Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadan rupanya tidak lepas dari kemunculan ceramah agama yang berbau provokatif. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendapat laporan di beberapa lokasi di Jakarta dan sekitarnya.
"Ada beberapa menyampaikan laporannya ke kami. Dan terus kita pantau," kata Lukman di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/6/2017).
Pemantauan terus dilakukan Kementerian Agama terhadap ceramah agama yang disampaikan disela ibadah dalam suasana Ramadan. Masjid atau tempat yang masih terdapat ceramah provokatif akan dilakukan tindakan persuasif.
Upaya persuasif ini tidak hanya ditujukan bagi penceramah, tapi kepada pengelola rumah ibadah. Mengingat kewenangan menentukan penceramah dalam satu rumah ibadah ialah pengelola rumah ibadah.
"Agama itu harus didekati dengan pendekatan yang mengayomi, merangkul, yang persuasif. Tidak didekati dengan cara-cara yang represif. Jadi ya kita mengimbau, kita mengajak mereka itu," imbuh dia.
Kementerian Agama mengimbau agar ceramah di rumah ibadah betul-betul berisi ajaran pokok dari agama itu sendiri. Terlebih di bulan Ramadan yang seharusnya menyebar kerahmatan, kemaslahatan kepada semua umat.
"Jangan kemudian ceramah dijadikan alat atau ajang untuk sesama kita menskipun berbeda itu kemudian saling menegasikan, saling menafikanm saling meniadakan satu sama lain," ucap dia.
Advertisement
Tonton Video Menarik Berikut Ini: