Liputan6.com, Jakarta - TNI kembali mengirim 1.000 prajurit ke Sulawesi Selatan. Mereka akan bertugas sebagai anggota Satgas Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan yang melanda sejumlah provinsi.
Pengerahan prajurit kloter 2 ini dilepas oleh Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Fransen G Siahaan yang mewakili Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kamis (22/10/2015), di Lanud Halim Perdanakusuma.
"Seribu prajurit TNI ini dipimpin oleh Kolonel Infanteri Deddy Sumiadi yang sehari-hari menjabat Aster (Asisten Teritorial Divisi I Kostrad," kata Fransen di Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma.
Prajurit ini akan bertugas memadamkan api selama 1,5-2 bulan ke depan, tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Mereka terdiri dari 2 Satuan Setingkat Batalyon (SSY) Kostrad berjumlah 660 personel, 1 SSY Marinir berjumlah 330 personel, dan 10 personel Komando Kostrad.
"Berdasarkan surat telegram Panglima TNI Nomor TR/1418/2015 tanggal 20 Oktober 2015, Satgas ini diberangkatkan untuk merotasi 1.059 prajurit Satgas yang bertugas sejak September lalu," jelas Fransen.
Baca Juga
Advertisement
Seremonial pelepasan prajurit ini bersamaan dengan penyambutan 1.059 prajurit kloter pertama yang selesai bertugas sebagai satgas.
Berdasarkan data kegiatan Satgas TNI selama bertugas memadamkan api di Sumatera Selatan dan Riau, 11.062 personel gabungan TNI-Polri dan sipil berupaya memadamkan 760 titik api di 2 wilayah tersebut.
Sebanyak 18 armada TNI terdiri dari helikopter dan pesawat Casa juga ikut dilibatkan dalam operasi ini.
"Selain pemadaman melalui udara dengan water bombing, Satgas juga melakukan pembuatan kanal blocking, pengaturan air, dan pembuatan sekat bakar dengan bantuan alat berat beberapa perusahaan," kata Fransen.
Adapun beberapa hal yang dianggap menghambat kinerja satgas itu, antara lain keterbatasan alat pemadam api, tebalnya asap yang menghalangi jarak pandang, terbatasnya alat untuk membuat kanal, terbatasnya sarana transportasi untuk menuju lokasi hotspot dan ketersediaan air untuk pemadaman. (Bob/Mvi)*