Bersama Petinggi Parpol, MUI Bicarakan Marwah Politik Umat Islam

Menurut Din Syamsuddin, umat Islam seharusnya bisa berdikari dalam kehidupan berpolitik.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Apr 2017, 16:51 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2017, 16:51 WIB
20170118-Wiranto- Din Syamsuddin-MUI- Menko Polhukam-Jakarta- Johan Tallo
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin memberikan keterangan pers, Jakarta Rabu (18/1). Pemerintah dan MUI akan menggelar Rapat Pleno ke-14 Dewan Pertimbang MUI yang bertajuk ‘Kerjasama Ulama-Umara untuk Kemajuan Bangsa’.(Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa petinggi partai politik menghadiri dalam rapat pleno Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tema yang diangkat adalah "Membangkitkan Marwah Politik Umat Islam."

Pantauan Liputan6.com di Gedung MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/4/2017), beberapa petinggi partai politik yang hadir Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, Wakil Sekjen PDI-P Achmad Basarah, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, dan politikus Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin mengatakan, kehadiran para politikus itu adalah untuk bertukar pikiran dan dialog.

"Kita akan berdialog berupa tanggapan atau pandangan kritis soal harga diri dan kejayaan politik umat Islam," ucap Din saat membuka rapat.

Menurut mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah ini umat Islam seharusnya bisa berdikari dalam kehidupan berpolitik. Aspirasi umat seharusnya dapat diperjuangkan, terakomodasi, dan bila perlu dibimbing dalam kerangka NKRI.

"Membela kepentingan umat Islam artinya membela kepentingan rakyat Indonesia. Karena itu, diharapkan ada solusi yang harus dilakukan oleh parpol dalam memperjuangkan umat Islam yang berhimpit dengan kepentingan masyarakat," jelas Din.

Sementara itu, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, umat Islam bersatu bukan hanya saat merasa tersinggung. Tapi, dalam kondisi apa pun.

"Umat ini selalu bergerak saat disinggung. Jadi, harusnya bisa bekerja di sektor kondusif," kata Sohibul.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya