidak terlihat di kamar saat itu. Kasur tempat tidurnnya pun tertutup bedcover tebal. Tapi setelah dibuka, tak disangka, perempuan berumur 27 tahun itu sudah tak bernyawa.
Tubuh perempuan yang bekerja freelance itu kaku tanpa busana. Yang mengejutkan seisi penghuni kos, lehernya dijerat kabel hitam dan mulutnya disumpal kaus kaki.
Selain luka tersebut, perempuan asal Bojong Pondok Terong, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat itu juga mengalami luka tusuk.
"Langsung kaget semuanya. Nggak nyangka kalau begitu keadannya," ucap Yuliani Ulfah, salah satu penjaga kos yang beralamat di Tebet Utara 15-C, Nomor 28 RT 7 RW 10, Tebet Timur, Jakarta Selatan. Â
Yuliani menuturkan, sebelum ditemukan tewas, Deudeuh tidak keluar kamar kos sehari semalam. Padahal pada Jumat 10 April 2015 sore, ia sempat terlihat di kamar kosnya.
Beberapa jam kemudian, polisi yang datang ke kamar kos Dedeuh langsung melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP sementara. Jasad Deudeuh langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat guna diotopsi.
Motif Pembunuhan?
Anehnya, harta Deudeung tidak semua raib. Hanya 2 ponsel yang diduga dibawa sang pembunuh perempuan berkulit putih itu. Padahal di kamar kos itu ada sekitar 3-4 ponsel, laptop, dan perhiasan milik Deudeung.
"Setahu saya dari polisi cuma itu saja yang nggak ada barangnya. Yang lain-lainnya masih ada," ucap pengelola kos, Fahrida Nurhidayah.
Lantas apa motif pembunuhan ini, perampokan atau masalah pribadi? Jika memang perampokan, kenapa harta benda Deudeung tidak semua digondol? Polisi pun mengungkap kasus ini, mulai dari otopsi hingga melacak orang yang terakhir kali berkomunikasi dengan perempuan yang sudah 5 tahun tak pulang ke orangtuanya itu.
"Ya, kami sedang melacak orang-orang yang berhubungan terakhir dengannya," ujar Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tebet Kompol Mudiran.
Menurut Mudiran, dugaan terkuat pembunuh perempuan berumur 27 tahun itu adalah tamu terakhirnya. "Tapi sampai ini masih belum mengerucut. Kami masih telusuri," tambah Mudiran.
Deudeuh memang dikenal banyak memiliki tamu. Dalam sehari dia bisa bertemu sekitar 5 orang baik di kamar kosnya atau di tempat lain. Sampai-sampai dia membuat buku catatan tamu untuk mencatat data-data tamu yang sudah menemui dia.
"Sebenarnya saya sarankan untuk membuat tabel. Tapi dia ternyata tak membuat tabel di buku itu. Isinya hanya beberapa catatan penting, tentang para pelanggan yang datang memakai jasanya," ungkap salah satu rekan Deudeuh, Vali.
Buku tamu ini juga cukup memudahkan penyidik untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan sadis ini. Buku tersebut saat ini tengah diselidiki guna mengungkap pembunuh Deudeuh.
"Sudah diamankan, sekarang ada di Polres Selatan buku itu," singkat Mudiran.
Suara gaduh sehari sebelum janazah Deudeuh ditemukan, juga sempat terdengar ke telinga Fahrida. Namun dia urung memastikan keberadaan Deudeuh, lantaran tak lama suara itu berganti senyap.
"Sempat ada suara gaduh. Agak berisik juga sekitar 3 menitan deh dari kamar korban," ujar Fahrida. "Ya kita kira kan cuma biasa aja, kayak barang-barang jatuh gitu atau gimana. Tapi nggak taunya begini," sambung dia.
Sosok Pendiam
Menurut Yuliani, Deudeuh memang dikenal pendiam. Selam menempati lebih dari 2 tahun, janda 1 anak itu juga jarang keluar dari kamar kosnya.
"Jarang dia ngobrol. Kalau ada di sini (kosan) dia juga jarang keluar," kata Yuliani.
Sebelum tewas, Deudeuh sempat meninggalkan pesan atau status BlackBerry-nya. Berdasarkan keterangan dari teman satu kosannya, Deudeuh meninggalkan pesan berisi tentang curahan hatinya.
"Kalau Allah bisa merubah siang menjadi malam, Allah bisa merubah lelah jadi berkah," tulis Mpi di status BlackBerry-nya.
Menurut teman kos yang enggan menyebutkan namanya itu, Deudeuh menuliskan statusnya tersebut pada Jumat 10 April, atau sehari sebelum ia ditemukan tewas mengenaskan.
"Saya juga nggak sempet nyapa dia lewat BBM. Tapi seingat saya statusnya itu dia pasang hari Jumat," ucap dia.
Namun salah seorang keluarga bernama Farida juga menuturkan, Deudeuh yang juga dikenal keras kepala itu tidak memiliki musuh. Karena itu dia tak menyangka Deudeuh meninggal mengenaskan.
"Keluarga tak mengira, korban yang dikenal keras kepala tersebut, tewas dengan kondisi yang mengenaskan. Keluarga hanya mengetahui Deudeuh bekerja sebagai kasir di sebuah rumah makan di kawasan Jakarta Selatan. Selama ini Deudeuh juga diketahui tidak memiliki musuh," beber dia.
Sementara menurut penuturan Juliana, pacar Deudeuh adalah seorang pria asal London, Inggris. Pria tersebut dikabarkan berencana datang ke Indonesia untuk pertama kalinya pada 17 April mendatang.
Advertisement
Jenazah Deudeuh akhirnya dimakamkan Minggu siang tak lama setelah sampai di rumah duka di Depok, usai diotopsi tim forensik RSCM, Jakarta Pusat. Tangis keluarga pun pecah mengiringi proses pemakaman Deudeuh di tempat peristirahatan terakhir.
Banjir ucapan duka pun terus mengalir di Twitter untuk akun @tataa_chubby yang diduga milik Deudeuh. Kini keluarga berharap, polisi segera mengungkap motif dan pelaku pembunuhan ini secepatnya. (Rmn)
Â