Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 231 ribu calon jemaah haji Indonesia akan menunaikan ibadah ke Tanah Suci pada tahun ini. Rencananya, gelombang pertama calon jemaah haji akan diberangkatkan pada 7 Juli 2019 dari Tanah Air ke Madinah.
Sementara kedatangan jemaah haji berakhir pada 16 September 2019 bagi gelombang 2 dari Madinah ke Tanah Air.
"Sebelumnya, jemaah gelombang pertama akan masuk asrama haji pada 6 Juli," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Nizar Ali saat memberikan pembekalan petugas haji Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, seperti dikutip Kamis (25/4/2019).
Advertisement
Dia menyatakan jika persiapan akomodasi dan transportasi jemaah haji sudah selesai. Hal yang masih dipersiapkan terkait adanya penambahan kuota haji sebesar 10 ribu dari Pemerintah Arab Saudi.
Ingin tahu lengkapnya, simak rencana perjalanan jemaah haji Indonesia tahun 1440 Hijriah/2019.
1. 6 Juli 2019: Jemaah haji masuk Asrama Haji.
2. 7 Juli 2019: Awal pemberangkatan gelombang I dari Indonesia-Madinah.
3. 16 Juli 2019: Awal pemberangkatan gelombang I dari Madinah-Mekah.
4. 19 Juli 2019: Akhir pemberangkatan gelombang I dari Indonesia-Madinah.
5. 20 Juli 2019: Awal pemberangkatan gelombang II dari Indonesia-Jeddah.
6. 28 Juli 2019: Akhir pemberangkatan gelombang I dari Madinah-Mekah.
7. 5 Agustus 2019: Akhir pemberangkatan gelombang II dari Indonesia-Jeddah (pukul 24.00 WAS)
8. 9 Agustus 2019: Hari Tarwiyah.
9. 10 Agustus 2019: Wukuf di Arafah.
10. 11 Agustus 2019: Hari Raya Idul Adha 1440 H
11. 12-14 Agustus 2019: Hari Tasyrik.
12. 17 Agustus 2019: Awal kepulangan gelombang I ke Makkah melalui Bandara KAAIA ke Indonesia
13. 20 Agustus 2019: Awal pemberangkatan gelombang II dari Mekah-Madinah.
14. 29 Agustus 2019: Akhir pemulangan gelombang I, dari Makkah melalui Bandara KAAIA Jeddah-Indonesia.
15. 30 Agustus 2019: Awal pemulangan gelombang II dari Bandara Madinah-Indonesia.
16. 6 September 2019: Akhir pemberangkatan gelombang II dari Makkah-Madinah.
17. 15 September 2019: Akhir pemulangan gelombang II dari Bandara Madinah-Indonesia.
18. 16 September 2019: Akhir kedatangan jemaah haji di Tanah Air.
Umur Calon Jemaah Haji Tertua Tahun Ini 105 Tahun, Termuda 17 Tahun
Dua orang tercatat menjadi calon jemaah haji termuda dan tertua yang berangkat pada musim haji 2019. Keduanya merupakan perempuan dan berasal dari dua daerah.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Nizar menyebutkan, calon jemaah haji termuda berasal dari Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, bernama Putri.
Baca Juga
"Dia berumur 17 tahun. Namanya Putri dan dia ini sudah menikah," jelas dia saat menjadi nara sumber Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).
Karena status yang sudah menikah, putri meski baru berumur 17 tahun tetap berhak pergi beribadah haji ke Tanah Suci.
Sementara calon jemaah haji tertua berasal dari Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Perempuan bernama Rahma Alhasin ini tercatat berumur 105 tahun.
Nizar mengatakan, kemungkinan akan menyiapkan petugas khusus untuk menemani jemaah haji tertua ini. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, jemaah haji tertua kerap mendapatkan keistimewaan dari Pemerintah Arab Saudi.
Layanan istimewa dari Pemerintah Arab Saudi seperti adanya penjemputan khusus, pengawalan bahkan ikut menjadi sorotan media setempat.Â
"Tahun kemarin jemaah haji tertua tak bisa bahasa Indonesia, jadi harus ada pendamping yang mendampingi satu orang satu, yang tahu bahasa lokal dan tahu bahasa Arab," dia menandaskan.
Adapun pada tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota haji sebesar 231 ribu dari Pemerintah Arab Saudi. Dari jumlah tersebut, 10 ribu merupakan kuota tambahan.
Â
Advertisement
3 Hal Baru dalam Layanan Penyelenggaraan Haji 2019
Indonesia menjadi negara yang memberangkatkan jemaah haji terbanyak ke Arab Saudi. Khusus tahun ini, kuota haji mencapai 231 ribu jemaah. Besarnya jumlah jemaah haji membuat pemerintah berupaya maksimal memberikan layanannya.
Kabar baiknya, ada beberapa hal baru atau inovasi yang dilakukan pada layanan haji tahun ini. Inovasi ini mengacu pada hasil evaluasi Pemerintah Indonesia yang disampaikan kepada Pemerintah Arab Saudi saat menggelar pertemuan membahas evaluasi penyelenggaraan ibadah haji 2018.
Ini disampaikan Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis. "Ini inovasi yang luar biasa pada tahun ini," jelas dia saat menjadi pembicara pada acara Pembekalan Terinegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440H/2019M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Inovasi pertama berkaitan dengan peningkatan porsi sistem sewa hotel dari blocking time menjadi full musim. Bila pada tahun sebelumnya, sistem sewa hotel dengan skema full musim baru 50 persen, pada tahun ini naik menjadi 75 persen.
"Alhamdulillah kita sudah berhasil 50 persen hotel-hotel yang disewa di Markazia tahun lalu 50 persen dan tahun ini bisa ditingkatkan menjadi 75 presen (full musim) dan 25 persen masih dengan blocking time," tutur dia.
Inovasi lain, Pemerintah Arab Saudi juga menambah satu embarkasi untuk layanan fast track. Kemudian untuk embarkasi lain yang tidak mendapatkan fasilitas ini, akan diberi layanan dari non fast track menjadi semi fast track.
"Jadi semi fast track, mereka (jemaah) akan tetap dimintakan satu sidik jari saat tiba nanti dan distempel paspor dan setelah itu langsung ke bis. Jadi mereka tidak urus bagasi lagi," jelas dia.
Dia menuturkan jika selama ini hal yang banyak menyita waktu jemaah haji adalah soal pengurusan bagasi itu. Sebab itu, Kebijakan ini dinilai akan banyak membantu jemaah haji.
Selain kedua hal tersebut, hal yang dikabulkan Pemerintah Arab Saudi adalah penambahan sarana buang air bagi jemaah haji Indonesia di Mina.
"Pada Desember 2018, Muasassah (organisasi penyelenggara ibadah haji yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi) mengabulkan permintaan menteri agama, yaitu, penambahan jumlah toilet yang pada tahun sebelumnya lima per maktab, mulai haji 2019 ini penambahan menjadi delapan toilet per maktab,"Â tutur dia.
Menurut Sri, sebelum dilakukan penambahan, untuk satu toilet di Mina bisa diantre oleh 68 orang. Namun, dengan adanya penambahan ini, diharapkan antrean itu bisa terurai.
Â
Â
Â