Liputan6.com, Jakarta - Aksi 'koboi'Â di jalanan belakangan ini makin marak terjadi, khususnya di wilayah Ibukota. Para pelaku umumnya adalah oknum aparat penegak hukum, namun ada juga dari kalangan sipil.
Ironisnya, aksi koboi ini dipicu masalah sepele seperti oknum anggota TNI yang ditegur pengendara sepeda motor, antrean istri jaksa di SPBU Tangerang, hingga salip menyalip Anton dan Dwi di jalan tol.
Pascakejadian, para pelaku aksi koboi ini memang diseret ke ranah hukum. Namun, kasus-kasus ini juga umumnya tidak jelas penuntasannya. Bahkan, ada juga yang belum tertangkap hingga kini.
Berikut 6 aksi koboi di jalanan yang sempat menjadi sorotan media massa dan masyarakat luas;
Koboi Palmerah
Aksi koboi kali ini dilakukan seorang anggota TNI AD berpangkat Kapten di Palmerah, Jakarta Barat. Detik-detik aksi koboi ini sempat tersebar Youtube dan juga ramai diperbincangkan di media sosial. Bahkan memei-memei pun bermunculan.
Cekcok antara anggota TNI dengan pengendara sepeda motor tersebut diduga karena faktor kesalahpahaman yang terjadi pada Senin 30 April 2012. Bermula ketika anggota TNI sedang menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk menjemput orangtuanya.
Baca Juga
Pada saat anggota TNI itu melintas, situasi di Jalan Raya Palmerah tersebut tersendat. Anggota TNI yang mengendarai mobilnya di jalur kiri, tiba-tiba kaca jendela mobilnya diketuk oleh si pemotor. Dia pun membuka kaca jendela mobilnya.
Lantas si pemotor bilang kepada anggota TNI itu agar jangan tidak seenaknya mengambil jalur pemotor. Anggota TNI itu pun terkejut dengan ulah si pengendara motor. Dia lalu menghentikan kendaraannya, dan menanyakan maksud ucapan si pemotor itu.
Setelah dipastikan tidak ada yang terserempet, oknum TNI tersebut masuk lagi ke dalam mobil dan melajukan kendaraannya. Namun tak lama setelah melajukan mobilnya, si pemotor itu justru menendang pintu mobil sang oknum TNI sambil menggedor kaca jendela mobilnya.
Anggota TNI berpakaian sipil itu keluar dari mobil dinasnya yang berpelat nomor 1394-00. Ketika itulah cekcok antara oknum TNI dengan pengendara motor tersebut terjadi. Â
Sambil membawa senjata api di tangan kirinya, oknum anggota TNI tersebut memukuli pemotor itu berkali-kali menggunakan benda seperti besi di tangan kanannya.
Namun tidak lama percekcokan itu terjadi, seorang petugas Polisi Militer (PM) yang sedang berpatroli melintas dan langsung mengamankan oknum TNI tersebut. Alhasil, oknum TNI tersebut harus menjalani proses hukum di Polisi Militer Kodam Jaya.
'Koboi' Pengusaha di Restoran
Iswahyudi Ashari terpaksa berurusan dengan polisi. Pengusaha itu ditangkap di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, lantaran mengancam Boby, pegawai sebuah restoran di Plaza Indonesia.
Kejadian berawal ketika Iswahyudi makan di sebuah restoran di mall tersebut. Namun saat hendak membayar, terjadi selisih paham antara dia dan pegawai restoran, 19 April 2012.
Dari hasil CCTV terungkap Iswahyudi sempat mengeluarkan senjata senjata api jenis Barreta dari balik pinggangnya. Senjata itu diletakkan di atas meja bartender saat berselisih soal tagihan pembayaran makanan.
Atas dasar itulah sang pelayan restoran melaporkan Iswahyudi ke polisi. Pengusaha itu dilaporkan dengan tuduhan mengancam dan melakukan perbuatan tidak menyenangkan.
Iswahyudi membantah mengeluarkan senjata api. Menurut dia, pistol itu hanya pemantik api yang biasa digunakan kebanyakan orang untuk merokok. Namun polisi tetap memeriksa Iswahyudi dan menjadi tersangka kasus perbuatan tidak menyenangkan.
