Pengalaman Debat Cagub Perdana, Ahok Akan Menjauh dari Hal Ini

Meski akan bicara data, Ahok mengatakan, tidak membutuhkan contekan kertas saat debat.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 17 Jan 2017, 02:07 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2017, 02:07 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku telah melakukan evaluasi dari debat kandidat perdana yang diselenggarakan KPU DKI pada Jumat 13 Januari lalu.

Dari debat itu, salah satu evaluasi dan pelajaran yang didapat Ahok adalah tidak menyerang sebuah profesi dalam debat cagub dan cawagub.

"Enggak usah nyerang profesi katanya. Itu saja," ujar Ahok di Kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Senin 16 Januari 2017.

Untuk itu, pada debat selanjutanya, Ahok akan mengedepankan transparansi data. Ahok menyebut sebagai petahana tidak boleh ada kebijakan yang ditutupi.

Meski akan bicara data, Ahok mengatakan, tidak membutuhkan contekan kertas saat debat.

"Aku sudah hafal, kan (aku) enggak terlalu pinter tapi enggak terlalu bodoh," ujar Ahok.

Selain itu, meski pernyataan dari kebijakan dan data yang dibuka Ahok sering dipelintir oleh pihak lain, Ahok tetap akan terbuka pada data.

Ahok mencontohkan pernyataannya soal jumlah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Pada meme yang tersebar, disebutkan Ahok berbohong tentang 188 RPTRA.

Ahok pun menjelaskan bahwa jumlah RPTRA saat ini memang 188, namun yang diresmikan baru 71.

"Karena RPTRA yang dibangun swasta enggak mau (diresmikan) kalau bukan saya. Nah saya kan non aktif, enggak bisa resmikan. Kayak Kalijodo juga (belum diresmikan)," jelas Ahok.

Dalam debat perdana Jumat lalu, Ahok sempat menyindir cagub nomor urut tiga Anies Baswedan dengan menyebutnya bicara seperti gaya dosen mengajar.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya