Liputan6.com, Bogor - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan akan terjadi di wilayah Bogor hingga dua bulan ke depan, yakni Maret-April 2017.
BMKG juga meramalkan curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang cukup lama, berpeluang terjadi di wilayah Bogor dan sekitarnya hingga akhir Februari 2017.
Baca Juga
Kondisi tersebut disebabkan karena puncak musim hujan di Bogor diperkirakan terjadi pada awal hingga akhir Februari 2017.
Advertisement
"Saat ini wilayah Bogor sudah memasuki masa puncak musim hujan. Di mana, curah hujan tinggi yakni di atas 50 milimeter dan durasi di atas tiga jam," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Dramaga Dedi Sucahyono, Bogor, Jumat (10/2/2017).
Dedi menjelaskan cuaca ekstrem yang terjadi di Bogor saat ini dipicu karena adanya kondisi yang mendukung proses pertumbuhan awan hujan, di beberapa laut sekitar Jabodetabek.
Sementara, suhu muka laut di sekitar Indonesia masih hangat. Sehingga suplai uap air untuk awan-awan hujan cukup potensial.
"Awan-awan yang terbentuk pada masa transisi ini awan hujan konvektif dan berpotensi petir, hujan lebat. Sehingga membuat kondisi cuaca menjadi sangat ekstrem," Dedi menjelaskan.
Karena itu, Dedi mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan atau dataran tinggi, agar mewaspadai bencana tanah longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang lebih lama.
Sedangkan, bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dataran rendah, terutama di sepanjang aliran sungai (DAS), agar waspada terhadap bencana banjir.
Sementara, hari ini BMKG mencatat wilayah Jabodetabek berpeluang diguyur hujan selama seharian. Hujan deras dengan intensitas disertai petir dan angin kencang, terjadi pada Jumat sore hingga malam.
Rata-rata suhu udara mencapai 23 hingga 30 Celsius, dengan kelembaban mencapai 57-95 persen atau basah. Sedangkan, kecepatan hembusan angin rata-rata 20 hingga 25 kilometer per jam.
Meski sejak Kamis malam hingga Rabu siang wilayah Bogor dan Puncak terus diguyur hujan, namun tinggi muka air Sungai Ciliwung di Bendungan Katulampa terpantau stabil. "Hingga pukul 10.00 WIB, tinggi Bendung Katulampa hanya 50 sentimeter," kata Kepala Bendung Katulampa Andi Sudirman, Jumat.