Advertisement
Salah Tangkap di Koja
4 Kali bunyi letusan tembakan senjata api tiba-tiba saja memecahkan keheningan malam warga Koja, Jakarta Utara. Tembakan itu mengenai mobil Toyota Rush hitam milik Robin Napitupulu hingga meninggalkan bekas lubang. Namun, tak ada perlawanan dari pria 26 tahun itu yang memang tak bersenjata.
Warga yang mengira ada penggerebekan teroris pun berhamburan keluar melihat aksi koboi sejumlah pria bersenjata, yang mengaku anggota Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Robin yang panik pun melesat kabur keliling kompleks dengan mobilnya yang bernomor polisi B 1946 KOR, untuk menghindari tembakan susulan. Robin nyaris diamuk massa karena diteriaki maling. Dia yang dikepung massa akhirnya digelandang ke kantor RW dengan tuduhan anggota komplotan curanmor.
Saat itu, polisi memaksa Robin mengaku anggota komplotan curanmor, dengan pukulan bogem mentah hingga gagang senjata digunakan petugas.
Beruntung, warga setempat ada yang mengenali karena R sering mendatangi rumah kekasihnya, Avini Melawati yang tinggal di kompleks itu. Namun, Robin harus dilarikan ke Rumah Sakit Pelabuhan, Jakarta Utara. Dia menderita luka serius dengan 20 jahitan di kepala.
Robin mengaku, arah tembakan polisi ditujukan ke bagian kepalanya. Dan tak hanya sekali, Robin merasakan setidaknya ada 3 hingga 4 kali tembakan yang diluncurkan ke arahnya pada Sabtu malam 12 Oktober 2013 itu.
Keluarga yang tak terima dengan perlakuan polisi dan melaporkan kasus salah tangkap ini ke Polres Jakarta Barat. Meski mobil Rush hitam milik Robin terdapat 4 lubang, terutama di bagian kaca jendela sopir karena ditembaki, namun polisi membantah menembak ke arah korban langsung.
Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Fadil Imran 'meredam' kasus ini dengan mengunjungi Robin dan keluarga di RS Pelabuhan. Fadil datang bersama Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat AKBP Hengki Haryadi, Kapolsek Tanjung Duren Kompol Firman dan Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren AKP Khoiri.
Dalam pertemuan itu, Kapolres meminta maaf kepada Robin dan keluarganya. Fadil juga berjanji polisi siap menanggung biaya pengobatan Robin.
Fadil mengakui adanya kelalaian yang dilakukan anggotanya sehingga mengakibatkan Robin terluka. Menurut dia, ada kesalahpahaman dalam proses penangkapan saat mengejar sindikat pencurian mobil.
Polisi sejatinya memburu mobil Daihatsu Terios milik pelaku pencurian mobil dan didapat informasi mobil curian itu berada di Koja, Jakarta Utara. Tapi, polisi yang menemukan mobil milik Robin malah menduga milik si pencuri.
Fadil berjanji mengenakan sanksi tegas bila anggotanya terbukti bersalah menyalahi prosedur. Terlebih, bila mereka lalai hingga mengakibatkan Robin mengalami luka serius di bagian kepala dan mobilnya rusak.
 'Pamer' Pistol Jaksa Tigaraksa
Mungkin tidak terlintas di benak jaksa dari Kejaksaan Negeri Tigaraksa, Tangerang berinisial MP. Akibat mengancam pegawai SPBU di Jalan Mekar Jaya, Ciater, Kota Tangerang Selatan dengan todongan pistol, ia harus berurusan dengan kepolisian.
Akibat ulahnya ini, Jaksa MP menjadi bahan bullyan di media sosial. Bahkan menjadi buah bibir di media massa pada saat itu. Aksi tersebut berawal sang istri, L, mengantre mobil di SPBU tersebut pada Senin 2 September 2013.
Ketika itu, L yang mengendarai mobil Toyota Rush bernomor polisi B 482 UCI ingin mengisi bahan bakar di SPBU. Namun dia masuk SPBU melalui pintu yang salah. Lantas petugas pun menegurnya. Tak suka dengan teguran itu, L melaporkan kejadian ini kepada sang suami, MP.
