Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, Pilkada serentak yang pertama kali digelar Indonesia, ternyata kurang semarak dan tak begitu menarik banyak minat masyarakat.
Menurut dia, pilkada itu sepi peminat lantaran gaduhnya kasus pencatutan nama presiden terkait perpanjangan kontrak karya Freeport.
Kasus yang melibatkan Presdir Freeport Maroef Sjamsoeddin, Ketua DPR Setya Novanto dan Pengusaha Minyak Riza Chalid ini diakui Fahri sangat menyedot perhatian hampir seluruh masyarakat Indonesia.
"Pilkada hampir lewat karena banyak berita 'papa minta saham' berefek pada menurunnya pemilih dan antusiasme masyarakat terhadap pilkada. Ya terbukti golputnya masih besar," ujar Fahri di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (10/12/2015).
Baca Juga
Â
Advertisement
Baca Juga
Namun, politisi PKS itu merasa bersyukur lantaran proses pilkada berlangsung aman dan tertib. "Kita bersyukur proses pilkada berlangsung aman tertib dan tenteram," ungkap dia.
Fahri pun meminta pada pemerintah dan penyelenggara pilkada agar lebih gencar mensosialisasikan pilkada serentak gelombang berikutnya. Â
"Lantaran sepinya pemilih di pilkada serentak, jangan sampai membuat pesimis di pilkada gelombang berikutnya. Kita harus bangun optimisme untuk pilkada yang lebih baik," pungkas Fahri.