Liputan6.com, Jakarta - Berbagai upaya sudah dilakukan untuk memadamkan hutan dan lahan yang terbakar. Bahkan, sampai saat ini di wilayah Sumatera Selatan dan Riau, sebanyak 11.062 personel gabungan TNI-Polri dan sipil berupaya memadamkan 760 titik api di 2 wilayah tersebut.
Bahkan, 18 armada TNI terdiri dari helikopter dan pesawat Casa pun ikut dilibatkan dalam operasi ini. Namun, api tidak kunjung padam.
Baca Juga
"Selain pemadaman melalui udara dengan water bombing, Satgas juga melakukan pembuatan kanal blocking, pengaturan air, dan pembuatan sekat bakar dengan bantuan alat berat beberapa perusahaan," kata Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Fransen G Siahaan di Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Kamis (22/10/2015).
Advertisement
Fransen mengungkap, ada beberapa hambatan mengapa satgas tidak kunjung dapat memadamkan api. Antara lain, keterbatasan alat pemadam api dan tebalnya asap yang menghalangi jarak pandang. Kemudian terbatasnya alat untuk membuat kanal, terbatasnya sarana transportasi untuk menuju lokasi titik api dan ketersediaan air yang minim juga menjadi faktor penghambat.
Hari ini, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo diwakili Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Fransen G Siahaan memberangkatkan kloter kedua Satgas Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan ke lokasi bencana di Sulawesi Selatan.
Pelepasan satgas yang terdiri dari 1.000 prajurit ini dilakukan secara seremonial oleh Mayjen Fransen yang bertindak sebagai inspektur upacara.
"1.000 prajurit TNI ini dipimpin oleh Kolonel Infanteri Deddy Sumiadi yang sehari-hari menjabat Aster (Asisten Teritorial Divisi I Kostrad)," kata Fransen.
1.000 prajurit ini akan bertugas di lapangan selama 2 bulan ke depan, tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Mereka terdiri dari 2 Satuan Setingkat Batalyon (SSY) Kostrad berjumlah 660 personel, 1 SSY Marinir berjumlah 330 personel dan 10 personel Komando Kostrad.
"Berdasarkan surat telegram Panglima TNI Nomor TR/1418/2015 tanggal 20 Oktober 2015, Satgas ini diberangkatkan untuk merotasi 1.059 prajurit Satgas yang dibertugas sejak September lalu," kata Fransen.
Seremonial pelepasan 1.000 prajurit juga bersamaan dengan penyambutan 1.059 prajurit kloter pertama yang ditarik dari lapangan. (Nil/Mvi)