Spontan, MP pun melaju ke SPBU itu dan mencari petugas yang bersoal dengan sang istri. Dari sanalah cekcok pun muncul hingga akhirnya perkara ini dibawa ke kantor SPBU. "Saat itulah MP mengeluarkan senjata.
Berdasarkan pengakuan kepada penyidik, sang jaksa 'koboi' pistol tersebut diletakkan MP di atas meja. Bukan ditodongkan ke arah petugas SPBU. Dia juga mengaku senjata yang dibawanya hanyalah korek api berbentuk pistol, bukan senjata api. Namun, akibat aksi 'koboi' itu, petugas SPBU itu jatuh pingsan.
Jaksa MP pun dilaporkan dengan aduan perbuatan tidak menyenangkan dan diancam dengan Pasal 335 KUHP atas nomor laporan 3273/K/IX/2013/SEK.SRP tanggal 3 September 2013.
Advertisement
Penembakan Minibus di Tol JORR
Aksi 'koboi' di ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) kilometer 11, Cipayung, Jakarta Timur dilakukan pengendara KIA Picanto bernomor polisi B 1191 SZN.
Pelaku yang akhirnya diringkus polisi setelah 12 jam usai kejadian ini bernama Rachmanto alias Anton (39). Dia menembakkan peluru ke minibus yang melintas di jalan itu pada Senin 27 Juli 2015.
Kepada polisi, Anton mengaku kesal setelah kendaraannya disalib oleh Xenia bernomor polisi B 1125 KVI. Mobil Xenia itu ditumpangi Dwi dan beberapa anggota keluarganya. Sementara Dwi mengaku Anton ugal-ugalan saat mengendarai mobilnya.
Dwi mengaku kaget kala Anton membuka kaca dan melepaskan tembakan ke arah kaca mobilnya. Beruntung, tak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian ini.
Usai melakukan aksi koboi, pria 39 tahun ini sempat ketakutan lantaran aksinya disebar pengendara Xenia bernama lengkap Dwi Prasetyo di sosial media. Dia membalikan pelat nomor mobilnya untuk mengelabui petugas kepolisian dalam melacak mobilnya.
Anton menyerah tanpa perlawanan dan bersikap kooperatif saat tim Unit Ranmor Polda Metro Jaya meringkus di tempat tinggalnya, Rosewood Garden, Blok F, Nomor 20, RT 4 RW 1, Sarua, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
Kepada polisi, Anton mengaku senjata yang ia gunakan diperoleh sejak ia bergabung dalam klub penembak Ranger Shooting Club.
Akibat 'aksi koboi' ini, polisi menjerat Anton dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 juncto Pasal 335 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.Â
Pengemudi Koboi
Baru-baru ini aksi koboi juga dialami seorang sopir taksi putih bernama Rakhmat Suparman di depan Hotel Maharaja, Tendean, Mampang, Jakarta Selatan pada 26 Okt 2015 pagi sekitar pukul 05.30 WIB.
Peristiwa ini konon dipicu taksi yang hampir menyerempet mobil sang pengemudi 'koboi'. Akhirnya taksi berpelat B 1698 KTH itu ditembak dari arah kiri belakang oleh penembak misterius itu.
Pengemudi koboi itu sempat menodong Rakhmat sambil mengancam akan menembak. Namun Rakhmar terus saja melaju karena ketakutan. Saat itulah pengemudi itu diduga melepaskan tembakan.
Usai menembak taksi, pengemudi 'koboi' itu tak lantas pergi. Ia mengikuti taksi dan memosisikan mobil sejajar dengan Rakhmat seraya meluapkan emosinya.
Setelah itu penembak koboi itu memisahkan diri dengan berbelok ke arah Apartemen Marbella, Bangka, Jakarta Selatan. Sementara Rakhmat mengadukan peristiwa tersebut ke Pospol Mampang.
Berdasarkan pengakuan Rakhmat, ia melihat mobil sang penembak mulai dari lampu merah Mampang Prapatan. Saat lampu menyala hijau dia tancap gas, namun tiba-tiba ia merasa ada sesuatu di bagian kiri belakang mobilnya yang tidak beres.
Polisi masih menyelidiki kasus ini. Pelaku aksi koboi ini juga belum tertangkap. (Rmn/Yus)
Advertisement